Hari ini senja begitu indah warna jingga keemasan dengan hiasan awan mendung tipis-tipis, setengah bulatan sang surya yang sudah tertelan cakrawala, kicauan burung sambil berebut arah terbang ingin segera kembali ke sarangnya, dan cakrawala kian memerah, suasana seakan mengerti kiasan dari bait puisi berikut ini,
Dan Senja
Dimana semua masalah mencair di horizon
Dimana semua keputusan ditetapkan
Dimana semua penat terbayarkan
Dan Senja
Waktu dimana akan kembali di tengah kehangatan keluarga
Kembali bercerita apakah alam masih sama
Tempat dan waktu raga kembali ke peraduan
Sejenak melepas dunia
Dan ingatlah
Pesan sang surya di kala senja
Bahwa esok
Pasti jumpa
Pandangannya tak teralihkan dari lukisan senja diujung barat yang kian menghilang. Di teras lantai 2 sebuah rumah, Ceafi duduk menikmati secangkir teh dan buku cerita yang baru saja dibelinya minggu lalu. Suasana di Kota Nice (Prancis) saat sore hari memang sungguh mengagumkan. Kebiasaan Ceafi setiap sore adalah membaca buku sambil ditemani senja.
" Baiklah Jhon aku akan segera terbang ke sana, mungkin minggu depan. Oh, iya satu lagi tolong hubungi Pak Slamet untuk siapkan rumah, aku akan datang bersama putriku. " Ayah José sedang berbicara dengan seseorang ditelepon.
" Aku akan menyambut kedatanganmu sebaik mungkin. " Ucap orang itu diseberang telepon. Lalu sambungan telepon dimatikan.
Ayah José berbicara dengan seseorang lewat telepon sepertinya dari jauh karena bicara dalam bahasa indonesia. Ayah José sangat lancar berbahasa indonesia karena telah hidup selama 10 tahun di Indonesia. Setelah sepeninggalan istrinya yaitu Ibu Jessie, ia memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya di Prancis dan membesarkan Ceafi hingga sekarang.
Ayah José juga yang membiasakan Ceafi untuk berbahasa indonesia meskipun tetap harus menggunakan bahasa prancis saat beraktifitas diluar rumah.
" Cea' ! Sudah sore Sayang ayo masuk kau bisa kedinginan disana! " Ayah José memanggil Ceafi dari ruang keluarga.
" Oui, Père! Sebentar lagi ya. " Ceafi hanya menengok ke Ayahnya sekilas.
" Ayo masuk, kita dinner sekarang Ayah ingin bicara sesuatu denganmu Nona Ceafi. " Ayah José datang menghampiri Ceafi yang enggan masuk karena masih ingin berlama-lama dengan senja. Ceafi hanya tersenyum dan mengangguk lalu ikut masuk dengan Ayah José.
Di meja makan hanya berdua saja, Ceafi dan Ayah José. Mereka menikmati makan malam dengan hening lalu Ayah José memulai pembicaraan memecah keheningan.
" Ayah akan ada project baru di luar negeri. Dan kamu tahu akan kemana? " Menatap Ceafi agak serius.
" Kemana!? " Tanya Ceafi singkat.
" Kita akan terbang ke Indonesia minggu depan. Jadi persiapkan semua kebutuhan Ceafi dari sekarang ya, " Sambil menyuap makanan.
" Brakk!! " Ceafi kaget dan menggebrak meja meski tidak begitu keras.
" Apa! Minggu depan!? Ayah jangan gila, Ceafi masih banyak kerjaan dan..bagaimana dengan studi doktoralku? " Ceafi protes dan terlihat sangat tidak suka.
" Sst.. Tenang dulu Nona Kecil.. " Ayah José memengang lengan Ceafi dengan lembut.
" Ayah sudah rencanakan studimu disana dan untuk pekerjaanmu nanti akan dialihkan secara jarak jauh dan 70% nya akan dipegang Jonathan asisten Ayah. So, Ceafi tak perlu khawatir bukan. Percayalah Ceafi akan lebih bahagia disana. " Ayah José menatap Ceafi penuh harapan agar Ceafi mau ikut.
" D'accord tapi tidak minggu depan jugalah Ayah, Ceafi tidak suka buru-buru. " Menatap Ayah José agak tajam.
" Oh ayolah Sayangku, kau punya 10 hari untuk bersiap dan membereskan file pekerjaan. Ayah siapkan keperluan projectmu, dengar Ceafi sayang.. Ayah ingin kasih sesuatu jika Ceafi mau ikut dan itu tak akan pernah terjadi dua kali, hanya satu kali. " Suara Ayah José lebih lembut dan membuat Ceafi sedikit hanyut.
