Bab 14

"Kalian mau apa?" Ara hendak menjauh. Namun saat melihat tatapan tajam dari dua orang berbadan tegap yang ada dibelakangnya membuat Ara terdiam.

"Nona Ara tidak perlu takut, biarkan mereka menyelesaikan tugasnya dengan baik," ucap Edward yang masuk kedalam kamar.

"Tapi...."

"Anda percaya padaku?"

Ara menganggukkan kepalanya, karena hanya pria itu lah yang selama ini bersikap baik padanya.

Edward pun tersenyum. "Aku akan kembali jika semua sudah siap."

Ara hanya diam saat melihat Edward dan dua orang pria berbadan tegap keluar dari kamar, dan pasrah saat wanita yang menyentuh wajahnya mulai memberikan sapuan make up yang membuatnya sedikit terkejut setelah melihat hasilnya.

"Ini aku?" tanya Ara dengan terkejut. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Wajahnya yang biasa polos dan hanya memakai bedak, kini tampak berbeda dengan riasan pada mata dan bibirnya.

"Anda sangat cantik, bukan?" ucap wanita yang menghias wajah Ara. "Tapi tanpa make up pun sebenarnya Anda sudah cantik," pujinya dengan jujur.

Ara hanya menganggukkan kepalanya. "Tapi untuk apa wajahku di make up seperti ini?"

"Karena Anda akan—" wanita itu tak meneruskan perkataannya saat melihat Edward datang.

"Apa sudah selesai?" tanya Edward.

"Tinggal mengganti pakaian saja."

"Kalau begitu cepatlah!" perintah Edward.

Karena tuan Dewa hanya memberikan waktu singkat untuk merubah penampilan Ara, apalagi semua orang yang ada di ruangan kini sudah siap, termasuk dokter Tristan yang kembali dipanggil untuk menjadi saksi.

Wanita yang dikenal sebagai MUA handal dan terkenal itu pun kembali bekerja, untuk mengganti pakaian sang calon mempelai wanita.

Sementara Ara hanya diam meskipun bingung saat wanita itu menyuruhnya berganti pakaian. Dan semakin bingung saat ia dibawa ke sebuah ruangan, dimana banyak orang yang terlihat menunggunya. Tidak ketinggalan ada Dewa juga yang tampak enggan menatap dirinya, dan terlihat fokus pada sosok lainnya yang ada diruangan tersebut.

Ara yang dipaksa duduk berdampingan dengan Dewa, lagi-lagi hanya diam karena tak berani untuk sekedar bertanya ada apa. Dan semuanya terjadi begitu saja saat ia dinyatakan sah sebagai istri seorang Dewa Arbeto.

"Tunggu dulu! Apa-apaan ini?" tanya Ara dengan terkejut setelah tersadar dengan apa yang terjadi.

Sungguh ia merasa tidak percaya, keberadaannya ditempat tersebut sebagai seorang mempelai wanita dengan Dewa sebagai mempelai pria nya.

"Bawa dia masuk!" perintah Dewa pada asisten pribadinya.

"Baik Tuan." Edward pun melaksanakan tugasnya dengan membawa Ara kembali masuk ke dalam kamar tamu.

"Aku tidak mau! Lepaskan aku!" teriak Ara dengan memberontak. "Aku bilang lepaskan!"

Ara pun mengigit tangan Edward dengan keras hingga bisa terbebas. Dengan cepat ia berlari pergi dari tempat tersebut, namun langkahnya terhenti saat dua orang pria berbadan tegap berdiri dihadapannya.

"Kau ingin masuk kedalam kamar itu sendiri! Atau kedua pria itu yang akan menggendong mu masuk kedalam?" Dewa berkata dengan tegas.

"A-aku masuk sendiri saja."

Ara pun mau tidak mau kembali masuk ke dalam kamar dengan perasaan tak terima. Tak terima dengan pernikahan yang telah terjadi, dan tak terima dengan statusnya yang kini telah berubah menjadi istri seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri dari suami kakak angkatnya sendiri, dan dengan kata lain menjadi istri kedua.

"Istri keduamu itu sangat unik, sejak tadi diam saja. Tapi begitu sadar langsung mengamuk bagaikan singa betina," seloroh Tristan dengan tertawa.

Tawa yang kini berubah menjadi erangan kesakitan saat perutnya disikut oleh Dewa.

"Kalian bereskan semuanya, pastikan kembali tidak ada yang membuka mulut mereka!" ucap Dewa pada Edward dan Tristan sebelum beranjak dari ruangan tersebut.

"Hei, kau mau kemana? Kenapa buru-buru? Ini masih siang..." goda Tristan dengan kembali tertawa.

Dan lagi-lagi tawa itu berubah jadi erangan kesakitan saat sebuah benda melayang tepat mengenai wajahnya. Sedangkan Edward tertawa melihat wajah Tristan yang berubah menjadi merah.

"Sialan! Tuan mu itu ternyata semakin kejam saja setelah melepas perjakanya," gerutu Edward sembari mengusap wajahnya yang terkena timpukan.

Edward sendiri memilih pergi dari ruangan tersebut untuk menjalankan tugas Dewa, dari pada mendengar gerutuan dokter Tristan.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Klo moyangnya menikah lg krn disuruh istri pertama shg menghasilkan keturunan dgn berbagai macam karakter termasuk di Dewa yg sangat angkuh, sedangkan Dewa menikah lg krn cuma sama Ara otongnya bereaksi..

2024-05-28

1

Yani Yani

Yani Yani

sekalinya lihat melongo lohh dewa

2024-05-21

0

Hamidah Ramadhan

Hamidah Ramadhan

perjakah

2024-02-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!