Raya sangat kecewa.
Kepulangannya disambut dingin oleh Bara. Kebetulan saat itu semua anggota KapRal beserta manajer berkumpul di apartemen Raya untuk berdiskusi.
Tak ketinggalan Pita, pacar Bara. Gadis berpenampilan serba hitam itu tampak mengecat kuku dengan santainya, seolah tak mau tahu apapun perihal band yang dinaungi pacarnya itu.
"Ada kabar buruk, ya?" tebak Raya kala melihat kemurungan teman-temannya.
"Tidak, Ray …" Karin membuka suara, namun segera dipotong oleh Bara.
"Biarkan dia tahu!" Hardiknya dengan tatapan tajam.
Raya menggigit bibir. Tidak seperti biasa sikap Bara sinis seperti ini. Apa salahnya? Gara-gara KapRal terpaksa membatalkan konser di beberapa tempat? Oh, Raya tidak pernah berharap mendapat musibah seperti ini. Tidakkah manajernya tahu bagaimana perasaannya?
'Aku tidak mengerti. Jika aku penyebab masalah yang justru tidak kupahami, aku minta maaf!" Pinta Raya dengan tatapan menerawang, menahan kesedihan yang timbul perlahan.
Tak ada yang menjawab. Karin menunduk. Reno dan Bemby saling pandang, sedangkan Sagara malah menatap Bara dengan penuh ancaman.
Pria yang berprofesi sebagai manajer itu menghela napas berat dan meraih tas ranselnya. Dikeluarkannya sebuah tabloid yang mengutip pemberitaan miring tentang Raya.Tentang vocalist KapRal yang diduga melakukan plagiasi.
Raya meraih tabloid itu dan membacanya perlahan. Tak lama kemudian, sepasang matanya membulat. Rona mukanya memerah menahan amarah. Dihempaskannya tabloid itu pada Bara. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Aku tidak pernah melakukan plagiat! Siapa yang tega membuat berita ini?" tanya Raya penuh amarah, lupa pada luka yang belum pulih di bahunya.
"Siapapun yang membuat berita ini, itu tidak penting. Yang jelas, kau mencoreng nama KapRal! Kau hanya tinggal menjawab ya atau tidak. Benar kau melakukan plagiasi? Tidakkah kau tahu kalau itu melanggar hukum?" Sungut Bara panjang lebar tanpa sanggup membendung emosinya.
Persetan jika sepulang dari ini Sagara memukuli bahkan membunuhnya. Ini masalah karir dan nama baik. Jika tidak segera diselesaikan, KapRal dan dirinya sendiri bisa hancur.
"Aku tidak pernah plagiat, Bara! Terkutuk jika aku sampai melakukannya. Lagipula, apa kau tak percaya padaku? Tiga tahun kita bekerja sama! Kau tahu betul bagaimana kualitasku!" bela Raya tak mau kalah.
Tampaknya seluruh kuku Pita telah usai diwarnai hingga gadis itu tertarik untuk bergabung. Dihampirinya Bara dan dilingkarkan tangannya ke leher kekasihnya yang jenjang dan berwarna gelap. Ia menatap sinis Raya dan menarik ujung bibirnya.
"Plagiasi bisa dilakukan jika seorang seniman menjumpai ide yang buntu!" katanya menyindir, membuat jantung Raya seakan tertohok.
Pita memang tak pernah menyukai Raya, sejak gadis itu menjadi vocalist KapRal dan menyingkirkannya. Bara pun tak bisa berkutik untuk membela Pita karena produser yang mensponsori KapRal kala itu yang memilih Raya, gadis dari negeri antah berantah yang tak jelas identitasnya.
"Kami sudah diskusi kemarin!" Reno, rhytem guitarist KapRal yang merupakan anggota paling muda, ikut bersuara, "Bara dan Produser memutuskan untuk mengganti Kak Ray, tapi..." suara Reno menggantung, "Aku tidak setuju!"
"Aku juga tidak!" sela Bemby.
"Kupikir nggak adil jika menghakimi Ray, padahal belum tentu berita itu benar. Bisa saja itu ulah oknum tertentu yang nggak suka sama Ray dan berniat menyingkirkan posisinya di KapRal!” kata sang drummer sambil melirik Pita dengan sinis.
Gadis berpenampilan punk itu langsung membuang muka.
Dua suara telah memihak Raya. Tinggal Karin dan Sagara. Namun, dua anak manusia itu akhirnya mengangguk, pertanda jika menyetujui pendapat Reno dan Bemby. Raya terharu.
Teman-temannya begitu baik dan percaya padanya. Raya merasa matanya panas, hendak menumpahkan air mata.
"Baik!" putus Bara setelah kehabisan kata-kata.
“Kami tidak akan mengganti Ray, tapi dengan satu syarat. Ciptakan sebuah lagu. Jika dalam satu bulan lagu itu tidak meledak di pasaran apalagi mengandung unsur plagiarisme, siap-siap kau kuganti dengan orang lain!" Bara bangkit dan segera berlalu diikuti Pita.
Sagara hendak bangkit dan memukul manajernya itu dari belakang, namun dicegah oleh Bemby. Pintu apartemen ditutup dengan keras. Sepertinya disengaja.
"Dasar manusia tak berotak! Dikiranya kita tidak tahu kalau ia hendak memasukkan si Pita ke band kita!" Cibir Karin begitu sosok Bara dan Pita menghilang.
Raya mengangkat bahu. Bisa saja itu benar, tapi ia tak ingin mengomentari. Yang paling penting sekarang adalah mencari cara untuk membuat lagu yang bisa meledak dalam waktu singkat. Lagu yang berbeda dan menciptakan sensasi tersendiri bagi pendengarnya.
Gadis berambut ikal itu menghela napas berat. Mengapa harus Bara yang menjadi musuh dalam selimutnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Reni
Nahhhh perlahan dah nongol musuhnya
2024-06-05
1