Kamar Asrama dan Masalah pertama

Setelah berhasil melewati ujian masuk dengan cara yang lebih mirip stand-up komedi daripada pertarungan serius, Shin resmi diterima di Akademi Sihir. Tapi, seperti yang sudah bisa ditebak, perjalanan barunya di sini nggak akan mulus.

“Selamat, Shin. Kamu akan tinggal di Asrama Selatan,” kata seorang staf Akademi, wanita muda yang kelihatan sangat kaku. “Itu adalah asrama untuk siswa baru. Pastikan kamu menjaga sopan santun di sana.”

Shin menyeringai, mengangkat alisnya. “Sopan santun? Lo kayaknya nggak ngerti siapa yang lagi diajak ngomong, deh. Gue ini paket lengkap. Nggak sopan, konyol, dan... yah, lo bakal tau sendiri.”

Wanita itu mendelik kesal, tapi nggak ngomong apa-apa lagi. Dia cuma memberikan Shin kunci kamarnya sambil menunjuk ke arah gedung asrama.

Asrama Selatan adalah bangunan besar yang terlihat mewah untuk ukuran Shin. Selama ini, dia tidur di gubuk kecil di gunung, jadi melihat ruangan dengan atap tinggi dan lantai mengilap bikin dia bengong.

“Wah, keren juga. Gue kira bakal kayak penjara, tapi ternyata lumayan. Lumayan buat gue ngotor-ngotorin, sih,” gumam Shin sambil jalan ke kamarnya.

Begitu sampai di depan pintu kamar, dia langsung masuk tanpa basa-basi. Di dalam, dia menemukan dua ranjang, satu di kiri dan satu di kanan. Ranjang di kanan sudah penuh dengan barang-barang—buku sihir, tongkat kecil, dan jubah yang kelihatan mahal.

“Jadi gue punya teman sekamar? Semoga dia nggak nyebelin,” kata Shin sambil melempar tas kecilnya ke ranjang kosong di kiri.

Tepat saat itu, pintu kamar terbuka. Seorang pemuda dengan rambut pirang rapi dan wajah angkuh masuk sambil membawa koper besar. Wajahnya langsung berubah jadi jijik begitu melihat Shin.

“Siapa lo?” tanya pemuda itu dengan nada sinis.

Shin melirik cowok itu dari atas sampai bawah. “Harusnya gue yang nanya gitu. Lo siapa? Kenapa lo ngeliatin gue kayak gue maling?”

Pemuda itu menghela napas panjang, jelas merasa terganggu. “Aku Leo von Altair, pewaris keluarga bangsawan Altair. Dan aku nggak nyangka harus berbagi kamar dengan... dengan makhluk seperti kamu.”

Shin tertawa keras. “Makhluk? Lo ngomong kayak gue ini monster. Santai aja, bro. Gue cuma manusia biasa yang nggak bisa sihir. Nggak usah lebay.”

Leo mengangkat alisnya. “Kamu nggak bisa sihir? Apa Akademi ini sudah kehilangan standar mereka?”

Shin mengangkat bahu, masih santai. “Eh, gue juga bingung kenapa gue di sini. Tapi yang jelas, lo bakal suka sama gue. Gue ini seru banget buat diajak ngobrol. Coba aja.”

Leo mendengus, lalu mulai membereskan barang-barangnya tanpa memperhatikan Shin lagi. Tapi tentu saja, Shin nggak peduli. Dia langsung rebahan di ranjangnya sambil menguap lebar.

“Eh, ngomong-ngomong, lo tidur pake jubah gitu juga? Atau lo punya piyama spesial dari kain emas?” tanya Shin dengan nada bercanda.

Leo menatap Shin dengan tatapan datar. “Tolong diam. Aku butuh ketenangan.”

“Wah, lo boring banget, ya. Hidup lo pasti cuma belajar dan latihan. Percaya deh, lo butuh hiburan,” jawab Shin sambil ketawa kecil.

Leo nggak menjawab. Dia hanya menutup matanya, mencoba mengabaikan keberadaan Shin. Tapi tentu saja, Shin bukan tipe orang yang bisa diabaikan begitu saja.

Hari pertama Shin di Akademi dimulai dengan kekacauan kecil. Pagi-pagi, dia terlambat bangun karena kebiasaannya yang terlalu santai. Ketika Leo sudah siap dengan seragam rapi dan wajah serius, Shin masih terkapar di ranjang dengan rambut acak-acakan.

