Bab 19

Hari ini Bisma sangat sibuk sekali, setelah merasa tenang karena bisa menyewa ruko untuk memulai usahanya, Bisma langsung pergi untuk mencari sekolah TK. Karena kedua putranya harus segera bersekolah.

Ternyata mencari sekolah untuk kedua putranya itu bukanlah hal yang sulit, di dekat komplek perumahan ada sekolah TK yang sudah memiliki fasilitas lengkap.

Tentu saja Bisma langsung mendaftarkan kedua putranya di sana, pihak pengurus sekolah berkata Bisma bisa langsung melunasi uang pendaftaran sekolah dan uang pembelian seragam serta buku pelajaran.

Untuk kelengkapan data diri boleh menyusul, karena memang Bisma tidak membawa kartu keluarga serta data diri kedua putranya, dia hanya menunjukkan ktp-nya saja.

Selesai mendaftarkan kedua putranya untuk bersekolah TK, Bisma pergi ke rumah RT setempat. Tentu tujuannya untuk lapor diri, jika Bisma beserta istri dan kedua anaknya sekarang tinggal di komplek perumahan tersebut.

"Jadi, bagaimana Pak Bisma? Apa anda mau pindah menjadi warga sini atau tetap menjadi warga kampung tempat anda tinggal sebelumnya?" tanya Pak RT setelah mereka mengobrol cukup lama.

"Kalau misalkan saya merubah data diri saya sesuai dengan tempat tinggal di sini, apa keuntungannya Pak RT?" tanya Bisma.

"Tentu akan lebih mudah dalam segala hal, kedua putra anda juga nanti di sekolahnya akan lebih mudah. Karena memang data dirinya sudah dipindahkan sesuai dengan alamat tinggal yang sekarang," jawab Pak RT.

"Oh gitu ya, Pak RT. Kalau begitu nanti saya pindahkan deh data dirinya, apa bisa lewat pak RT saja?" tanya Bisma.

"Tentu saja bisa, Pak Bisma. Kalau anda meminta saya yang mengurusnya, tentu ada harga untuk itu. Karena saya pergi tidak berjalan kaki," jawab Pak RT.

Pak RT nampak tertawa setelah mengatakan hal itu, Bisma ikut tertawa karena paham jika pak RT sedang meminta uang administrasinya.

Bisma juga sangat paham jika di dunia ini memang tidak ada yang gratis, semuanya butuh uang. Dia merasa beruntung karena kini Bisma sudah memiliki banyak uang.

Dia merasa jika jalan yang dia pilih sudah sangat benar, memuja Kanjeng Ratu adalah hal yang terbaik. Lebih tepatnya menikah dengan siluman Buaya.

Karena dengan seperti itu, Bisma bisa memiliki harta yang melimpah ruah. Bahkan, setiap uang yang Bisma keluarkan akan kembali dengan jumlah yang banyak. Itu yang Bisma sangat suka.

"Santai saja, Pak RT. Anda mau minta berapa? Nanti saya kasih, selama masih masuk akal tentu saja saya akan menurutinya," jawab Bisma.

Pak RT tersenyum lebar mendengar apa yang dikatakan oleh Bisma, pria yang menjabat sebagai Rukun Tetangga itu merasa senang karena akan mendapatkan uang yang banyak. Karena menurutnya Bisma bukanlah orang yang perhitungan.

Benar saja, setelah dia menyebutkan nominal angka yang dia minta kepada Bisma, tanpa ragu Bisma mengeluarkan uang tersebut. Pak RT semakin melebarkan senyumannya.

"Kalau begitu, nanti balik lagi saja ke sini. Bawa identitas diri kamu agar bisa secepatnya dirubah, nanti kalau ada apa-apa biar enak kalau sudah menjadi warga sini," ujar Pak RT.

"Siap, Pak RT. Kalau begitu saya pulang dulu ini sudah sore. Mungkin, besok pagi saya datang lagi," ujar Bisma seraya berpamitan.

"Iya, saya paham. Sampai jumpa besok pagi," ucap Pak RT.

