Chapter 1 - Kegilaan Dan Kekejian

Waktu membawa kita kepada zaman dimana sihir menjadi sangat penting dalam diri seseorang. Zaman ini lebih dikenal dengan sebutan sebagai zaman kedamaian. Meskipun tidak sepenuhnya dapat dikatakan sebagai zaman yang telah damai karena banyak sekali ancaman dan bahaya yang mengintai di sekeliling.

Dalam suasana malam yang kelam, seorang penyihir muda bernama Ayano Shin berlari dengan cepat melintasi hutan lebat. Dia terus mengejar waktu untuk dapat mempertahankan hidupnya dan melindungi dirinya dari para pemburu penyihir yang kejam. Hutan yang diselimuti oleh kegelapan, membuatnya harus berlari dengan segala keberaniannya, menghindari akar pohon dan memanjat di atas batu besar yang tajam.

Tubuhnya terus bergerak, sementara bulan berada di posisi yang tidak terlihat. Dia terus melaju melewati pohon-pohon yang rindang, sementara napasnya tersengal-sengal dan jantungnya berdetak dengan kencang. Dia berlari secepat mungkin, menghindari bahaya dan ancaman yang menyerangnya. Suara desisan daun yang terinjak, dan desisan angin yang menyebabkan rambutnya berdesir membuat ketegangan semakin meningkat.

"Lari ... Larilah sejauh mungkin! Hyahahahaha!" teriak salah seorang pemburu penyihir dengan tawa kegirangan sambil mengejarnya dari belakang.

Pemburu penyihir itu mengenakan jubah berwarna yang mencolok yaitu warna merah. Warna merah melambangkan keberanian dan kekuatan, dan juga menunjukkan status mereka sebagai penjahat dan pengikut yang setia dari tujuan mereka untuk memburu penyihir.

Beberapa anggotanya memiliki penampilan yang menakutkan dan berbahaya, dengan pakaian yang terlihat kasar dan fungsional. Mereka mungkin mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti kulit atau kain yang diperkuat dengan baja. Pakaian tersebut dilengkapi dengan armor yang melindungi mereka dari serangan fisik dan perisai untuk membantu mereka menghindari serangan sihir.

Saat para anggota pemburu penyihir mengejarnya dengan sihir api yang membara, Shin berlari dengan penuh ketakutan, berusaha sekuat tenaga menghindari serangan yang mengarah ke arahnya. Dan hasilnya, efek sihir itu justru membakar sekelilingnya hingga membuat pohon-pohon terbakar dan memberikan atmosfer yang penuh tekanan. Pengejaran ini terus berlanjut hingga mereka akhirnya sampai di pinggiran kota Aeras.

"Gawat! dia akan segera memasuki kota. Cepat patahkan kaki orang itu!" teriak pemimpin pemburu penyihir dengan suara yang lantang memerintahkan sesuatu yang kejam.

Anggota pemburu yang terampil dan lincah melesat dengan kecepatan kilat menuju Shin, yang tampak lelah setelah berlari sejauh itu. Dalam sekejap, pedang tajam di tangan pemburu hampir saja mengoyak kaki Shin yang tidak berdaya. Namun tak terduga, angin kencang datang mengguncang para pemburu penyihir dengan kekuatan dahsyat dan memperbesar nyala api yang menyala di sekitar mereka. Mereka yang berada di sekitar api tiba-tiba terbakar dalam kobaran yang dahsyat, hingga tubuh mereka menjadi hangus dan tak berbentuk.

Setelah berhasil mengalahkan para pemburu penyihir yang mengejarnya dengan lincah, Shin yang terjatuh di tanah merasakan ketakutan yang menggigil di setiap urat nadinya. Napasnya terengah-engah dengan cepat, seakan-akan ingin melepaskan diri dari tubuhnya yang rapuh.

