Burung Hantu

Flash Back

Edward menatap sekeliling perkampungan Vampir dimana rakyatnya tinggal, gubuk-gubuk tempat para vampir bernaung selama ini nampak telah di bumi hanguskan oleh kaum manusia yang memiliki kekuatan supranatural, dan bisa mendeteksi keberadaan ras Vampir yang selama ini tidak diketahui oleh banyak orang.

Edward yang memiliki wajah yang sama dengan dirinya 1000 tahun yang akan datang pun nampak menatap sisa abu bakar yang berserakan di atas tanah merah.

"KURANG AJAR! SIAPA YANG TELAH MELAKUKAN HAL BIADAB SEPERTI INI? HUAAAAAA ..." Teriaknya dengan bola mata memerah lengkap dengan gigi taring tajam yang keluar di sela-sela gigi putihnya.

Murka, Edward benar-benar murka. Sebagai seorang raja Vampir tentu saja dirinya merasa tidak terima jika rasnya di musnahkan begitu saja.

Tidak lama kemudian, salah satu Vampir perempuan bernama Voni pun datang dengan kecepatan sekejap mata sudah berada di hadapannya kini.

"Ini semua perbuatan Pradipta, yang mulai raja. Dia memiliki kekuatan yang bisa mendeteksi kehadiran kita di dunia ini. Apalagi, akhir-akhir ini kami sering berburu ke perkampungan manusia." Ucap Voni sedikit membungkukkan tubuhnya.

"KURANG AJAAAAAAR ...! ANTAR'KAN AKU KE SANA SEKARANG JUGA.'' Teriak Raja Edward semakin murka dan akan membalaskan Dendam kepada manusia bernama Pradipta.

Sedetik kemudian, dua ras Vampir itu pun melesat dengan kecepatan kilat meninggalkan tempat itu.

Dalam hitungan menit saja, mereka berdua sudah sampai di perkampungan manusia, lebih tepatnya di depan sebuah gubuk yang terbuat dari bambu. Gubuk sederhana namun, terlihat paling mewah di antara gubuk-gubuk yang lainnya.

"PRADIPTAAAAA ..." Teriak Raja Edward membulatkan bola mata merahnya.

"Maaf, yang mulia. Sepertinya rumah itu telah kosong ditinggal pemiliknya, begitupun dengan perkampungan ini." Ucap Voni menatap sekeliling kampung yang memang sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"BRENGSEK ... MANUSIA HINA. LIHAT SAJA, AKU BERSUMPAH AKAN MEMBALASKAN DENDAM ATAS SEMUA YANG TELAH MEREKA LAKUKAN. TERUTAMA KEPADA KETURUNAN MANUSIA BERNAMA PRADIPTA, HAAAAAA ..." Teriak sang Raja Vampir diliputi rasa dendam yang begitu mendalam.

Voni Vampir wanita yang telah menjadi pelayan sang Raja dan telah mengabdikan seluruh hidupnya kepada Raja Edward pun nampak bergidik ngeri melihat Rajanya yang terlihat murka.

Edward sang raja Vampir mengeluarkan kekuatan yang dia miliki untuk membakar perkampungan kosong itu, mata merahnya melesat mengeluarkan sinar merah dan membakar satu-persatu gubuk di desa itu dan dalam sekejap mata, desa yang semula gelap dan hening berubah menjadi terang benderang dengan api yang berkobar hampir di seluruh sudutnya, persis seperti tempatnya yang juga telah di bumi hanguskan oleh manusia bernama Pradipta.

"Kumpulkan semua Vampir yang masih tersisa, yang terluka parah segera obati dan yang sudah mati, bakar mayatnya agar tidak meninggalkan jejak. Kita harus bertahan agar dendam itu bisa terbalaskan. Aku bersumpah akan membunuh seluruh keturunan keluarga Pradipta sampai keturunannya yang terakhir, tidak peduli meskipun aku harus hidup sampai 2000 tahun lamanya,'' tegas Raja Edward penuh penekanan.

"Baik, yang mulia. Saya akan mengikuti titah anda dan saya akan selalu mendampingi Anda dalam memburu seluruh keturunan keluarga Pradipta,'' jawab Voni patuh dan penuh rasa hormat.

Flash back and.

❤️❤️

Edward masuk ke dalam kamar yang tadi di tunjukkan oleh Mara, wanita yang akan menjadi majikannya mulai sekarang. Sungguh seorang raja Vampir itu benar-benar merasa ter'nista'kan karena dirinya harus tunduk dan patuh kepada manusia yang merupakan musuh bebuyutannya sendiri.

"Sial, mimpi apa saya harus tunduk sama manusia hina seperti dia?" Gerutu Edward merasa kesal menghempaskan tubuhnya sendiri ke atas ranjang.