Setelah berbicara dengan pak RT, Bisma segera pulang ke rumah barunya. Hari ini rasanya sangat lelah sekali, dia juga merasa lapar. Dia ingin makan dan ingin segera tidur.

Tentunya dia juga ingin mandi, karena tubuhnya terasa begitu lengket. Seharian mondar-mandir ke sana kemari membuat dia begitu cape, lelah dan badannya terasa begitu kotor dengan debu.

"Mas sudah pulang?" tanya Surti ketika melihat Bisma yang masuk ke dalam kamar utama.

"Sudah, Sayang. Mas baru aja pulang, Mas kangen. Mas capek banget," jawab Bisma.

Bisma langsung memeluk istrinya lalu dia mencium bibir istrinya dengan begitu mesra, Surti merasa senang dan langsung membalas pagutan bibir dari suaminya tersebut.

Setelah Bisma mengalami kelumpuhan pada sebelah kakinya, dia begitu jarang memadu kasih dengan istri tercintanya.

Bisma terlalu kecewa dan merasa terpuruk dengan keadaannya, tentunya hal itu membuat dia banyak melamun dan tidak bersemangat untuk menjalani hidup.

Bahkan, untuk memberikan nafkah batin kepada istrinya pun dirasa begitu enggan. Beruntung Surti tidak pernah melayangkan protesnya, dia begitu paham akan keadaan suaminya.

Sesekali mereka memang akan memadu kasih, itupun jika Bisma sedang dalam keadaan sadar jika dirinya tetap harus memberikan nafkah batin kepada istrinya.

"Mas, katanya cape loh. Istirahat aja dulu," ujar Surti ketika dia merasakan jika suaminya itu mulai membuka kain yang melekat di tubuhnya.

"Cape sih, Dek. Tapi kayaknya capeknya bakalan hilang deh kalau Mas ngajakin kamu main kuda-kudaan," jawab Bisma.

Setelah melihat tubuh istrinya dalam keadaan polos, Bisma juga tanpa ragu melucuti pakaian yang dia kenakan. Setelah itu, dia mengangkat tubuh Surti dan merebahkannya di atas tempat tidur.

"Mas pengen banget," ujar Bisma yang langsung mencium bibir istrinya kembali.

Kedua tangannya bahkan begitu aktif meremat kedua dada istrinya tersebut secara bergantian, Surti sampai mengerang penuh nikmat karena ulah suaminya itu.

Bisma merasa senang sekali melihat reaksi dari istrinya, lalu dia mulai menuntun miliknya agar memasuki liang kelembutan milik istrinya tersebut.

Namun, baru saja bisa menggoyangkan pinggulnya, tiba-tiba saja Surti teringat akan benda aneh yang dia temukan di kamar sebelah.

"Mas, tadi Ade nemuin benda aneh di kamar sebelah. Bentuknya kaya sisik ikan, tapi tebel. Warnanya emas dan bikin Surti merinding seharian, itu benda apa ya, Mas?" tanya Surti seraya memainkan coco chip milik suaminya.

Bisma yang awalnya terlihat bersemangat langsung menghentikan aktivitasnya, dia teringat akan dirinya yang tadi malam bercinta dengan penuh gairah bersama dengan Kanjeng Ratu.

Bisma jadi takut jika benda yang sulit ditemukan adalah benda milik Kanjeng Ratu, pria itu lalu melepaskan miliknya dan langsung bertanya kepada istrinya tersebut.

"Di mana benda itu?" tanya Bisma.

"Ade simpen, Mas. Nanti Ade kasih, sekarang lanjut lagi. Ade masih pengen," ujar Surti.

"Nanti aja lanjutnya, Mas mau lihat dulu apa yang kamu temukan tadi pagi." Bisma langsung turun dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Ya," jawab Surti lesu karena tidak jadi mendapatkan kenikmatan.

Terpopuler

Comments

Eli Juwita105

Eli Juwita105

lagian salah sendiri lagi oN
kok ngobrollll🤣

2024-05-31

0

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

😀😀😀😀

2024-03-05

1

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!