Namun, kemudian seorang pemuda dari dalam kota mendekatinya dengan sigap, lalu menatapnya dengan tajam dan bertanya, "Apa kau tidak apa-apa, Shin?" Pemuda itu terlihat gagah dengan pakaiannya yang terbuat dari sutra berkualitas tinggi dan berwarna hijau giok, yang dipenuhi dengan potongan dan aksen yang sangat unik dan rumit seperti bordir tradisional.

Saat Shin terjaga, dia mendengar suara gemetar dari orang yang membangunkannya. "Bangun, cepat, Shin! Ada sekelompok orang yang sedang mengacak-acak klan Ayano!" tegas orang itu sambil membantu Shin bangkit.

Shin tidak memiliki waktu untuk merespons, karena orang itu langsung berlari kembali ke arah kota dengan kecepatan yang luar biasa. Shin merasa panik dan mengikutinya dengan gemetar. Rasanya sulit dijelaskan bagaimana perasaan Shin yang baru saja melarikan diri dari para pemburu penyihir, namun kini harus menghadapi hal yang lebih mengejutkan.

Malam itu, kota Aeras menjadi saksi dari sebuah malapetaka yang mengguncangkan seluruh jiwa yang ada di sana. Teriakan tangisan yang sangat pedih dan sedih, terlihat sangat nyata di tengah-tengah bangunan yang hancur dan terbakar, sementara kepala yang terpisah dari tubuh, berserakan di sekitar tanah yang ditutupi debu. Pemandangan itu benar-benar menakutkan dan mampu membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gila akibat kengerian suasananya.

Sekelompok orang yang mengenakan jubah hitam dengan simbol pentagram yang di tengahnya terdapat sebuah bentuk mata, melakukan penyerangan yang sangat brutal dan memakan setengah dari kota Aeras dengan api yang sangat panas. Mereka membunuh anak-anak kecil, perempuan, dan orang tua dengan sangat kejam, seperti membunuh seekor serangga, tanpa ada belas kasihan sedikit pun. Tubuh mereka berlubang akibat tertusuk pedang besar yang panjang, anggota tubuh mereka terpisah, dan tubuh mereka disiksa hingga setengah mati. Semua pemandangan itu terlihat jelas oleh mata Shin yang melihat dari dalam gubuk, sementara mereka bersembunyi dari orang-orang yang melakukan pembantaian membabi-buta itu.

Dengan wajah yang pucat serta berkeringat dingin, Shin yang tak tahan melihat pemandangan yang mengerikan itu, langsung merasa mual hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan memuntahkan hampir seluruh isi lambungnya. Ia merasakan perasaan yang tidak enak dan kelemahan di seluruh tubuhnya. Pria di samping Shin terlihat prihatin dengan kondisinya dan dengan cepat mengambil sebotol air dari cincin penyimpanan yang ada di salah satu jarinya, kemudian mengulurkannya pada Shin.

"Uh ... Terima kasih," ucap Shin dengan sedikit kelemahan dalam suaranya, sambil menerima botol air itu dan langsung meminumnya dengan cepat. Rasa segar dari air tersebut memberikan kekuatan pada tubuhnya yang lemas.

Setelah Shin kembali stabil, dia bangkit berdiri dan mempertanyakan kondisi patriark klan Ayano yang diserang. "Rey, bagaimana keadaan beliau?" tanyanya.

Rey menghela napas dan menjawab dengan lirih, "Sebelum aku pergi dan menemukanmu, patriark sedang melawan beberapa orang yang sangat berambisi mencari sesuatu. Tampak sangat jelas bahwa mereka begitu sangat ingin mendapatkannya."

Setelah itu, Rey mengalihkan tatapannya dan menyoroti pemandangan yang sangat menggugah hati, dimana seorang bocah kecil yang masih berusia sepuluh tahun disiksa dan dipermalukan dengan dicambuk, ditendang, dan dilemparkan dengan kejam oleh sekelompok orang berjubah itu. Mata geramnya mengungkapkan betapa jijiknya dia terhadap tindakan keji tersebut.

