BAB 2 - BISIKAN DI BALIK CERMIN

Elysia terbangun dengan nafas memburu. Dadanya naik turun dan keringat tipis membasahi dahinya. Mimpi yang ia alami terasa lebih nyata, sebuah bayangan menyerupai dirinya tengah berdiri dibalik cermin, tersenyum dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.

Ia meraba ke sekeliling, memastikan bahwa dirinya masih di tempat tidur. Kamar itu gelap hanya diterangi cahaya redup dari lampu jalan yang masuk melalui jendela. Nafasnya mulai melambat, tapi kegelisahan nya masih mencengkram pikirannya.

Matanya beralih ke cermin besar disudut ruangan. Sejak tadi, selalu ada sesuatu yang menggangu pikirannya. Perasaan yang sangat aneh yang membuat bulu kuduknya meremang.

Ia menggigit bibirnya dan mencoba melawan rasa takutnya. Tapi semakin ia berusaha tidak melihat cermin itu, semakin ia merasakan tarikan yang aneh.

Akhirnya, dengan jantung yang kian berdebar, ia perlahan menoleh.

Bayangannya ada disana, seperti yang seharusnya. Tapi sesuatu terasa,,,salah

Elysia menggerakkan tangan kirinya. Bayangannya mengikuti. Ia mengedipkan mata, bayangannya juga mengikuti. Semua tampak normal, setidaknya pada awalnya saja.

Tapi di saat ia hendak memalingkan wajahnya, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Bayangannya tidak langsung ikut berpaling.

Untuk sepersekian detik, pantulan pada cermin tetap menatap dirinya, meski ia sudah memutar kepalanya ke arah lain.

Jantung Elysia mencelos. Ia membalikkan wajahnya dengan cepat, berharap hanya salah lihat. Tapi saat ia kembali menatap cermin, bayangannya sudah kembali normal.

Ia berfikir mungkin ini efek dari kurang tidur. Mungkin pikirannya sedang mempermainkannya.

Elysia menghela nafas panjang, mencoba menenangkan diri. Tapi kemudian--

Ketuk.

Sebuah suara pelan terdengar.

Elysia langsung membeku.

ketuk. Ketuk

Suaranya masih terdengar dari arah yang sama. Ya dari cermin.

Tangannya mencengkram selimut dengan erat. Ia tahu ia tidak seharusnya bergerak, tidak mendekat. Tapi tubuhnya terasa dikendalikan oleh sesuatu yang lebih kuat darinya. Perlahan, ia mulai menyingkap selimutnya dan turun dari tempat tidur nya.

Udara malam terasa lebih dingin dari biasanya. Dengan penuh ke hati hatian ia berjalan mendekati cermin, menahan nafas saat jaraknya semakin dekat.

Lalu, suara itu terdengar lagi kali ini bukan ketukan.

Melainkan sebuah bisikan.

"Elysia,,,"

Matanya membesar. Itu bukan suara angin bukan pula dari imajinasi nya.

Seseorang atau sesuatu sedang memanggilnya dari balik cermin itu.

Tangannya sangat gemetar saat ia hendak menyentuh permukaan kaca tersebut, jantungnya semakin berdebar tak karuan hingga ia bisa mendengarkannya sendiri.

Tepat saat ujung jarinya menyentuh kaca--

BRAKKK !!!

Cermin itu bergetar sangat hebat, seolah ada yang ingin berusaha untuk menerobos keluar. Elysia melompat mundur dengan teriak yang tertahan.

Saat ia kembali menatapnya, cermin itu kembali diam. Tak ada retakan. tak ada gerakan aneh. Hanya bayangannya sendiri yang terpantul disana.

Tapi kini mata pantulan itu,,,, berbeda .

Matanya lebih gelap. Lebih dalam. Dan senyuman kecil mulai terbentuk di bibirnya.

seolah olah sesuatu didalam cermin sedang menunggu.

Menunggu saat yang tepat untuk keluar.

Elysia terjatuh kelantai, jantungnya berdebar dengan begitu keras hingga terasa menyakitkan. Ia tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari cermin yang berada dihadapannya. Nafasnya memburu, otaknya berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.

Pantulan dirinya masih ada disana, berdiri diam dengan ekspresi datar. Namun, ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri. Mata didalam cermin terlihat lebih gelap, lebih kosong... Seakan bukan lagi miliknya.

Tiba tiba lampu kamar berkelip dua kali, lalu padam. Ruangan itu terhanyut dalam kegelapan, Hanya diterangi cahaya redup dari luar jendela. Elysia meraba raba dilantai, mencari ponselnya. Tangannya gemetar saat meraihnya dan menyalakan layar.

