Ayano Shin, seorang pemuda berusia lima belas tahun, adalah Tuan Muda dari klan Ayano yang tinggal di Kota Aeras, sebuah kota yang terkenal dengan keindahan alam dan arsitektur yang menakjubkan. Kota Aeras terletak di negara yang sebelumnya dipimpin oleh sang 'Absolute Ruler' angin, dan terletak di benua utara. Selain itu, Kota Aeras juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan kegiatan sosial yang ramai di wilayah tersebut.
Penampilan Shin mengenakan jas hitam elegan yang di bawahnya terdapat kemeja putih yang terlihat rapi dan bersih. Celana hitam panjang serta beralas kaki yang cukup sederhana.
Selain itu, dia juga memiliki rambut hitam pendek dan teratur. Matanya berwarna coklat tua dan memiliki ekspresi yang tajam dan serius. Dia memiliki bentuk wajah yang tegas dan maskulin, dengan dagu yang runcing dan bibir yang tipis.
Secara keseluruhan, penampilan Shin cukup sederhana namun sangat menarik. Dia adalah karakter yang bersifat tidak mudah menyerah dan menarik perhatian.
Saat ini, Shin berlari dengan cepat melewati bangunan-bangunan yang terbakar dan melihat suasana di sekelilingnya yang sangat suram dan menakutkan. Malam itu, terasa seperti malam kiamat yang sangat mengerikan!
Tepat ketika Shin berlari di antara bangunan yang hampir roboh, dia melihat seorang anak kecil yang menangis di dalam rumah. Anak itu memegang erat sebuah boneka sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Teriakan dan suara gemuruh bangunan yang runtuh membuat suasana semakin mencekam.
"Ma ... Mama ...." Anak kecil itu terus memanggil dengan suara lirih sambil menangis tersedu-sedu.
Tanpa ragu-ragu, Shin masuk ke dalam rumah yang sudah hampir roboh itu untuk menyelamatkan anak kecil itu. Namun, bangunan tersebut mulai runtuh perlahan-lahan dan Shin tidak bisa keluar dengan mudah.
"Aegis!" Shin berteriak dengan lantang sambil menciptakan sebuah pelindung yang berbentuk seperti gelembung, namun sangat keras dan mampu melindungi anak kecil itu dari serpihan bangunan yang hancur di sekitarnya. Suara ledakan dan kehancuran membuat suasana semakin menegangkan, namun Shin tetap tegar dan bertahan untuk menyelamatkan anak kecil itu.
Aegis adalah jenis sihir yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan terlalu banyak arcana untuk diaktifkan. Meskipun demikian, sihir ini tetap berguna bagi para penyihir pemula atau yang memiliki sedikit keahlian dalam sihir.
Shin dengan cepat mendekati anak kecil itu dan memegang tangannya dengan lembut, lalu berkata dengan suara terburu-buru, "Ayo, jangan tinggal di sini, sangat berbahaya!" Namun, anak kecil itu tetap tidak merespon dan hanya semakin menangis dengan suara yang semakin keras. Shin merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa di tengah situasi yang genting seperti ini. Ia ingin segera menuju ke tempat patriark klan Ayano di mana kerabat-kerabatnya berada, namun ia juga tidak bisa meninggalkan anak kecil tersebut yang masih membutuhkan pertolongan.
Dalam kebingungannya, Shin merasakan adanya perasaan cemas yang semakin menggelayutinya, ia merasa sangat khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menyelamatkan anak kecil itu. Karena itu, Shin akhirnya memutuskan untuk membawa pergi anak kecil tersebut bersamanya dan berusaha mencari orang tuanya, meskipun ia tahu itu tidak mudah dalam situasi yang sangat genting seperti sekarang.
"Krek-krek-krek"
Suara retak semakin menggema dari dalam rumah besar itu, menimbulkan suasana yang menegangkan dan memprihatinkan. Shin merasa cemas karena pelindung yang ia keluarkan untuk melindungi dirinya dan anak kecil yang ia temukan tadi mulai melemah. Ia merasa kesulitan mengendalikan arcana di dalam tubuhnya yang belum sempurna.
Tak lama kemudian, langit-langit rumah mulai runtuh dan pelindung Shin pun menghilang dengan cepat. Ia merasa panik karena merasa tidak bisa melindungi dirinya dan anak kecil yang berada di sisinya. "Sial!" umpat Shin dengan nada yang kesal dan cemas.