Mata Rey terbelalak kaget ketika tiba-tiba dia menyadari sesuatu! Suasana tegang semakin terasa ketika Rey dengan panik berteriak, "Shin, cepat menjauh!" dan mendorong Shin dengan kasar keluar dari dalam gubuk itu, disusul dengan tubuh Rey yang mengikuti di belakangnya sebelum gubuk tersebut meledak dengan suara yang sangat dahsyat

"Booom!"

Suara ledakan yang menggelegar itu mengguncang tanah di sekitarnya dan membuat gubuk itu hancur berkeping-keping hingga terlempar ke segala arah. Di tengah kekacauan itu, Shin memandang dengan tajam saat melihat ada seseorang yang berjalan di dalam kobaran api dan memutar-mutar sebuah pisau di tangannya. Suasana yang penuh ketegangan semakin terasa dengan adanya ancaman yang nyata dan bahaya yang mengancam nyawa mereka.

Pria berambut perak dengan penampilan yang mengesankan, mengenakan tuksedo putih dengan punggung panjang yang hampir mencapai tumitnya, kemeja bergaris biru putih dengan pita bergaris hitam dan emas, sarung tangan putih, dan sepatu putih, muncul dengan senyum aneh yang membuat Shin dan Rey gemetar saat menatapnya. Dengan ekspresi yang santai, dia mengatakan, "Heeeh ... Sepertinya ada domba yang terlewatkan."

Saat dia mengambil beberapa langkah maju, Rey segera membantu Shin untuk berdiri, mempersiapkan diri menghadapi orang yang menjadi ancaman.

Dengan mantap, Rey mengambil posisi siap bertarung lalu berkata, "Aku akan menahan orang ini. Kau pergilah menemui patriark Hendril."

Namun, Shin menolak tegas untuk pergi dan menegaskan, "Tidak, aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di sini. Aku akan membantumu melawan musuh ini dan tidak akan menjadi bebanmu." Tanpa mundur sedikit pun dari pendiriannya, Shin melanjutkan, "Aku memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi mereka."

Mendengar perkataan Shin, Rey tersenyum dan mengerti keinginan Shin lalu berkata, "Aku tahu. Oleh karena itu, kau harus melindungi orang-orang di sana dengan kekuatanmu, Shin!" Shin terdiam, memikirkan apakah dia harus tinggal atau pergi ke tempat patriark klan Ayano.

Rey mendorong Shin dengan sihir angin untuk meminta dia pergi segera karena waktu yang tersisa sangat sedikit. Setelah terdorong jauh, Shin berhasil mendarat dengan lembut dan memandang ke arah Rey yang berada di kejauhan.

Meskipun sempat ragu, Shin akhirnya memutuskan untuk melihat sekelilingnya dan menyaksikan mayat-mayat yang berserakan, bahkan beberapa di antaranya tidak memiliki kepala. Pemandangan tersebut membuat Shin tergerak dan memutuskan untuk berlari menuju tempat perlindungan klan Ayano.

"Jangan khawatir, Rey! Aku akan kembali," ujar Shin dengan penuh semangat, sembari berlari dengan harapan yang tinggi.

"Baiklah, Tuan, apakah kita bisa memulai sekarang?" Rey mengeluarkan pedangnya dan menantang musuh yang berdiri di hadapannya.

Kedua orang ini memegang peran yang sangat penting dalam situasi ini.

Terpopuler

Comments

Regina

Regina

Loh... tadi katanya nyuruh lari, gimana sih pak😤

2023-04-26

0

Regina

Regina

Baik pak😂

2023-04-26

0

Ayano

Ayano

Gak mungkin gak mual sih ngeliat gituan. Aku ngebayangin corpse party nih sekarang. Mirip-mirip kek gitu kayaknya visualnya kalo dianimein

2023-04-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!