BAB 3

Hello! Mohon dukungannya setelah membaca cerita ini 🐼🐼

like komen ✔️

favorite jika suka

___________

“Cih! Mimpi apa ini?” Allen menghampiri layar hologram yang terus berhitung mundur itu, “meski di dalam mimpi pun aku tidak tertarik bermain game!”

Layar hologram bergerak mundur menghindari tangan Allen Max yang ingin menekan tombol No.

“Apa?!”

“Waktu habis! Great Teacher Game dimulai!”

[Start……]

“Apa?!! Kapan aku setuju bermain game bodoh?!”

[Hadiah 50 poin

Belanja item?

Time Remaining: 60 Seconds

(Yes) (No) ]

Max menatap serius layar hologram di depannya. “Mimpi sialan apa yang aku hadapi ini?!”

“Bersiap berbelanja!”

“Apa? Kapan aku menekan tombol yes?!”

[ Poin :50

Item tersedia:

(Salesman 50 poin) (Repairman 50 poin) (Ballerina 50poin ) (Tailor 50 poin)]

“Apa- apaan ini?!” Mata Max terfokus pada ballerina, “hmm…,” dia tersenyum membayangkan akan membeli seorang penari balet.

“Terima kasih telah berbelanja!”

“Hoi! Aku belum menekan apapun!” protes Max.

[ Anda memiliki Repairman skill

Misi

Anda : Loading………]

“Mimpi ini mulai tidak masuk akal,” keluh Max. Dia sadar bahwa mimpi memang tidak masuk akal, tetapi dia masih ingin mengeluh.

[ Misi Anda : perbaiki yang rusak]

“Sebaiknya aku tidur saja menunggu terbangun,” gumam Max yang masih mengira dirinya sedang bermimpi. Dia tidak perlu membuang- buang tenaga untuk sebuah mimpi yang mungkin sebentar lagi akan berakhir.

Allen Max mengambil tempat, dan posisi yang nyaman untuk tiduran di atas jalan raya. Namun belum sempat matanya tertutup seluruhnya, layar hologram itu menubrukkan dirinya ke kepala Max.

Tidak berbunyi, namun menimbulkan rasa sakit.

“Auch! Layar siall!” Allen Max bangkit dan menendang layar hologram.

Berharap layar itu hancur berkeping, tetapi kakinya yang sakit hingga ke tulang. Tak ingin kalah, layar itu membalas Max. Dan terjadilah baku hantam di antara keduanya.

“Baiklah! Baiklah! Apa yang harus aku perbaiki?!” Max menyerah.

[ Misi Anda : perbaiki yang rusak]

“Apa yang rusak?!”

Max melihat ke sekeliling mencari sesuatu yang rusak, hanya ada persawahan dan rawa eceng gondok. Tiang listrik? Tidak ada lecet sedikitpun setelah ditendang olehnya.

Bola siaalan itu? batinnya bertanya.

Allen Max memutuskan kembali ke sekolah untuk mencoba memperbaiki bola basket yang dia rusak. Bola basket berhasil kembali seperti sedia kala saat dirinya memegang bola itu.

“Di dalam mimpi pun juga harus bekerja,” tawa Max.

Tawanya terhenti karena lagi-lagi layar hologram itu menubruknya.

“Apa?!” amuk Allen Max. Dia telah menyelesaikan pekerjaannya yang tidak masuk akal, tetapi layar hologram aneh itu masih saja memukulnya.

Max berdecak. Apa harus mengembalikan bola ini kepada mereka? batinnya. Ia menatap tajam layar yang sepertinya ingin menghantamnya sekali lagi.

“Baiklah! Baiklah! Dasar layar siaal!”

Dia kembali ke kelas dengan sebuah bola basket di tangannya, dan berpapasan dengan guru seni rupa yang baru saja keluar dari ruang kelas 2- E. Max berjalan menghampiri Rico yang sedang asyik mencoret- ceret papan tulis dengan gambar tidak senonoh.

Rico berhenti menggambar demi mengambil bola dari tangan Max. “Yo! Ayok kita main bola lagi!” seru Rico mengabaikan Max.

[ Misi selesai

Anda mendapat 50 poin

Misi selanjutnya telah tiba

(Lihat Misi) (Belanja Item)]

“Baiklah, kita lihat apa misi bodoh selanjutnya,” tawa Max.

[Misi Anda: Siswa diam di kelas]

Max menyeringai melihat para siswanya yang bermain bola, dan sebagian lagi ribut tidak menentu. Tidak ketinggalan beberapa siswa yang masih bermain kartu duduk di atas meja.

Allen Max yang masih mengira Ia sedang di alam mimpi, tertawa. Suara tawanya menggelegar. Tanpa buang banyak waktu lagi, Max menghajar seluruh murid tanpa pandang bulu.

Max berhenti mengayunkan tangannya saat menghampiri siswa terakhir. Murid berseragam dengan bet nama bertuliskan Elio Ludovic menatap datar kepada Max.

Anak ini sedang belajar? batin Max heran. Ternyata di dalam mimpinya ada satu orang yang berperilaku layaknya pelajar sekolah.

Semua siswa yang babak belur akhirnya memperhatikan dan mendengarkan Max, duduk dengan tertib di bangkunya masing-masing.

[Misi Selesai

Anda mendapat 50 poin

Poin Anda : 100

Misi selanjutnya: Akan tiba dalam waktu 12 jam

(Belanja Item) (Keluar)]

Allen Max tersenyum senang karena akhirnya bisa melakukan hal yang ingin dilakukannya, meski di dalam mimpi.

Dia tidak tahu, masalah lebih besar akan menghampirinya karena menghajar semua muridnya hingga babak belur. Karena kenyataannya dia tidak sedang bermimpi. Dengan tenang dia melanjutkan kembali pelajarannya hingga bel pulang berbunyi.

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

dikira mimpi 🤭

2022-11-28

1

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

ngapa anak muridnya di hajar semua😭😂

2022-11-28

1

vheindie19

vheindie19

hologramnya nyeremin bisa baku hantam segala 😂

2022-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!