Hujan gerimis yang mengguyur kota hujan tidak membuat Shopia menghentikan langkahnya. Dia terus saia menyusuri jalanan di kawasan villa mewah Ganesha. Kekalutan hatinya dan rasa sakit yang dia rasakan, membuat Shopia tidak memperdulikan keadaannya. Dia berharap, hujan yang menerpa tubuhnya akan menghapus tiap jejak kesalahan yang dia lakukan bersama dengan Ganesha.
Sementara Ganesha hanya melewati gadis itu begitu saja. Ganesha benar-benar tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Shopia, karena menurutnya semua itu terjadi karena kesalahan dari gadis itu. Dia terus saja mempercepat laju kendaraannya saat tahu kalau Dora ternyata sudah pulang ke rumahnya.
Berbeda dengan Piero Sinclair, sahabat Ganesha. Dia merasa prihatin dengan apa yang terjadi pada Shopia. Tanpa berpikir dua kali, dia menghentikan mobilnya tepat di samping Shopia.
“Shopia, ayo ikut denganku! Jarak dari villa ke jalan raya jauh. Kamu pasti akan kelelahan berjalan sejauh itu,” ajak Piero.
“Tidak usah! Aku masih sanggup berjalan. Sebaiknya kamu jangan terlalu dekat denganku, aku menjijikan.” Shopia bicara dengan suara yang bergetar.
Tidak ingin berdebat panjang, Piero langsung menarik tangan Shopia dan membawanya masuk ke dalam mobil. Meskipun Shopia merasa enggan tapi akhirnya dia hanya menuruti keinginan Piero.
“Aku tahu, apa yang terjadi tidak sepenuhnya kesalahan kamu. Shopia, kamu jangan sungkan jika membutuhkan pertolonganku,” ucap Piero saat dia sudah menjalankan mobilnya kembali.
Shopia tidak menjawab ucapan Piero. Mulutnya dia kunci rapat-rapat. Hanya hatinya yang sedari tadi tidak berhenti menangis. Dia merasa hidupnya terjatuh sejatuh-jatuhnya ke dalam jurang kehinaan. Dia hanya bisa menyiapkan hatinya jika nanti mendapatkan penghinaan yang lebih dari pada yang dia dapat tadi dari teman-temannya.
Saat mobil yang Piero bawa sudah tiba di rumah kost-kostan Shopia, barulah Shopia mengeluarkan suaranya. “Terima kasih sudah mengantar aku,” ucapnya.
“Shopia, aku yakin kamu gadis yang kuat. Aku pulang dulu. Kalau ada apa-apa, kamu cepat hubungi aku!" pesan Piero saat Shopia akan membuka pintu mobil.
“Iya,” ucap Shopia pelan.
Gadis itu langsung keluar dari mobil Piero. Dia melangkahkan kakinya memasuki rumah kost-kostan mewah milik keluarga Dora. Memang, dia bisa bersahabat dengan Dora semenjak Shopia tinggal di sana.
Gadis dengan surai hitam panjang itu berjalan gontai menuju ke kamarnya. Namun, setibanya dia di depan kamar, Shopia sangat terkejut melihat barang-barangnya yang sudah berserakan di depan pintu kamar. Semua berkas penting miliknya berhamburan. Baju-bajunya berantakan di lantai. Begitupun dengan barang-barang berharga lainnya yang sudah tercecer.
Tega sekali Bu Tessa! Kenapa tidak menungguku jika ingin mengusir aku dari sini, jerit hati Shopia.
Saat dia memunguti barang-barangnya dan memasukkan ke dalam koper yang tergeletak di depan pintu kamar, terdengar ada orang yang berbicara tepat di ujung barang-barangnya yang berceceran. Rupanya Tessa sudah menunggu dari tadi kedatangan Shopia, sehingga saat dia melihat Shopia memasuki kos-kosan miliknya, dia pun bergegas untuk menemui gadis itu.
“Pelakor! Cepat bereskan semua barang-barang kamu! Aku tidak sudi melihat wajah benalu seperti kamu berkeliaran di rumahku. Sudah bagus aku menapung kamu di sini, tapi kamu dengan tega merebut calon suami anakku.” Wanita bertubuh gempal itu berkacak pinggang di depan Shopia.
“Maaf, Bu! Tapi aku tidak pernah berniat untuk merebut calon suami Dora.”
“Halah! Alasan saja kamu! Sekali pelakor kamu tetap pelakor. Masih bagus aku tidak membuang barang-barang kamu ke tong sampah. Sekarang cepat bereskan! Kenapa lelet sekali?” Tessa menginjak sebuah map yang berisi ijazah Shopia. Karena kaget, Shopia langsung menariknya hingga terdengar suara barang terjatuh yang cukup keras.
