Sebenarnya jantung Abbey sedikit bermasalah kali ini. Tubuh Rylee sungguh menggoda. Bahkan sosok Thanos saja tidak seberotot itu. Terbersit pikiran nakal di benak Abbey, tetapi dia sempat ragu.
"Apakah aku harus berkompromi dengannya?" gumam Abbey.
"Abbey?" Suara Rylee mengejutkan.
"Baiklah, Rylee. Aku malas berdebat kali ini. Kamu bisa meminta apa pun dariku, tetapi aku butuh bantuanmu. Pertama, pakai kembali Hoodie-mu. Baru aku akan menjelaskan bantuan apa yang kuinginkan darimu."
Rylee tersenyum. Rupanya gayung mulai bersambut. Tidak sulit untuk Rylee melakukan apa pun permintaan Abbey. Walaupun dia belum tahu apa itu?
"Aku tidak akan memakainya sebelum ada kata sepakat di antara kita. Aku tidak mau hanya menguntungkan dirimu saja. Aku juga perlu tahu keuntungan apa saja yang akan kudapatkan." Rylee mencoba bernegosiasi.
"Baiklah. Terserah apa pun maumu, Rylee. Aku ingin kamu membantuku mendapatkan sisa gaji dan pesangon yang belum keluar dari tempatku resign. Alasanku resign adalah tidak tahan dengan sikap bosku yang selalu memaksakan kehendak dan sering kali merayuku. Padahal istrinya adalah temanku saat di Senior High School."
"Lalu?" Rylee menunggu perintah selanjutnya.
"Maukah kamu menjadi pasangan kencanku? Aku ingin membuktikan pada mantanku bahwa keputusanku untuk resign adalah tepat. Aku bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik darinya," jelas Abbey.
Rylee jelas tidak langsung menyetujui permintaan Abbey. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan wanita itu untuk menjamin bahwa kehidupannya terjamin.
"Aku akan setuju setelah kamu menyetujui beberapa syarat yang kuajukan. Pastikan kehidupanku tidak kekurangan apa pun. Mulai dari makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kenyamanan. Kalau kamu setuju, apa pun akan kulakukan. Selain itu, aku juga ingin tahu, berapa usiamu saat ini?"
Abbey tidak paham. Mengapa Rylee terus saja mengejar usianya. Apakah dia terlihat aneh atau keriput di matanya?
"Aku 36 tahun."
"Janda atau–"
"Sudah kukatakan sejak awal kalau aku belum menikah," ucap Abbey memotong pembicaraan.
"Oh, maaf. Korban patah hati yang gagal move on. Sabar, ya! Kamu jangan khawatir. Aku bisa melakukan apa pun," cibir Rylee.
"Lalu, usiamu?" Abbey ternyata juga sama penasaran.
"Jauh lebih muda darimu. Aku 25 tahun."
Abbey merasa minder harus berkencan dengan berondong. Bahkan jarak usianya tidak tanggung-tanggung, yaitu 11 tahun.
"Apakah aku terlihat tua?"
"Tidak. Bahkan kamu terlihat jauh lebih muda dari usia aslinya. Tidak masalah untukku. Asalkan semuanya sudah disetujui. Saat ini pun aku siap."
Setelah kesepakatan itu terjadi, Abbey membelikan Rylee pakaian, aksesoris, dan beberapa yang dibutuhkan. Pengeluarannya cukup banyak karena permintaan laki-laki itu sangat berkelas. Sungguh di luar dugaan Abbey.
Setelah itu, timbul masalah baru lagi. Unit yang ditempati Abbey adalah 1 bedroom. Itu artinya, hanya ada 1 kamar di sana.
"Selama kamu bersamaku, aku tidak bisa memberikan kamar untukmu. Kamu bisa tidur di sofa ruang tamu," ujar Abbey.
"Tidak bisa. Solusinya cuma 1, yaitu berbagi ranjang denganku. Aku tidak biasa tidur di sofa. Tubuhku bisa pegal-pegal," tolak Rylee.
Tentu saja ini menjadi masalah serius untuk Abbey. Dulu, saat menjalin hubungan dengan Thanos, dia bahkan belum pernah tidur sekamar dengan pria itu. Sampai kejadian yang memilukan dan membuat Abbey patah hati.
"Aku tidak bisa!" tegas Abbey.
"Apa kamu takut denganku? Jangan khawatir! Aku tidak akan meniduri wanita yang tidak memiliki kesepakatan denganku. Aku juga tidak akan memerkosa klienku tanpa izin."
"Apa katamu?" tanya Abbey dengan suara yang bergetar.
"Sudahlah, Abbey. Kita sudah sama-sama dewasa. Kamu pasti sudah pernah melakukannya dengan mantanmu dulu. Pantas saja kamu susah move on. Hanya karena sulit melupakan desahannya, bukan?"