Seketika dia pun kembali mengingat momen dimana dia harus kehilangan hampir seluruh rasnya 1000 tahun yang lalu, hari yang tidak akan pernah dia lupakan, dan karena itulah alasan dia masih bertahan sampai sekarang.

"Saya tidak akan pernah melupakan hari itu, dan sekaranglah saatnya menuntaskan dendam yang telah saya bawa selama ribuan tahun," gumamnya dengan bola mata yang seketika merah menyala, dan seiringan dengan itu, suara burung hantu pun tiba-tiba terdengar.

Kuuuuk ... Kuuuuk ... Kuuuuk ....

Wuuuuussss ....

Seiiringan dengan itu, semilir angin pun berhembus kencang membuat jendela kamar tiba-tiba terbuka begitu saja.

Edward mendengus'kan hidungnya seraya menatap ke arah luar, dia pun bangkit lalu berjalan dan berdiri tepat di depan jendela.

"Kamu di sini?" Tanya Edward menatap ranting pohon dimana burung hantu yang sedari tadi terus mengikutinya dan juga Asmara bertengger di atasnya.

Kuuuuk ... Kuuuuk ... Kuuuuk ....

Wuuss ....

Burung tersebut melebarkan sayapnya lebar lalu terbang secara perlahan menghampiri Edward dan berhenti tepat di depan jendela. Seketika, burung itu pun berubah wujud menjadi sosok manusia dengan mata coklat menyala.

"Hamba di sini, yang mulia Raja," ucap si burung hantu membungkukkan tubuhnya dalam-dalam.

"Terima kasih atas kerja kerasmu, Gilbert. Jika bukan karena kamu, saya tidak ada di sini bersama musuh bebuyutan saya itu."

"Tapi, kenapa yang mulia tidak langsung membunuh dia dan malah berakhir di sini?" Tanya Gilbert menatap heran wajah junjungannya.

"Itu karena wanita memiliki pelindung. Sepertinya hal itu sengaja diberikan oleh leluhurnya sebagai penangkal agar saya tidak bisa menyentuh wanita itu. Anehnya lagi, kekuatan saya melemah jika bersentuhan dengan dia."

"Anda bersentuhan dengan musuh bebuyutan anda sendiri?" Tanya Gilbert menatap heran wajah Edward.

"Bukan bersentuhan yang gimana-gimana, tadi dia tidak sengaja memeluk saya." Jawab Edward dengan wajah yang memerah.

"Ehem ... Apa anda merasakan sesuatu yang aneh?"

"Maksudnya?"

"Menurut yang saya dengar, kekuatan anda akan melemah jika di hadapan wanita yang membuat jantung anda berdebar.''

"Apa? Ngaco kamu. Jantung saya biasa aja tuh. Hanya--"

"Hanya apa? Sedikit berdebar bukan?"

"Ko kamu tau?"

"Hmm ... Sepertinya Anda harus menjaga hati dan jantung anda, jika anda terus seperti ini anda tidak akan bisa membunuh musuh bebuyutan anda itu."

"Lho? Kenapa? Saya sudah bersumpah di hadapan seluruh abu rakyat saya bahkan, di seluruh ras Vampir yang masih hidup bahwa saya akan membunuh keturunan terakhir keluarga Pradipta, jika saya tidak bisa melakukannya maka, saya akan menyerahkan nyawa saya sendiri sebagai gantinya.'' Tegas Edward penuh penekanan.

'Gimana anda bisa balas dendam, Tuanku. Jika anda akan jatuh cinta kepada wanita itu pada akhirnya.' (batin Gilbert.)

"Gilbert? Kenapa malah melamun?" Tanya Edward seketika membuyarkan lamunan Gilbert.

"Hah? Tidak, yang mulia. Saya sedang menunggu titah anda selanjutnya." Jawab Gilbert, burung hantu yang bisa berubah wujud menjadi manusia dan memiliki kekuatan penerawangan yang tidak dimiliki oleh Rajanya.

"Hmm ... Saya sempat melihat sebuah liontin yang dipakai oleh wanita itu. Dan sepertinya, di sanalah sumber kekuatan yang melindungi tubuhnya. Saya minta kamu menyelidiki seperti apa kekuatan dan dimana kelemahan kalung itu, kalau bisa tolong singkirkan liontin itu dari tubuh Asmara Pradipta,'' tegas Edward dengan bola mata yang seketika memerah.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Nok Ais Nok Ais

Nok Ais Nok Ais

ttp 💪💪💪💪👍💪😘

2022-11-15

1

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

apa benar keturunan Pradipta yang memusnahkan klan vampir Edward? atau klan lain yang sengaja mau mengadu domba? ... 🤔🤔🤔

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!