Bab 17

Setelah memastikan istrinya pergi ke kamar Bagas dan juga Bagus, Bisma dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kamar khusus yang dia siapkan untuk Kanjeng Ratu.

Pada saat dia masuk ke dalam kamar tersebut, ternyata benar apa yang dikatakan oleh istrinya, di dalam kamar itu sangat bau. Bau kemenyan dan juga bau amis.

Dengan cepat Bisma menyemprotkan pengharum ruangan di dalam kamar tersebut, setelah itu dia menyembunyikan tempat kemenyan yang tadi malam dia pakai.

Lalu, dengan cepat dia merapikan tempat tidurnya. Lalu, dia menyemprotkan pengharum ruangan dengan begitu banyak.

"Ah! Selesai juga, semoga saja tidak tercium bau lagi." Bisma mengusap dadanya lalu segera keluar dari dalam kamar itu.

Bisma sudah seperti seorang suami yang menyembunyikan selingkuhannya, padahal Kanjeng Ratu adalah istri keduanya. Walaupun memang status pernikahan mereka harus dirahasiakan.

Karena jika ada yang tahu tentang pernikahan mereka, hal itu akan membahayakan bagi dirinya dan juga membahayakan Kanjeng Ratu. Bahkan, hal itu bisa membahayakan keluarga kecilnya.

Setelah itu, Bisma dengan cepat masuk ke dalam kamarnya kembali dan segera membersihkan tubuhnya. Dia mandi dengan kilat karena takut Surti akan mencari dirinya.

"Sudah selesai mandinya?" tanya Surti ketika melihat Bisma yang keluar dari dalam kamar utama.

Surti dan juga kedua putranya sama seperti Bisma, dia baru keluar dari dalam kamar. Surti membantu kedua putranya untuk mandi dan memakai baju.

"Iya, Sayang. Mas lapar, ayo makan." Bisma menggendong kedua putranya di sisi kanan dan juga kirinya. Selain karena begitu menyayangi kedua putranya, dia juga ingin menghindari pertanyaan dari Surti.

Bagas dan juga bagus terlihat begitu bahagia, keduanya sampai tertawa-tawa seraya memeluk Bisma. Surti langsung tersenyum dengan begitu lebar, bahagia sekali melihat pemandangan seperti ini.

Jika saja Sari masih ada, pasti Surti akan merasa lebih bahagia lagi. Namun, sepertinya untuk saat ini Surti tidak sepatutnya meratapi kepergian putri kecilnya. Lebih baik dia mendoakan putrinya agar diterima di sisi Tuhan.

"Duduk dan makan yang banyak, biar kalian tumbuh besar," ujar Bisma seraya mendudukan kedua putranya.

"Ya, Pak." Keduanya menjawab dengan kompak.

Surti langsung menyiapkan makanan untuk suami dan juga kedua putranya, lalu dia juga menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri. Keempat orang itu nampak makan dengan lahap.

Bahkan, Bisma sampai nambah dua kali. Tenaganya terkuras habis setelah dia bercinta dengan Kanjeng Ratu, maka dari itu dia membutuhkan asupan makanan yang banyak.

"Aku kenyang, Pak. Mau langsung main aja, boleh main di kolam renang?" tanya Bagus.

"Bagas juga mau main air," timpal Bagas.

"Boleh, tapi di pinggiran saja. Soalnya semakin ke tengah, airnya semakin dalam," jawab Bisma.

Kedua putra Bisma itu langsung bersorak kegirangan, karena sekarang mereka bisa bermain air berdua saja di tempat yang nyaman.

Surti sempat mengantarkan kedua putranya untuk bermain di kolam renang, setelah itu Surti kembali menemui Bisma dan meminta pria itu untuk mengajak dirinya masuk ke dalam kamar yang diklaim sebagai ruang tempat penyimpanan uang itu.

"Masuklah, Sayang. Tidak ada yang aneh dengan kamar ini, tidak ada bau menyengat yang kamu katakan tadi." Bisma membuka pintu kamar tersebut dengan lebar.

Surti langsung masuk ke dalam kamar tersebut, lalu dia mengedarkan pandangannya dan menelisik ruangan itu.

Surti bisa melihat jika di sana ada lemari dengan ukuran besar, saat Surti membuka lemari tersebut, Surti terlihat begitu kalian karena ternyata lemari tersebut isinya uang semua.

"Loh, Mas! Ini kenapa uangnya begitu banyak? Bukankah kemarin ngga segini?" tanya Surti.

Untuk sesaat Bisma terdiam, dia soalnya sedang mencari alasan yang tepat untuk diutarakan kepada istrinya tersebut.

"Oh! Anu, Yang. Mas lupa cerita, Mas juga diberikan cek oleh pengacara mendiang bos Mas. Kemarin ceknya Mas cairkan, jadi uangnya bertambah banyak."

"Ya ampun, Mas. Jadi kita beneran jadi orang kaya?" tanya Surti dengan raut bahagia dan juga tidak percaya di wajahnya.

"Iya, Sayang. Sekarang Mas mau pergi, mau nyari tempat buat jualan. Kamu sama anak-anak di rumah aja dulu, nanti kalau sudah dapat tempat Mas bakalan ngajak kamu."

Bisma memeluk istrinya, lalu dia memberikan ciuman yang begitu mesra kepada istrinya. Hal itu tentunya dia lakukan agar istrinya tidak curiga kepada dirinya.

"Iya, Mas. Adek nurut," jawab Surti.

"Kamu temenin anak-anak berenang, aku mau pergi dulu." Bisma mengambil tas ransel miliknya dan mengisinya dengan uang.

Setelah itu dia mengambil kunci mobilnya dan berpamitan kepada Surti, tentunya jika ada dia ingin membeli sebuah ruko di tempat yang ramai.

Ruko yang bisa dia sulap menjadi rumah makan, dia yakin jika dagangannya pasti akan laris. Terlebih lagi dia akan meminta bantuan kepada Kanjeng Ratu, pasti usahanya akan langsung berhasil, pikirnya.

Pria itu pergi dengan menggunakan mobilnya, berbeda dengan Surti. Wanita itu masih anteng di dalam ruangan tersebut, Surti yang masih penasaran dengan ruangan tersebut, masih ingin melihat-lihat.

"Tunggu bentar deh, ini apa?" tanya Surti ketika tatapan matanya jatuh pada benda seperti sisik tetapi berwarna emas.

Benda itu berada di dekat kaki ranjang, tidak hanya satu tetapi ada beberapa benda tipis menyerupai kulit kering. Namun, jika diperhatikan benda tersebut nampak seperti emas.

"Apa ini?" tanya Surti yang langsung mengambil benda tersebut

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

kok bersisik sih?

2024-03-01

1

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

kok buaya ada siaiknya thor...

2024-02-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!