“Bangun, Shin! Kita harus ke kelas pertama!” teriak Leo.

Shin mengerang, menarik selimutnya. “Santai, bro. Guru nggak bakal marah cuma gara-gara gue telat lima menit.”

“Lima menit? Kamu sudah terlambat sepuluh menit!” Leo hampir kehilangan kesabarannya.

Akhirnya, setelah didorong-dorong oleh Leo, Shin bangun juga. Tapi dia nggak buru-buru. Dia malah berjalan ke kamar mandi dengan santai, lalu keluar lagi dengan seragam yang dipakai asal-asalan. Rambutnya tetap berantakan.

“Gue siap! Ayo, cepet jalan,” kata Shin sambil nyengir.

Leo menatap Shin dengan frustasi. “Apa kamu tidak punya rasa malu?”

“Rasa malu? Buat apa? Gue ganteng, kok,” jawab Shin santai.

Mereka akhirnya sampai di kelas dengan tergesa-gesa. Semua siswa sudah duduk rapi di tempat mereka, sementara seorang guru tua dengan jubah hitam berdiri di depan kelas, jelas-jelas kelihatan kesal.

“Ah, siswa baru. Kamu pasti Shin,” kata guru itu dengan nada sarkastik begitu melihat Shin masuk.

Shin nyengir lebar. “Bener banget, Pak. Gue Shin, siswa paling berbakat di sini.”

Guru itu mendengus. “Bakat apa? Membuat orang lain kesal?”

Seluruh kelas tertawa, tapi Shin malah menanggapinya dengan santai. “Eh, kalau itu bisa jadi pelajaran, gue pasti dapet nilai A+.”

Guru itu menggelengkan kepala, jelas-jelas udah nggak mau berdebat lagi. “Duduk dan diam. Kita mulai pelajaran.”

Shin duduk di kursinya, sementara Leo menunduk malu di sebelahnya. Tapi Shin nggak peduli. Dia menikmati setiap momen kekacauan yang dia buat.

Pelajaran pertama adalah tentang dasar-dasar sihir. Guru itu menjelaskan teori panjang lebar tentang bagaimana energi sihir mengalir di tubuh, bagaimana cara merasakan sihir, dan sebagainya. Tapi Shin? Dia malah mulai menggambar monster lucu di bukunya.

“Shin! Apa yang kamu lakukan?” tanya guru itu tiba-tiba, menunjuk ke arahnya.

Shin mengangkat bukunya, menunjukkan gambar monster kecil yang kelihatan lucu tapi konyol. “Gue lagi bikin monster, Pak. Siapa tahu bisa gue pake buat ngebuka segel sihir gue.”

Seluruh kelas tertawa lagi, sementara guru itu menatap Shin dengan tatapan lelah. “Kamu... benar-benar sulit dipercaya.”

“Eh, itu pujian, ya? Makasih, Pak,” jawab Shin dengan senyum lebar.

Hari pertama Shin di Akademi berakhir dengan lebih banyak tawa dan kekacauan. Meskipun banyak orang menganggapnya menyebalkan, beberapa siswa mulai tertarik dengan kepribadiannya yang santai dan konyol.

Sementara itu, di luar kelas, seorang pria misterius dengan jubah hitam berdiri di atas menara Akademi, mengamati Shin dari kejauhan. Matanya menyipit, penuh rasa penasaran.

“Anak itu... dia berbeda. Tapi apa yang sebenarnya tersembunyi di dalam dirinya?” bisiknya pelan sebelum menghilang ke dalam bayangan.