Namun, ia tidak lama merenung dalam kepanikannya, Shin kemudian menatap anak kecil yang masih berdiri di hadapannya dan berkata dengan suara yang tenang, "Gadis kecil yang baik, kakak pasti akan menolongmu. Jadi, tolong berpegangan dengan kuat," ucap Shin sembari meraih tangan anak tersebut dan menggendongnya. Tiba-tiba, Shin merasa ada yang aneh dengan anak itu setelah melihat bekas luka di lehernya.
Shin dengan cepat membawa anak itu pergi dari tempat berbahaya tersebut, saat itu mereka disusul dengan runtuhnya rumah besar yang terdengar menggelegar. Sulit dibayangkan jika anak kecil tadi tertimpa bangunan yang begitu besar itu. Perlahan, api yang membara semakin membesar dan membuat bangunan-bangunan di sekitarnya hancur rata dengan tanah. Suasana di sekitar tempat itu begitu panas karena api yang menjalar di mana-mana dan hampir saja membuat kulit mereka terbakar.
Ketika situasinya semakin tidak terkendali, suara ledakan dari segala arah mulai terdengar. Penduduk kota di tempat itu kini telah hilang, tidak diketahui apakah mereka sudah melarikan diri ke sisi lain kota atau menjadi korban dalam bencana tersebut.
Sementara itu, di tempat Rey.
Rey berusaha menyeimbangkan dirinya setelah menyerang dengan pedang yang ditangkis begitu mudah oleh lawannya yang sangat terampil. Suara benturan pedang terus bergema hingga sesekali mengeluarkan percikan api. Orang itu berdiri dengan santai sambil menangkis dan menyerang begitu sangat mahir. Hal tersebut membuat Rey mengerutkan keningnya, ia merasa sangat kesulitan menghadapi musuhnya yang begitu kuat.
"Sungguh pria yang tangguh," ucap Rey dengan senyum sinis di wajahnya.
Rey berusaha menyerang lagi dengan cepat, ia melompat dan mengeluarkan serangan yang cukup dahsyat, tetapi lawannya dengan mudahnya menangkisnya. Orang berambut putih itu kemudian dengan santai melemparkan sebuah pisau ke arah Rey dan mengakibatkan lengan kirinya terputus. Darah merah segar mengalir dari luka itu dan Rey berteriak kesakitan dengan suara yang memilukan. Suara pekikannya begitu menyayat hati sehingga tak tahan didengar oleh siapapun. Namun, orang berambut putih hanya tertawa terbahak-bahak, menikmati penderitaan yang dirasakan oleh Rey yang berguling-guling di tanah.
Sementara itu, Shin masih berlari dengan cepat, sambil menggendong seorang anak kecil, ia akhirnya melihat dua sosok yang terlihat sedang mencari sesuatu.
Dalam suasana yang semakin panas dan berbahaya, Shin memperingatkan kedua orang tersebut, "Kenapa kalian masih ada di sini? Cepat pergi!" Suara Shin terdengar jelas meskipun ia masih berada jauh dari kedua orang itu.
Salah satu dari mereka memandang ke arah anak kecil yang digendong Shin, dan tanpa bisa menahan kebahagiaannya, pria itu berteriak, "Rena ... Anakku, itu Rena!" Walaupun wajahnya masih samar-samar, darah yang mengalir di tubuhnya seakan memberikan keyakinan bahwa itu adalah anaknya yang dicarinya.
Setelah membawa gadis tersebut ke dekat kedua orang tuanya, Shin menurunkannya dengan lembut. Namun, alih-alih diterima dengan baik, Shin malah dihadang oleh tindakan kasar dari kedua orang tua gadis tersebut. Ibu gadis itu bahkan menendang Shin dan menuduhnya sambil berkata, "Kau ... Dasar iblis! Kau sudah melakukan apa terhadap anakku, huh?!"
Shin merasa kebingungan dan kesal atas perlakuan tersebut, ia berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun sayangnya kedua orang tua itu sudah terlanjur salah paham dan tidak ingin mendengar penjelasan Shin.
Setelah melihat Shin terjatuh di tanah, kedua orang tua gadis kecil tersebut langsung bergegas mendekati putrinya yang masih terdiam di belakang. Dengan suara yang gemetar disertai tangis yang tersedu-sedu, ayahnya berbicara, "Putriku, maafkan ayah dan ibumu ini. Kami tidak bisa menjadi orang tua yang layak bagimu."