Gubrak!
Seketika tubuh Tessa jatuh ke lantai. Tentu saja hal itu membuat wanita paruh baya itu semakin marah kepada Shopia. Anak-anak kost lain yang melihat keributan itu langsung menolong Tessa. Meskipun sebenarnya mereka ingin tertawa.
Dengan wajah yang meringis kesakitan, Tessa menghampiri Shopia yang masih memunguti barang-barangnya. Tanpa segan lagi, dia langsung menjambak rambut Shopia dan membenturkan kepalanya ke tembok. Sampai terlihat tetesan darah keluar dari dahi gadis itu. Merasa belum puas, Tessa mendongakkan kepala Shopia agar melihat ke arahnya.
“Aw … Tante sakit!” Shopia hanya bisa meringis karena jambakan di rambutnya yang begitu keras. Rasanya, semua rambut yang tumbuh dikepalanya terlepas dari tempatnya.
“Anak sialan! Sudah membuat pernikahan anakku batal, sekarang kamu membuat aku terjatuh. Kamu pantas mendapatkannya,” geram Tessa. Dia akan membenturkan lagi kepala Shopia. Namun, ada salah satu anak kost yang merasa kasihan pada Shopia.
“Tante jangan! Dia bisa mati. Lihat darahnya sudah keluar,” tunjuk anak kost itu.
Seketika Tessa pun melepaskan jambakan di rambut Shopia, Dia langsung menghempaskan tubuh ringkih Shopia ke lantai. Tangannya langsung menunjuk tepat di depan dahi Shopia yang mengeluarkan darah.
“Cepat pergi dari sini! Sebelum aku benar-benar membunuh kamu. Karena kamu, putriku frustrasi hingga dia memutuskan untuk tinggal di luar negeri.” Tessa langsung berlalu pergi begitu saja. Dia tidak perduli dengan luka di kepala Shopia akibat ulahnya.
“Biar aku bantu bereskan barang-barangnya. Ayo aku obati dulu luka kamu!”
”Tidak usah! Terima kasih!” tolak Shopia.
Anak kost yang tadi hanya jadi penonton keributan Tessa dan Shopia, akhirnya mereka pun ikut membantu membereskan barang-barang gadis itu. Mereka merasa tidak tega melihat keadaan Shopia yang pasrah menerima semua perlakuan dari Tessa.
“Terima kasih, sudah membantuku!” ucap Shopia saat semua barangnya sudah masuk ke dalam koper dan tas ransel yang dibawanya. “Maaf, atas semua kesalahan yang tidak sengaja aku lakukan pada kalian,” lanjutnya.
“Yang kuat Shopia! Maaf aku tidak bisa banyak membantumu,” sesal salah satu anak kost.
"Tidak apa," ucap Shopia dengan memaksakan senyumnya.
Lagi dan lagi, Shopia menyusuri jalanan dengan menarik koper di tangannya. Luka di kepalanya tidak dia perdulikan, hingga darah itu mengering dengan sendirinya. Karena luka di hatinya terasa lebih sakit dibandingkan dengan luka di kepalanya.
“Sebaiknya aku beli minum dulu, tenggorokanku terasa kering,” gumam Shopia.
Tanpa melihat kiri kanan jalan, gadis itu langsung menyeberang begitu saja. Sampai tidak menyadari ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi mengarah kepadanya. Semua orang yang melihatnya berteriak histeris. Beruntung pengendara mobil itu menghentikan mobilnya tepat waktu, sampai terdengar suara gesekan ban dan aspal yang begitu nyaring.
"Awww …." Shopia hanya bisa menjerit kaget dengan tangan yang menutup wajahnya.
Cekittttt ….
"MAU MATI YA!" bentak pengendara mobil itu seraya keluar dari mobil. Namun, apa yang didapatnya membuat dia lebih kaget lagi karena orang yang hampir ditabraknya ternyata tidak sadarkan diri tepat di depan mobilnya.
"Mas, cepat bawa ke rumah sakit!" suruh salah satu warga yang menghampiri tempat kejadian.
"I-i-iya, saya akan membawanya," gugup pengendara mobil itu. "Tolong bantu bawa ke mobil saya."
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, gift, vote dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Kamiem sag
kalo tak ingin halim harusnya Shopia temui dokter atau bidan sbg solusi
2023-10-12
1
Ana_Mar
issshhhh dasar2 ibj kost ga punya hati banget sie...
next
2022-10-02
2
Yuni Aqilla
bawangnya berapa kilo sih thor, bikin netes air mata
2022-10-01
1