Episodes
1 Sihir Brengsek!
2 Mantra dan tarian gila!
3 Kehidupan baru, Masalah baru
4 Kamar Asrama dan Masalah pertama
5 Misi pertama yang gagal total
6 Duel dilapangan sihir
7 Kejutan dari kepala sekolah
8 Rahasia dibalik hutan terlarang
9 Monster sialan!
10 Luka lama dibalik tawa!
11 Perangkap sihir
12 Kekacauan dalam kelas sihir
13 Bukan hanya Sihir, Tapi juga Hati!
14 Ujian keberanian
15 Ujian tak terduga
16 Kelanjutan dihutan terlarang
17 Ujian sang penjaga hutan!
18 Pintu menuju kegelapan
19 Keajaiban sihir kacau
20 Kebenaran yang tersembunyi
21 Kembali ke Akademi dan Laporan-laporan kocak
22 Dibalik bayangan
23 Jejak ke Hutan Naga Kegelapan
24 Didalam kegelapan naga hutan
25 Menghadapi kegelapan
26 Benturan terakhir
27 Ketegangan yang membara
28 Gelap yang menghantui
29 Perjalanan yang tak terduga
30 Perang bayangan
31 Cahaya dalam Kegelapan
32 Bayang - bayang yang mengintai
33 Kebangkitan yang terburu buru
34 Jejak yang tertinggal
35 Pertarungan Kekuatan dan Kebijaksanaan
36 Bayangan dibalik kemenangan
37 Kebenaran yang tersembunyi
38 Jejak yang hilang
39 Perang di pegunungan
40 Kebangkitan yang menggetarkan
41 Titik balik ditengah kekacauan
42 Akademi Sihir, Ruang Penyembuhan
43 Kebangkitan Dewa Manusia pertama
44 Pertemuan dengan bayangan masa lalu
45 Kemunculan sang penolong
46 Tujuan pertama selesai!
47 Pelatihan dibawah bimbingan Calen
48 Awal dari sebuah Era Baru
49 Persiapan yang tak terduga
50 Perjalanan 1.500 Hari
51 Sosok Dewa Yang Sempurna
52 Dewa Di Bangku Akademi
53 Dewa, Guru atau Murid?
54 Kehidupan baru Shin di Akademi
55 Dunia tanpa sihir
56 Pria tua bijaksana
57 Ketegangan yang Meningkat
58 Perjumpaan dengan presiden
59 Pengumuman presiden
60 Pembelajaran sejati di Dunia tanpa sihir
61 Puncak Kebijaksanaan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Sihir Brengsek!
2
Mantra dan tarian gila!
3
Kehidupan baru, Masalah baru
4
Kamar Asrama dan Masalah pertama
5
Misi pertama yang gagal total
6
Duel dilapangan sihir
7
Kejutan dari kepala sekolah
8
Rahasia dibalik hutan terlarang
9
Monster sialan!
10
Luka lama dibalik tawa!
11
Perangkap sihir
12
Kekacauan dalam kelas sihir
13
Bukan hanya Sihir, Tapi juga Hati!
14
Ujian keberanian
15
Ujian tak terduga
16
Kelanjutan dihutan terlarang
17
Ujian sang penjaga hutan!
18
Pintu menuju kegelapan
19
Keajaiban sihir kacau
20
Kebenaran yang tersembunyi
21
Kembali ke Akademi dan Laporan-laporan kocak
22
Dibalik bayangan
23
Jejak ke Hutan Naga Kegelapan
24
Didalam kegelapan naga hutan
25
Menghadapi kegelapan
26
Benturan terakhir
27
Ketegangan yang membara
28
Gelap yang menghantui
29
Perjalanan yang tak terduga
30
Perang bayangan
31
Cahaya dalam Kegelapan
32
Bayang - bayang yang mengintai
33
Kebangkitan yang terburu buru
34
Jejak yang tertinggal
35
Pertarungan Kekuatan dan Kebijaksanaan
36
Bayangan dibalik kemenangan
37
Kebenaran yang tersembunyi
38
Jejak yang hilang
39
Perang di pegunungan
40
Kebangkitan yang menggetarkan
41
Titik balik ditengah kekacauan
42
Akademi Sihir, Ruang Penyembuhan
43
Kebangkitan Dewa Manusia pertama
44
Pertemuan dengan bayangan masa lalu
45
Kemunculan sang penolong
46
Tujuan pertama selesai!
47
Pelatihan dibawah bimbingan Calen
48
Awal dari sebuah Era Baru
49
Persiapan yang tak terduga
50
Perjalanan 1.500 Hari
51
Sosok Dewa Yang Sempurna
52
Dewa Di Bangku Akademi
53
Dewa, Guru atau Murid?
54
Kehidupan baru Shin di Akademi
55
Dunia tanpa sihir
56
Pria tua bijaksana
57
Ketegangan yang Meningkat
58
Perjumpaan dengan presiden
59
Pengumuman presiden
60
Pembelajaran sejati di Dunia tanpa sihir
61
Puncak Kebijaksanaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!