02.43 pagi.

Ia menggigit bibirnya perasaan aneh mulai menjalar ditubuhnya lagi. Kenapa selalu di jam jam seperti ini ??

Dalam kegelisahannya, ia mencoba menenangkan diri. Mungkin aku hanya kelelahan. Mungkin ini hanya efek dari kurang tidur.

Tapi saat ia kembali menoleh cermin, tubuhnya membeku.

Refleksinya suda berubah posisi.

Sekarang bayangan itu tidak lagi mengikuti gerakannya.

Elysia mengerjap, berharap ini hanyalah ilusi mata. Ia perlahan mengangkat tangannya. Bayangannya tetap diam. Ia menoleh ke kiri, ke kanan pantulan itu tidak bergerak.

Lalu sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Pantulan itu tersenyum.

Sebuah senyuman kecil yang dingin, terlalu halus jika dianggap suatu kebetulan. Mata hitam didalam cermin menatapnya dengan intens, seolah sedang menunggu reaksinya.

Elysia tersentak mundur. Punggungnya menghantam meja kecil yang tepat berada dibelakangnya, menyebabkan vas bunga jatuh dan pecah berkeping-keping. Ia tidak peduli. Nafasnya semakin berat, matanya tak berkedip menatap cermin yang masih diam.

Lalu... sesuatu bergerak.

Bukan bayangannya, tapi sesuatu dibalik bayangan itu. Sebuah siluet hitam samar muncul disudut pantulan. Bentuknya tidak jelas, tetapi kehadirannya terasa begitu nyatahingga membuat tengkuk Elysia meremang.

Bisikan lagi lagi terdengar. Kali ini lebih jelas.

"Elysia...."

Jantungnya mencelos. Itu bukan suara angin dan imajinasinya.

Ia ingin. Keluar dari kamar. Tapi tubuhnya terasa terkunci di tempat.

Tiba tiba sesuatu dari dalam cermin bergerak cepat- terlalu cepat. Bayangan itu berlari ke arahnya seolah akan menerobos keluar.

Elysia menjerit dan menutup mata.

Hening

Beberapa detik berlalu tanpa suara.

Dengan tubuh yang gemetar, ia perlahan membuka matanya kembali.

Cermin itu masih utuh. tidak ada retakan , tidak ada tanda tanda sesuatu telah menerobos keluar. Pantulan dirinya tampak seperti biasa.

Tapi....ada sesuatu yang berubah.

Bayangan itu tidak lagi tersenyum. Tapi kini, dibalik refleksinya sendiri, samar samar ia melihat. . .

Bayangan Edric. Mendiang Suaminya. . .

---BERSAMBUNG---

Episodes
1 BAB 1 - BAYANGAN CERMIN
2 BAB 2 - BISIKAN DI BALIK CERMIN
3 BAB 3 - BAYANGAN YANG HIDUP
4 BAB 4 - PESAN TERSEMBUNYI
5 BAB 5 - PESAN TERSEMBUNYI (LANJUTAN)
6 BAB 6 - TELEPON TANPA SUARA
7 BAB 7 - DI BALIK BAYANGAN
8 BAB 8 - PINTU YANG TERKUNCI
9 BAB 9 – JEJAK YANG HILANG
10 BAB 10 – CEMBURU BAYANGAN
11 BAB 11 – BAYANGAN DI DALAM KEPALA
12 BAB 12 - KEBENARAN DI BALIK CERMIN
13 BAB 13 - JEJAK DIBALIK CERMIN
14 BAB 14 - MENEMBUS BAYANGAN
15 BAB 15 - JALAN KELUAR YANG HILANG
16 BAB 16 - BAYANGAN YANG MENGAWASI
17 BAB 17 - PINTU KE DUNIA BAYANGAN
18 BAB 18 - JEJAK DI DUNIA BAYANGAN
19 BAB 19 - PINTU TERAKHIR MENARA TANPA CAHAYA
20 BAB 20 - JEJAK YANG TAK TERHAPUS
21 BAB 21 - KEBENARAN YANG TERBELAH
22 BAB 22 - WAJAH DI BALIK RETAKAN
23 BAB 23 - CAHAYA DI BALIK LUKA
24 BAB 24 - JEJAK YANG KEMBALI
25 BAB 25 - PINTU YANG TERKUNCI DARI DALAM
26 BAB 26 - LABIRIN DALAM DIRI
27 BAB 27 - BAYANGAN YANG KEMBALI BERBISIK
28 BAB 28 - SUARA DARI ARSIP YANG TERBAKAR
29 BAB 29 - DIBALIK NAMA NAMA YANG TELAH HILANG
30 BAB 30 - SATU NAMA DALAM DUA WAJAH
31 BAB 31 - SURAT DARI MASA YANG HILANG
32 BAB 32 - JEJAK DI MATA DINA
33 BAB 33 - WARISAN YANG TAK TERUCAP
34 BAB 34 - GERBANG YANG TAK TERKUNCI
35 BAB 35 - DIRI YANG TERHAPUS
36 BAB 36 - PENGHAPUS JEJAK
37 BAB 37 - JEJAK DALAM CAHAYA
38 BAB 38 - DIRI YANG TERBELAH
39 BAB 39 - JEJAK DI BALIK LABIRIN
40 BAB 40 - LABIRIN TANPA PINTU
41 BAB 41 - PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
42 BAB 42 - CAHAYA TAK TERPADAMKAN
43 BAB 43 – JANTUNG BAYANGAN
44 BAB 44 - PINTU TERAKHIR
45 BAB 45– DI ANTARA YANG TERSISA
46 BAB 46 – BAYANGAN BARU
47 BAB 47 - KOTA DI BAWAH KOTA
48 BAB 48 – RUANG TANPA CERMIN
49 BAB 49 – KODE YANG TAK TERTULIS
Episodes