Sementara itu, ibunya mengusap air mata sang anak dengan suara lemah yang penuh kasih, "Nak, sekarang kamu sudah aman bersama kami." Terlihat bahwa meskipun mereka bukan orang tua yang sempurna, namun cinta dan kasih sayang mereka terhadap anak mereka tidak pernah berkurang.
Setelah banyak kata yang diucapkan oleh kedua orang tua tersebut, anaknya tetap terdiam tanpa kata-kata. Ayahnya merasa kecewa dan akhirnya melampiaskan emosinya kepada Shin yang baru saja berdiri.
"Dasar kau orang terkutuk! Apa yang kau lakukan pada putriku? Kenapa dia seperti ini?" Pria itu mengeluarkan sihir api yang membentuk bola di sekitarnya sambil berteriak dengan lantang yang dipenuhi perasaan campuran kesedihan dan kemarahan.
Shin merasa panik melihat bola api tersebut dan buru-buru mencoba untuk menenangkan situasinya dengan berkata, "Tung-tunggu dulu ... Kalian salah paham, tolong dengarkan penjelasanku terlebih dahulu." Suaranya terdengar gugup.
Meskipun Shin sudah berusaha untuk memberikan penjelasan, orang tersebut tetap tidak mau mendengarkannya dan terus mengancam untuk menyerangnya. Namun, ketika orang itu hendak melepaskan sihirnya, suara gadis kecil yang tidak stabil tiba-tiba terdengar, "Ma-ma ... Pa-pa ..."
Kedua orangtua gadis kecil tersebut sangat terkejut dan memperhatikan anaknya dengan cemas. Gadis kecil itu lalu meminta maaf atas nama Rena dan mengungkapkan betapa ketakutannya, "Ma-afkan Re-na. Aku ... aku sangat takut, Mama, Papa."
Suara gadis kecil tersebut terdengar rendah dan terengah-engah, namun tetap terdengar jelas oleh kedua orangtuanya yang ada di depannya. Mereka merasa khawatir dan ingin tahu apa yang terjadi. Melihat ada yang aneh dengan anak mereka, kedua orangtua tersebut mendekat dan ibunya bertanya dengan lembut, "Ada apa, Putriku?" Namun, gadis kecil itu hanya diam dan tidak memberikan jawaban apapun.
Tiba-tiba, situasi menjadi semakin mengerikan ketika kepala anak itu terbelah menjadi empat bagian dan terbuka seperti bunga teratai yang hanya memiliki empat kelopak. Namun, kejadian menyeramkan itu belum berakhir. Sesuatu yang kelihatannya seperti kepala kelabang muncul dari dalam tubuhnya dengan antena yang terangkat.
Dan kemudian, kepala kelabang tersebut langsung berubah menjadi kepala yang menempel di tubuh gadis kecil itu. Pemandangan mengerikan ini membuat kedua orangtua gadis kecil tersebut terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Anak kecil yang biasanya begitu polos dan manis, tiba-tiba berubah menjadi monster mengerikan. Mereka merasa sangat putus asa saat melihat putri kecil mereka berubah seketika. Kedua orang tua itu meratap dengan histeris dan tak terkontrol, menangis karena melihat anak mereka mengalami perubahan yang sangat mengerikan dan tak terduga.
Shin, yang juga menyaksikan kejadian itu, merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, bahwa gadis yang telah ia selamatkan tadi ternyata adalah seorang monster. Dia sama sekali tidak menyangka hal tersebut. Melihat keadaan kedua orang tua anak itu, Shin merasa kasihan meskipun ia sudah diperlakukan dengan kasar. Ia berinisiatif untuk menenangkan mereka berdua. Namun saat ia melangkah ke depan, ia tiba-tiba melihat gadis yang berubah menjadi monster itu sudah dalam posisi siap menyerang dengan dua buah tentakel dari punggungnya yang memiliki ujung seperti kapak.
"Awas!" teriak Shin dengan keras ke arah mereka berdua, namun ia sudah terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Ayano
Instant dead 😱
2023-04-27
1
Ayano
Wohooo akhirnya
2023-04-27
0
Ayano
Semoga tu anak selamat dan bisa ketemu emaknya. Dalam gini tuh ngingetin kek manhwa korea yang awal-awal muncul hole terus banyak bangunan ancur. Bayanganku gitu sekarang
2023-04-27
0