"makasih ya Sep, gue masuk dulu"
Khayla yang kini sudah tiba dirumahnya dan hendak masuk tapi diberhentikan Asep. Pria berkulit gelap itu turun dari motor bebeknya. "enak aja Nu, masa nggak ditawarin minum dulu, gue juga mau ketemu bibik ni" ucap Asep sambil merangkul Khayla membuat gadis itu ingin pingsan.
Khayla sontak menutup hidungnya dan menjauh daripada ia terkena serangan pernapasan. "mandi bawang lo Sep" sungut Khayla.
Asep mengangkat tangannya dan mencium bau tubuhnya sendiri dan tertawa dengan sangat keras. "ya sorry Nu, yang pentingkan tamvann"
Tak memperdulikan Asep, kini Khayla masuk kedalam rumahnya yang terlihat sederhana itu. Sebuah rumah yang cukup tua peninggalan orang tua ibunya.
"mah, mamahh" teriak Khayla sambil melangkah memasuki rumah dengan Asep yang mengekor dibelakang.
"salam dulu nak," tegur sang ibunda yang baru keluar dari dapur.
"siang bibik ku yang cantikk" sapa Asep. Wanita berumur yang masih cantik itu tersenyum ramah. "eh ada Asep"
"iya dong bik, sejak kapan ada Anu tapi Asep nggak ada"
"hahaha, ada ada saja kamu Sep..ya sudah duduk dulu bibik buatkan minum"
"siap bik" Asep memperagakan gerakan hormat seperti sedang upacara membuat wanita berusia itu tertawa.
Walaupun nakal, Asep akan selalu hormat dengan orang yang lebih tua, berbeda dengan Khayla yang akan menjadikan musuh siapa yang berani mengusiknya.
Asep yang seorang yatim piatu merasa sangat senang dekat dengan ibu Ana (mama Khayla) yang memperlakukannya dengan layak. Ia juga merasa iri dengan Khayla yang masih punya mama yang begitu sayang padanya.
"woy Sep!!" Khayla menepuk punggung Asep membuat pemuda itu cukup terkejut bersamaan dengan ibu Ana yang datang dari dapur membawakan nampan berisi minum dan beberapa cemilan.
"Khayla, jangan dikagetin Asepnya,," tegur ibu Ana.
"lagian dia ngelamun aja" Khayla duduk dikursi yang satunya. Ketiganya terlibat perbincangan hingga matahari hampir terbenam barulah Asep kembali.
"kasian ya Asep, dia tidak bisa bersekolah..kalau saja mama punya uang lebih pasti mama akan sekolahkan dia" ucap ibu Ana setelah kepergian Asep.
Khayla hanya berdehem. "kamu harus bersekolah baik baik nak, jangan sia siakan beasiswa itu, kamu harus jadi orang yang sukses"
"Ila ke kamar dulu mah, capek banget ini" Khayla segera berlalu meninggalkan mamanya yang hanya menatap nanar punggung putrinya.
hidup sendiri dengan putrinya cukup membuatnya kesusahan tapi ibu Ana begitu bersyukur, walaupun tanpa sesosok suami, dia masih dapat menghidupi dirinya dengan membuka warung makan dihalaman rumahnya. Ia akan membuka pagi sekitaran jam tujuh dan menutupnya jam tiga sore.
Apalagi sekarang Khayla yang mendapatkan beasiswa disebuah sekolah swasta dan ternama dikotanya membuat ibu ana begitu bersyukur setidaknya Khayla masih bisa bersekolah tanpa memikirkan biaya lagi untuk saat ini. Cukup heran Ibu Ana saat Khayla pulang membawa sebuah surat rekomendasi sewaktu kelulusan smp, dirinya dinyatakan mendapat beasiswa dan bersekolah gratis padahal Khayla tak begitu pintar.
...………...
"Khayla, ini sudah jam berapa nak.." Ibu Ana membuka pintu kamar Khayla yang masih tertutup. Seperti biasa, anak gadisnya itu masih tertidur lelap.
"Khay, bangun nak..ini sudah jam enam"
"emm, iya mah" masih dengan mata yang tertutup Khayla berusaha duduk. Dia mengucek kedua matanya lalu turun dari kasurnya untuk segera mandi.
Beberapa saat kemudian Khayla sudah selesai berpakaian, Ia melirik jam yang hampir pukul tujuh. Setiap harinya selalu saja seperti itu padahal sekolahnya akan menutup pagar pukul tujuh tepat.
