part 2

"ihh apaan sih?!" Khayla yang dari tadi asik dengan telepon genggamnya merasa terganggu kala seseorang menarik earphone di telinganya.

Dengan kesal Khayla berdiri hendak memarahi orang berani mengusiknya. "kenapa dita-" Seketika ucapan Khayla terhenti saat melihat sesosok pria asing didepannya. Pria itu yang ditemuinya dikoridor sekolah tadi.

"Lo! Ngapain disini?" sungguh raut wajah Khayla terlihat tidak bersahabat tetapi Pak Bara tak memperdulikan.

"apakah ini etika seorang siswa disekolah ini? Maju kedepan!"

"nggak mau, memangnya Lo siapa,,."

"saya guru kamu, sekarang kedepan" Pak Bara mengulangi kalimatnya.

"guru? Jadi?"

"kedepan!" Pak Bara menatap tajam pada Khayla tapi tak membuat takut gadis itu. Walau begitu dia tetap kedepan dengan Pak Bara dibelakangnya.

"berhenti disitu!" Khayla berhenti dan menghadap kearah teman-temannya yang menanti hukuman yang diberikan kepada gadis itu.

"berdiri yang benar" Pak Bara memijat keningnya yang terasa berdenyut.

Khayla menurunkan pandangannya, lebih tepatnya pada kedua kaki yang memang berjarak tapi ia tidak begitu peduli, menurutnya normal normal saja.

"coba kalian lihat, apa begitu cara seseorang yang memakai rok berdiri?" Pak Bara menatap tajam pada gadis muda itu, cara berdirinya lebih terlihat seperti mengangkang.

para siswa menggelengkan kepala mereka, sangat senang sekali rasanya saat melihat Khayla terpojok. "berdiri yang benar!" tegas Pak Bara lagi.

Khayla memutar malas bola matanya kemudian merapatkan kakinya hingga tak bercela. Sudah tadi dirinya di ceramah diruang kepsek, sekarang harus berhadapan lagi dengan sesosok yang menurutnya cerewet.

Guru muda itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah tidak wajar sang murid. 'bagaimana mungkin dia berdiri seperti itu'

"perkenalkan diri kamu"

Khayla menunjuk dirinya sendiri dan diangguki oleh Pak Bara. "mereka sudah kenal" dengan santai Khayla berucap.

"tapi saya belum, dan mereka semua sudah memperkenalkan diri" sahut Pak Bara membuat Khayla kembali memutar bola matanya dengan malas.

"nama gue Khayla"

"perbaiki tutur katamu, dan sebutkan nama lengkap mu"

"kenalin nama gu-"

"gunakan bahasa yang baik dan benar!" sela pak Bara dengan tegas namun tak membuat gadis itu takut sedikitpun.

"terserah dong pak, guru yang lain diam aja kok situ sewot banget" gerutu Khayla tak terima.

"kamu menyamakan saya? Apakah kamu bersekolah dengan uangmu sendiri sehingga kamu berbuat dengan seenaknya? Ini sekolah dan punya peraturan!kalau kamu tidak mau, silahkan keluar dari kelas saya dan jangan pernah ikut mata pelajaran saya!"

Khayla diam sejenak, "perkenalkan diri kamu atau keluar!" suara pak Bara kembali terdengar. Siswa yang lain diam saja, kereka menyukai momen ini walau sedikit menegangkan.

"perkenalkan nama saya Anugerah Mikhayla" Ucap Khayla dan hendak kembali ke tempat duduknya tapi suara Pak Bara menghentikannya.

"mau kemana kamu"

"ya duduklah pak, kan sudah selesai perkenalannya"

"saya belum menyuruh kamu untuk duduk. Jangan menyamakan saya dengan gurumu yang lain!"

terlihat Khayla memberengut tapi ia tetap menuruti. "ganteng-ganteng kok galak" gumam Khayla yang mungkin didengar Pak Bara karena guru muda itu terlihat menatapnya dengan tajam.

"angkat sebelah kaki dan pegang kedua telingamu" ucap Pak Bara yang sontak membuat beberapa siswa terlihat senang.

"rasain tuh, emang enak dapat hukuman" ejek salah seorang dari mereka dan mendapat sorakan dari yang lainnya.

"ya elah, segitu doang hukumannya?" ucap Khayla dengan cukup keras.