Updated 49 Episodes

1
BAB 1 - BAYANGAN CERMIN
2
BAB 2 - BISIKAN DI BALIK CERMIN
3
BAB 3 - BAYANGAN YANG HIDUP
4
BAB 4 - PESAN TERSEMBUNYI
5
BAB 5 - PESAN TERSEMBUNYI (LANJUTAN)
6
BAB 6 - TELEPON TANPA SUARA
7
BAB 7 - DI BALIK BAYANGAN
8
BAB 8 - PINTU YANG TERKUNCI
9
BAB 9 – JEJAK YANG HILANG
10
BAB 10 – CEMBURU BAYANGAN
11
BAB 11 – BAYANGAN DI DALAM KEPALA
12
BAB 12 - KEBENARAN DI BALIK CERMIN
13
BAB 13 - JEJAK DIBALIK CERMIN
14
BAB 14 - MENEMBUS BAYANGAN
15
BAB 15 - JALAN KELUAR YANG HILANG
16
BAB 16 - BAYANGAN YANG MENGAWASI
17
BAB 17 - PINTU KE DUNIA BAYANGAN
18
BAB 18 - JEJAK DI DUNIA BAYANGAN
19
BAB 19 - PINTU TERAKHIR MENARA TANPA CAHAYA
20
BAB 20 - JEJAK YANG TAK TERHAPUS
21
BAB 21 - KEBENARAN YANG TERBELAH
22
BAB 22 - WAJAH DI BALIK RETAKAN
23
BAB 23 - CAHAYA DI BALIK LUKA
24
BAB 24 - JEJAK YANG KEMBALI
25
BAB 25 - PINTU YANG TERKUNCI DARI DALAM
26
BAB 26 - LABIRIN DALAM DIRI
27
BAB 27 - BAYANGAN YANG KEMBALI BERBISIK
28
BAB 28 - SUARA DARI ARSIP YANG TERBAKAR
29
BAB 29 - DIBALIK NAMA NAMA YANG TELAH HILANG
30
BAB 30 - SATU NAMA DALAM DUA WAJAH
31
BAB 31 - SURAT DARI MASA YANG HILANG
32
BAB 32 - JEJAK DI MATA DINA
33
BAB 33 - WARISAN YANG TAK TERUCAP
34
BAB 34 - GERBANG YANG TAK TERKUNCI
35
BAB 35 - DIRI YANG TERHAPUS
36
BAB 36 - PENGHAPUS JEJAK
37
BAB 37 - JEJAK DALAM CAHAYA
38
BAB 38 - DIRI YANG TERBELAH
39
BAB 39 - JEJAK DI BALIK LABIRIN
40
BAB 40 - LABIRIN TANPA PINTU
41
BAB 41 - PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
42
BAB 42 - CAHAYA TAK TERPADAMKAN
43
BAB 43 – JANTUNG BAYANGAN
44
BAB 44 - PINTU TERAKHIR
45
BAB 45– DI ANTARA YANG TERSISA
46
BAB 46 – BAYANGAN BARU
47
BAB 47 - KOTA DI BAWAH KOTA
48
BAB 48 – RUANG TANPA CERMIN
49
BAB 49 – KODE YANG TAK TERTULIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!