"Ila, sarapan dulu nak.." Khayla segera berlari ke meja makan dan menghabiskan sarapan yang dibuat sang mama.
"ini uang angkotnya nak" buk Ana menyerahkan uang 4 ribu rupiah kepada Kahyla dan dengan senang hati diterima gadis itu.
"Ila berangkat dulu mah" dengan segera Khayla mencium pipi mamanya dan berlari dengan girang menelusuri gang rumahnya yang sempit untuk segera tiba dijalan umum. Kebetulan langsung ada angkot yang menuju kearah sekolahnya. Beberapa saat kemudian ia telah tiba, tapi tetap saja pintu sudah ditutup karena sekarang sudah pukul 7.14.
"pakkk" teriak Khayla pada seorang security yang sedang duduk di pos nya. "bukain tolong"
Security itu datang dengan wajah yang tidak ramah. "ini sudah jam berapa neng"
"ya elah pak, baru jam tujuh lima belas ini" Khayla menunjukkan jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"tetap saja tidak boleh, ini peraturan disekolah"
Tin tin
Khayla menoleh belakang saat sebuah mobil datang dan membunyikan klakson. "songong amat" gerutunya tak terima.
"pak, bukain pintunya" kaca mobil diturunkan lalu seorang gadis cantik mengeluarkan kepalanya dan berseru ke security itu.
Dengan patuh security itu segera membuka pagar dan mempersilahkan gadis itu yang sedang tersenyum mengejek Khayla didalam mobil membuat wajah Khayla memerah seperti udang rebus. Bagaimana tidak dibukakan, gadis yang baru memasuki gerbang itu adalah anak pemilik sekolah ini.
pranggg
Terdengar suara nyaring dari pagar yang tadi ditendang kuat oleh Khayla. "eh neng, yang sopan dong" tegur security itu.
"yang sopan yang sopan, bapak jangan songong yah!!" bentak Khayla dengan wajah yang masih memerah. Bola matanya seperti mau keluar lalu masih dengan emosi ia menendang sekali lagi pagar itu lalu berlalu meninggalkan security yang kini memegang dadanya karena masih terkejut. Ini bukan kali pertama dia berhadapan dengan gadis itu jadi bukan masalah, lagian hampir setiap hari gadis itu keluar masuk ruang kepsek dan ruang bk anehnya ia tak pernah dikeluarkan.
Khayla berjalan disekitaran pagar sekolah dengan menggerutu kesal. "nahh, sial banget tadi maksa lewat gerbang" ucapnya kemudian ketika melihat pagar dibelakang sekolah yang kini berlubang. Sepertinya memang sengaja dilubangi untuk bisa naik keatas untuk para siswa yang suka bolos. Ia juga pernah membuat lubang serupa namun pihak sekolah mengetahuinya dan sekarang sudah ditutup dengan campuran semen.
Khayla segera memanjat pagar itu dengan menggunakan roknya yang terbilang cukup ketat. Tas hitamnya ia lempar kebawah, tinggi pagar itu sekitar dua setengah meter membuatnya cukup kesusahan sehingga hilang keseimbangan dan,
Brukkk
"awww, sak- humppp" saat hendak mengeluh sakit tiba tiba saja sesuatu menghambat mulutnya.
'apa ini, ko nggak sakit?'
Khayla membuka matanya yang tadi terpejam. Dengan segera ia menyingkir saat menyadari tubuhnya yang berada tepat diatas tubuh seseorang.
Orang itu bangun dan segera meninggalkan Khayla yang kini masih terdiam. "ah biarain, siapa suruh dia disini" Khayla segera memungut tasnya dan pergi sebelum ketahuan guru.
Tiba didepan kelas, seperti biasa Khayla mendobrak pintu membuat semua yang didalam menoleh.
"dari mana kamu!"
Khayla mengentikan langkahnya yang akan kebangku duduknya. "pagi pak" sapa Khayla. Sudah kapok sekali dengan hukuman pria itu kemarin. Memang dia selalu dihukum tapi terasa berbeda saat guru muda itu yang menghukumnya, auranya seperti ingin menelannya hidup hidup.
"kedepan!" titah Pak Bara yang tak ingin dibantah dan Khayla menuruti.
"berdiri disamping dia" ucap pak Bara saat Khayla hendak berdiri disebelah kirinya. Khayla juga baru menyadari bukan hanya dirinya sendiri yang dihukum.
...………...
...bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments