Bab 3. Berekspektasi

Sebenarnya jantung Abbey sedikit bermasalah kali ini. Tubuh Rylee sungguh menggoda. Bahkan sosok Thanos saja tidak seberotot itu. Terbersit pikiran nakal di benak Abbey, tetapi dia sempat ragu.

"Apakah aku harus berkompromi dengannya?" gumam Abbey.

"Abbey?" Suara Rylee mengejutkan.

"Baiklah, Rylee. Aku malas berdebat kali ini. Kamu bisa meminta apa pun dariku, tetapi aku butuh bantuanmu. Pertama, pakai kembali Hoodie-mu. Baru aku akan menjelaskan bantuan apa yang kuinginkan darimu."

Rylee tersenyum. Rupanya gayung mulai bersambut. Tidak sulit untuk Rylee melakukan apa pun permintaan Abbey. Walaupun dia belum tahu apa itu?

"Aku tidak akan memakainya sebelum ada kata sepakat di antara kita. Aku tidak mau hanya menguntungkan dirimu saja. Aku juga perlu tahu keuntungan apa saja yang akan kudapatkan." Rylee mencoba bernegosiasi.

"Baiklah. Terserah apa pun maumu, Rylee. Aku ingin kamu membantuku mendapatkan sisa gaji dan pesangon yang belum keluar dari tempatku resign. Alasanku resign adalah tidak tahan dengan sikap bosku yang selalu memaksakan kehendak dan sering kali merayuku. Padahal istrinya adalah temanku saat di Senior High School."

"Lalu?" Rylee menunggu perintah selanjutnya.

"Maukah kamu menjadi pasangan kencanku? Aku ingin membuktikan pada mantanku bahwa keputusanku untuk resign adalah tepat. Aku bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik darinya," jelas Abbey.

Rylee jelas tidak langsung menyetujui permintaan Abbey. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan wanita itu untuk menjamin bahwa kehidupannya terjamin.

"Aku akan setuju setelah kamu menyetujui beberapa syarat yang kuajukan. Pastikan kehidupanku tidak kekurangan apa pun. Mulai dari makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kenyamanan. Kalau kamu setuju, apa pun akan kulakukan. Selain itu, aku juga ingin tahu, berapa usiamu saat ini?"

Abbey tidak paham. Mengapa Rylee terus saja mengejar usianya. Apakah dia terlihat aneh atau keriput di matanya?

"Aku 36 tahun."

"Janda atau–"

"Sudah kukatakan sejak awal kalau aku belum menikah," ucap Abbey memotong pembicaraan.

"Oh, maaf. Korban patah hati yang gagal move on. Sabar, ya! Kamu jangan khawatir. Aku bisa melakukan apa pun," cibir Rylee.

"Lalu, usiamu?" Abbey ternyata juga sama penasaran.

"Jauh lebih muda darimu. Aku 25 tahun."

Abbey merasa minder harus berkencan dengan berondong. Bahkan jarak usianya tidak tanggung-tanggung, yaitu 11 tahun.

"Apakah aku terlihat tua?"

"Tidak. Bahkan kamu terlihat jauh lebih muda dari usia aslinya. Tidak masalah untukku. Asalkan semuanya sudah disetujui. Saat ini pun aku siap."

Setelah kesepakatan itu terjadi, Abbey membelikan Rylee pakaian, aksesoris, dan beberapa yang dibutuhkan. Pengeluarannya cukup banyak karena permintaan laki-laki itu sangat berkelas. Sungguh di luar dugaan Abbey.

Setelah itu, timbul masalah baru lagi. Unit yang ditempati Abbey adalah 1 bedroom. Itu artinya, hanya ada 1 kamar di sana.

"Selama kamu bersamaku, aku tidak bisa memberikan kamar untukmu. Kamu bisa tidur di sofa ruang tamu," ujar Abbey.

"Tidak bisa. Solusinya cuma 1, yaitu berbagi ranjang denganku. Aku tidak biasa tidur di sofa. Tubuhku bisa pegal-pegal," tolak Rylee.