"lakukan sampai jam mata pelajaran saya selesai"

"lohh,, kok gitu sih pak? Biasanya cuma lima belas menitan doang," sungut Khayla tak terima.

"ini jam pelajaran saya dan kalau kamu masih melawan saya tambah hukumannya, dan saya adalah wali kelas kamu"

"wali kelas?"

"jangan banyak mengulur waktu, saya hitung sampai tiga kalau kamu masih tidak melakukannya maka hukuman kamu bertambah"

"satu"

"pak kuranginlah,," bujuk Khayla.

"dua"

"pak,," Khayla masih berusaha membujuk.

"ti-"

"iya iya,,cerewet banget sih" Khayla segera melakukan apa yang diperintahkan.

"jangan bergerak sampai jam pelajaran saya selesai"

Khayla hanya memberenggut tapi Pak Bara tak peduli. Dengan segera dia memulai pelajarannya.

Waktu terus berlalu, Pak Bara terus menjelaskan berbagai rumus-rumus yang sama sekali tak dimengerti oleh Khayla.

"jika kamu bisa menyelesaikan soal-soal ini, kamu sudah bisa duduk" Khayla dikejutkan dengan ucapan Pak Bara tiba-tiba yang mengarah padanya. Jujur saat ini dia sudah merasa lelah, terlihat keringat bercucuran apalagi sudah lebih dari satu jam dia berdiri dengan satu kaki serta tangan yang memegang telinganya.

Khayla menengok kearah rumus-rumus asing yang ada dipapan. "gak ada pilihan lain pak?" tanya Khayla dengan raut wajah memohon. Sungguh ia merasakan lelah sekarang ditambah lagi dirinya yang kehausan karena menerima hukuman tadi dari guru bk berlari tiga kali mengelilingi lapangan sekolahnya yang besar gara gara mendorong Sila, gadis yang tadi pagi mengatainya anak pelakor.

"kalau tidak bisa, saya tidak paksa, tapi.." terlihat pak Bara melihat jam dipergelangan tangannya. "jam pelajaran saya masih satu jam lagi"

Wajah Khayla berubah pias, bisa pingsan dia kalau harus satu jam lagi. "pak, kaki saya sudah keram ini,," ucap Khayla dengan nada yang memohon.

Pak Bara hanya melirik sekilas kemudian melemparkan soal yang tadi kepada siswa yang lain, terlihat para siswa berebutan untuk mengerjakan soal-soal itu.

...…………...

"huhh, guru gila itu keterlaluan banget, kaki gue hampir aja lumpuh" gerutu seorang gadis yang terlihat duduk di trotoar sambil memijat kedua kakinya.

Waktu sekarang sudah menunjukkan pukul setengah empat sore sehingga matahari tak terlalu panas lagi. Khayla tak peduli dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, sekarang kakinya terasa begitu lemas.

"huhh, kalau bukan guru udah gue tendang tuh muka, dia pikir gue nggak berani apa" gerutu Khayla yang masih saja merasa kesal. Suara bising kendaraan tak membuatnya terganggu, intinya sekarang hanya kekesalan yang ada dihatinya.

"hei Anu!!" seru seseorang dari belakang sambil menepuk kedua pundak gadis itu.

Tanpa menoleh Khayla sudah dapat menebak siapa yang berani menepuknya. Dari bau ketek dan keringat yang bercampur sudah menjadi ciri khas orang itu dan tak lupa suaranya yang seperti toa juga membuat Khayla dengan mudah mengenalinya, siapa lagi kalau bukan Asep.

"ganggu aja lo Sep, bantuin napa" seru Khayla dengan kesal apalagi Asep yang selalu memanggilnya Anu dari singkatan namanya Anugerah. Asep yang tak tau apapun menjadi bingung.

"Aseepp!!" seru Khayla yang melihat asep hanya diam saja.

"eh, bantu apa Nu?" Asep menggaruk tengkuknya masih bingung. Heran juga melihat temannya yang duduk sendirian ditrotoar apalagi saat ini masih cukup panas walau sudah sore.

"kaki gue sakit, lu bawa motor kan?" Asep dengan cepat mengangguk.

"itu sakit kenapa?" heran juga melihat teman batunya itu mengeluh.

"nanti gue ceritain, sekarang bantuin dulu" Khayla mengulurkan tangannya dan disambut Asep, keduanya berjalan menuju motor Asep yang terparkir tak jauh dari sana.

BERSAMBUNG.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!