Jika bukan karena kesepakatan, Abbey pasti sudah melempar Rylee ke jalanan. Namun, tidak kali ini. Cuma dia satu-satunya yang bisa dijadikan pion untuk menghadapi musuh-musuhnya.
Akhirnya, mereka tinggal di dalam kamar yang sama. Di ranjang yang sama, tetapi diberikan pembatas. Abbey sudah memberikan peringatan bahwa Rylee tidak boleh melewati batas. Kalau sampai itu terjadi, Abbey tidak segan menagih biaya yang sudah dia keluarkan.
Keesokan harinya, Abbey harus kembali ke kantor Van. Hari ini dia harus mendapatkan uangnya. Lumayan untuk bersenang-senang dan menghibur diri.
"Jadi, apakah aku harus mengaku menjadi calon suamimu?" tanya Rylee saat sarapan.
"Terserah peranmu apa. Asalkan uangku keluar."
"Aku mendapatkan bagian berapa persen?" tanya Rylee. Otaknya yang dipenuhi dengan kata foya-foya tidak puas tanpa uang di tangannya.
"Aku heran. Kenapa isi otakmu hanya uang, barang branded, lalu semua kemewahan. Apakah seperti ini caramu berkencan dengan para wanita?"
"Tidak juga. Lebih dari itu. Bahkan mereka membayarku dengan cara tidur bersama. Ya, kamu tahulah apa maksudku."
Seketika Abbey mendelik. Dia tidak mungkin terlena dan menyerahkan seluruh hidupnya pada laki-laki muda yang sama sekali tidak jelas asal-usulnya.
"Ah, terserah apa pun itu. Kamu sudah siap? Kalau siap, kamu harus mengemudikan mobilku. Kita akan pergi ke kantor bersama-sama."
"Aku?" Rylee terheran. "Kenapa bukan kamu saja?"
"Peranmu sebagai calon suami harus lebih dewasa dan perhatian pada wanita. Tidak hanya itu, kamu juga harus membukakan pintu untukku saat sampai di sana. Aku akan mengganti pakaianku sebentar. Tunggu di sini!"
Tidak lama, Abbey kembali. Penampilannya terlihat sangat cantik di mata Rylee sehingga laki-laki itu tidak berkedip sama sekali. Jika orang lain tahu, sudah bisa dipastikan tidak akan bisa menebak usianya yang hampir 40 tahun.
"Kamu cantik, Abbey!" Pujian itu lolos begitu saja dari mulut Rylee.
Pikiran dan kenyataan tidak sejalan. Selama ini Rylee selalu berhubungan dengan para gadis muda. Sedangkan pertemuannya dengan Abbey membuatnya semakin tertantang untuk menaklukkan wanita berumur itu.
Sementara Van terlihat kesal saat Helen menemaninya ke kantor. Dia tidak tahu apa yang terjadi saat reuni sehingga membuat Abbey memutuskan untuk resign.
"Sayang, apakah kamu dan Abbey bertengkar?" tanya Van.
"Memangnya kamu pikir akulah penyebab dia resign? Oh, atau diam-diam kamu naksir padanya?" tuding Helen.
Jelas saja Van mengelak. Walaupun memiliki ketertarikan khusus pada Abbey, tetapi kalau sampai Helen tahu, bisa kacau semuanya.
"Bukan seperti itu, Sayang! Abbey memutuskan resign secara sepihak. Kamu tahu kan kalau dia itu sekretaris senior di perusahaanku. Dia sudah menguasai seluruh pekerjaan di sini. Bagaimana kalau dia memilih bekerja di tempat lain?" Padahal Van semangat bekerja karena ada Abbey yang sangat menarik untuknya.
"Nanti kubantu mencari kandidat sekretaris senior. Banyak di luaran sana yang jauh lebih kompeten ketimbang Abbey. Apalagi dia itu sudah berumur. Jelas kalah dengan yang muda-muda, Sayang. Kantormu ini harus ada masa transisi untuk memberikan kesempatan pada kaum muda untuk menunjukkan dedikasinya," jelas Helen yang memang sejak awal tidak menyukai Abbey.
Saat sepasang suami istri itu berbincang, rupanya resepsionis memberitahukan bahwa Abbey kembali. Hal itu membuat Van berekspektasi cukup tinggi.
"Sudah kubilang kalau kamu akan kembali padaku. Cuma aku satu-satunya pria yang bisa membuatmu nyaman dan akan meratukanmu seumur hidupku," gumam Van.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Bzaa
Si Van PD banget ya 😉
2023-12-17
0
Biduri Aura
Bos mata keranjang minta tabok 😤😤😤😤
2023-06-16
0