Tentu saja ini menjadi masalah serius untuk Abbey. Dulu, saat menjalin hubungan dengan Thanos, dia bahkan belum pernah tidur sekamar dengan pria itu. Sampai kejadian yang memilukan dan membuat Abbey patah hati.

"Aku tidak bisa!" tegas Abbey.

"Apa kamu takut denganku? Jangan khawatir! Aku tidak akan meniduri wanita yang tidak memiliki kesepakatan denganku. Aku juga tidak akan memerkosa klienku tanpa izin."

"Apa katamu?" tanya Abbey dengan suara yang bergetar.

"Sudahlah, Abbey. Kita sudah sama-sama dewasa. Kamu pasti sudah pernah melakukannya dengan mantanmu dulu. Pantas saja kamu susah move on. Hanya karena sulit melupakan desahannya, bukan?"

Jika bukan karena kesepakatan, Abbey pasti sudah melempar Rylee ke jalanan. Namun, tidak kali ini. Cuma dia satu-satunya yang bisa dijadikan pion untuk menghadapi musuh-musuhnya.

Akhirnya, mereka tinggal di dalam kamar yang sama. Di ranjang yang sama, tetapi diberikan pembatas. Abbey sudah memberikan peringatan bahwa Rylee tidak boleh melewati batas. Kalau sampai itu terjadi, Abbey tidak segan menagih biaya yang sudah dia keluarkan.

Keesokan harinya, Abbey harus kembali ke kantor Van. Hari ini dia harus mendapatkan uangnya. Lumayan untuk bersenang-senang dan menghibur diri.

"Jadi, apakah aku harus mengaku menjadi calon suamimu?" tanya Rylee saat sarapan.

"Terserah peranmu apa. Asalkan uangku keluar."

"Aku mendapatkan bagian berapa persen?" tanya Rylee. Otaknya yang dipenuhi dengan kata foya-foya tidak puas tanpa uang di tangannya.

"Aku heran. Kenapa isi otakmu hanya uang, barang branded, lalu semua kemewahan. Apakah seperti ini caramu berkencan dengan para wanita?"

"Tidak juga. Lebih dari itu. Bahkan mereka membayarku dengan cara tidur bersama. Ya, kamu tahulah apa maksudku."

Seketika Abbey mendelik. Dia tidak mungkin terlena dan menyerahkan seluruh hidupnya pada laki-laki muda yang sama sekali tidak jelas asal-usulnya.

"Ah, terserah apa pun itu. Kamu sudah siap? Kalau siap, kamu harus mengemudikan mobilku. Kita akan pergi ke kantor bersama-sama."

"Aku?" Rylee terheran. "Kenapa bukan kamu saja?"

"Peranmu sebagai calon suami harus lebih dewasa dan perhatian pada wanita. Tidak hanya itu, kamu juga harus membukakan pintu untukku saat sampai di sana. Aku akan mengganti pakaianku sebentar. Tunggu di sini!"

Tidak lama, Abbey kembali. Penampilannya terlihat sangat cantik di mata Rylee sehingga laki-laki itu tidak berkedip sama sekali. Jika orang lain tahu, sudah bisa dipastikan tidak akan bisa menebak usianya yang hampir 40 tahun.

"Kamu cantik, Abbey!" Pujian itu lolos begitu saja dari mulut Rylee.

Pikiran dan kenyataan tidak sejalan. Selama ini Rylee selalu berhubungan dengan para gadis muda. Sedangkan pertemuannya dengan Abbey membuatnya semakin tertantang untuk menaklukkan wanita berumur itu.

Sementara Van terlihat kesal saat Helen menemaninya ke kantor. Dia tidak tahu apa yang terjadi saat reuni sehingga membuat Abbey memutuskan untuk resign.

"Sayang, apakah kamu dan Abbey bertengkar?" tanya Van.

"Memangnya kamu pikir akulah penyebab dia resign? Oh, atau diam-diam kamu naksir padanya?" tuding Helen.

Jelas saja Van mengelak. Walaupun memiliki ketertarikan khusus pada Abbey, tetapi kalau sampai Helen tahu, bisa kacau semuanya.

"Bukan seperti itu, Sayang! Abbey memutuskan resign secara sepihak. Kamu tahu kan kalau dia itu sekretaris senior di perusahaanku. Dia sudah menguasai seluruh pekerjaan di sini. Bagaimana kalau dia memilih bekerja di tempat lain?" Padahal Van semangat bekerja karena ada Abbey yang sangat menarik untuknya.

"Nanti kubantu mencari kandidat sekretaris senior. Banyak di luaran sana yang jauh lebih kompeten ketimbang Abbey. Apalagi dia itu sudah berumur. Jelas kalah dengan yang muda-muda, Sayang. Kantormu ini harus ada masa transisi untuk memberikan kesempatan pada kaum muda untuk menunjukkan dedikasinya," jelas Helen yang memang sejak awal tidak menyukai Abbey.

Saat sepasang suami istri itu berbincang, rupanya resepsionis memberitahukan bahwa Abbey kembali. Hal itu membuat Van berekspektasi cukup tinggi.

"Sudah kubilang kalau kamu akan kembali padaku. Cuma aku satu-satunya pria yang bisa membuatmu nyaman dan akan meratukanmu seumur hidupku," gumam Van.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

Si Van PD banget ya 😉

2023-12-17

0

Biduri Aura

Biduri Aura

Bos mata keranjang minta tabok 😤😤😤😤

2023-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penipu
2 Bab 2. Tubuh Rylee
3 Bab 3. Berekspektasi
4 Bab 4. Kecupan
5 Bab 5. Pembalasan
6 Bab 6. Ajakan Tidur Bersama
7 Bab 7. Sadar Diri
8 Bab 8. Memeras Thanos
9 Bab 9. Hal Mengerikan
10 Bab 10. Dugaan Perselingkuhan
11 Bab 11. Rindu Sosok yang Menyakiti
12 Bab 12. Curiga Tak Berkesudahan
13 Bab 13. Diagnosis Hamil
14 Bab 14. Meminta Izin
15 Bab 15. Kecurigaan Van
16 Bab 16. Ketahuan
17 Bab 17. Ketakutan Abbey
18 Bab 18. Hilangnya Kepercayaan
19 Bab 19. Menerima Perjodohan
20 Bab 20. Calon Suami
21 Bab 21. Kedatangan Keluarga Calon
22 Bab 22. Abbey Menerima
23 Bab 23. Tetap Dilanjutkan
24 Bab 24. Calon Anakku
25 Bab 25. Kepedulian Eric
26 Bab 26. Kedatangan Calon Menantu
27 Bab 27. Mencari Sesuatu
28 Bab 28. Bertemu Rylee
29 Bab 29. Menuju Bandara
30 Bab 30. Bukan Zaylin
31 Bab 31. Anne Hamil
32 Bab 32. Toilet
33 Bab 33. Ketahuan
34 Bab 34. Kondisi Anne
35 Bab 35. Rencana Helen
36 Bab 36. Rumit
37 Bab 37. Foto Wanita Lain
38 Bab 38. Meminta Satu Hal
39 Bab 39. Mengalihkan Situasi
40 Bab 40. Kekesalan Rylee
41 Bab 41. Kesal pada Eric
42 Bab 42. Pernikahan
43 Bab 43. Butuh Pembuktian
44 Bab 44. Keputusan Orang Tua
45 Bab 45. Sensitif
46 Bab 46. Syarat dari Papa
47 Bab 47. Tidak Terima
48 Bab 48. Rylee Pusing
49 Bab 49. Kisah Van
50 Bab 50. Rencana Mendekati Helen
51 Bab 51. Berpasangan
52 Bab 52. Menyisakan Luka
53 Bab 53. Respons Abbey
54 Bab 54. Keputusan Sepihak
55 Bab 55. Kedatangan Eric
56 Bab 56. Kejutan
57 Bab 57. Undangan Van
58 Bab 58. Perbincangan Wanita Hamil
59 Bab 59. Menghadapi Dixie
60 Bab 60. Harapan Zaylin
61 Bab 61. Berniat Rujuk
62 Bab 62. Harga Diri
63 Bab 63. Bertemu Abbey
64 Bab 64. Menyembunyikan Sesuatu
65 Bab 65. Abbey Berpamitan
66 Bab 66. Menunjukkan Sesuatu
67 Bab 67. Dixie Vs Helen
68 Bab 68. Menyadari Kesalahan
69 Bab 69. Fakta Terungkap
70 Bab 70. Pro dan Kontra
71 Bab 71. Tidak Dimengerti
72 Bab 72. Kesalahpahaman
73 Bab 73. Keputusan Abbey
74 Bab 74. Tak Akan Bercerai
75 Bab 75. Sisi Lain Dixie
76 Bab 76. Kedatangan Zaylin dan suami
77 Bab 77. Akhir Cerita
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Penipu
2
Bab 2. Tubuh Rylee
3
Bab 3. Berekspektasi
4
Bab 4. Kecupan
5
Bab 5. Pembalasan
6
Bab 6. Ajakan Tidur Bersama
7
Bab 7. Sadar Diri
8
Bab 8. Memeras Thanos
9
Bab 9. Hal Mengerikan
10
Bab 10. Dugaan Perselingkuhan
11
Bab 11. Rindu Sosok yang Menyakiti
12
Bab 12. Curiga Tak Berkesudahan
13
Bab 13. Diagnosis Hamil
14
Bab 14. Meminta Izin
15
Bab 15. Kecurigaan Van
16
Bab 16. Ketahuan
17
Bab 17. Ketakutan Abbey
18
Bab 18. Hilangnya Kepercayaan
19
Bab 19. Menerima Perjodohan
20
Bab 20. Calon Suami
21
Bab 21. Kedatangan Keluarga Calon
22
Bab 22. Abbey Menerima
23
Bab 23. Tetap Dilanjutkan
24
Bab 24. Calon Anakku
25
Bab 25. Kepedulian Eric
26
Bab 26. Kedatangan Calon Menantu
27
Bab 27. Mencari Sesuatu
28
Bab 28. Bertemu Rylee
29
Bab 29. Menuju Bandara
30
Bab 30. Bukan Zaylin
31
Bab 31. Anne Hamil
32
Bab 32. Toilet
33
Bab 33. Ketahuan
34
Bab 34. Kondisi Anne
35
Bab 35. Rencana Helen
36
Bab 36. Rumit
37
Bab 37. Foto Wanita Lain
38
Bab 38. Meminta Satu Hal
39
Bab 39. Mengalihkan Situasi
40
Bab 40. Kekesalan Rylee
41
Bab 41. Kesal pada Eric
42
Bab 42. Pernikahan
43
Bab 43. Butuh Pembuktian
44
Bab 44. Keputusan Orang Tua
45
Bab 45. Sensitif
46
Bab 46. Syarat dari Papa
47
Bab 47. Tidak Terima
48
Bab 48. Rylee Pusing
49
Bab 49. Kisah Van
50
Bab 50. Rencana Mendekati Helen
51
Bab 51. Berpasangan
52
Bab 52. Menyisakan Luka
53
Bab 53. Respons Abbey
54
Bab 54. Keputusan Sepihak
55
Bab 55. Kedatangan Eric
56
Bab 56. Kejutan
57
Bab 57. Undangan Van
58
Bab 58. Perbincangan Wanita Hamil
59
Bab 59. Menghadapi Dixie
60
Bab 60. Harapan Zaylin
61
Bab 61. Berniat Rujuk
62
Bab 62. Harga Diri
63
Bab 63. Bertemu Abbey
64
Bab 64. Menyembunyikan Sesuatu
65
Bab 65. Abbey Berpamitan
66
Bab 66. Menunjukkan Sesuatu
67
Bab 67. Dixie Vs Helen
68
Bab 68. Menyadari Kesalahan
69
Bab 69. Fakta Terungkap
70
Bab 70. Pro dan Kontra
71
Bab 71. Tidak Dimengerti
72
Bab 72. Kesalahpahaman
73
Bab 73. Keputusan Abbey
74
Bab 74. Tak Akan Bercerai
75
Bab 75. Sisi Lain Dixie
76
Bab 76. Kedatangan Zaylin dan suami
77
Bab 77. Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!