" Ayah seperti akan memberi warisan padaku, " Ceafi tersenyum menggoda Ayah José.
" Memangnya Ayah akan janjikan apa? " Ceafi semakin penasaran.
" Setelah kita berangkat, Ayah pasti akan kasih. " Ayah José tersenyum lalu bangkit dari kursi tempat ia makan, meninggalkan Ceafi yang terus penasaran.
" Besok pagi temui Jona untuk menyerahkan sisa pekerjaanmu ya, Putri Kecil! " Seru Ayah José pada Ceafi sambil tertawa kecil.
" Ceafi ada janji dengan Christon, suruh Jona ambil sendiri di kantor ya, hahaha! " Ceafi bergegas masuk kamarnya sebelum dicegat Ayahnya.
***
Pagi hari pun tiba, Ceafi sedang duduk di taman kota, ia tidak datang ke kantor karena menghindari Ayah José. Jika sedang bad mood Ceafi lebih memilih bekerja diluar kantor, ia sering pergi ke taman kota atau danau yang ada didekat rumah untuk menyegarkan pikiran.
Ceafi bekerja sebagai tim peneliti lingkungan hidup begitu pula dengan Ayah José. Kecintaanya pada lingkungan membuat Ceafi ingin bekerja sebagai peneliti. Tak tanggung-tanggung dalam 3 tahun terakhir sudah meraih banyak penghargaan dan karya ilmiah berkelas ilmuwan dunia. Ceafi memang gadis yang cerdas dan jenius, di masa studi sarjana dan magisternya sering mendapat predikat terbaik.
" Bonjour, Ceafi !? Ada apa kau ingin bertemu denganku di jam kerja? Kau sedang libur kah?! " Sapa Christon (mereka berbicara dalam bahasa prancis), teman Ceafi yang rumahnya cukup dekat dan merupakan temannya sejak Ceafi pindah ke Prancis.
" Tidak Chris, aku hanya sedang malas di kantor. Kau tahu Ayah memintaku ikut balik ke Indonesia minggu depan. " Suara lemah lembut Ceafi begitu halus dan anggun, memandang mata indahnya membuat siapapun terpana, termasuk Christon.
" Minggu depan!? Bukankah kau sudah mendaftar studi doktoral untuk bulan depan Cea' ? " Tanya Christon sembari duduk dekat Ceafi.
" Benar, tapi aku kalah start dari Ayah, dia sudah rencanakan studiku disana. Aku sebenarnya tidak mau kesana, tapi sayangnya aku punya tanggungjawab project bersama Ayah. " Ceafi nampak sedih, matanya memandangi taman, membiarkan angin sepoi menerpa wajahnya.
" Kenapa tidak minta Jonathan untuk menggantikanmu? " Ujar Christon memberi saran.
" Ayah tak akan mau pisah jauh dariku apalagi untuk waktu yang lama di Indonesia. " Balas Ceafi.
" Yah mau bagaimana lagi, Ayah José tak mungkin membiarkanmu sendirian kan? " Christon menatap Ceafi.
" Benar Chris, aku juga tak tega biarkan Ayah sendiri disana. Nanti siapa yang masak, yang temani Ayah dirumah, nanti kalo Ayah ada apa apa ?! Oh noo..Ceafi kenapa jadi berpikir negatif.. " Ceafi menepuk kepalanya.
" Hai sudah, tak baik bicara seperti itu. Waktunya makan siang, ayo kita makan di resto depan taman, " Christon bangkit dan menarik tangan Ceafi.
" Okay, aku kemas dulu laptopku, bolehkah aku bawakan dokumennya? " Ceafi mengemas barangnya dan memberikan domumen pekerjaan pada Christon.
" Ayo cepat, aku sudah lapar. " Christon bergegas dan diikuti oleh Ceafi.
Kini Ceafi tak bisa beralasan ataupun menghindar dari ajakan Ayah José. Harinya makin dikejar deadline dari Sang Ayah belum lagi menyiapkan segala keperluannya. Tapi beda dengan Ayah José, ia diam-diam sudah menyiapkan barang kebutuhan Ceafi. Meskipun seorang laki-laki tapi Ayah José selalu memperhatikan apa barang-barang yang Ceafi butuhkan, secara mereka hanya tinggal berdua.
" Ayah! Sepertinya keberangkatan kita perlu diundur, Ceafi agak kurang fit ,Yah! " Ceafi berpura-pura sakit agar mengulur waktu keberangkatan.
" Hmm..coba sini, " Ayah José memegang kepala Ceafi dan menyentuh keningnya, memang agak hangat tapi Ayah José tahu persis kelakuan putrinya.
" Rupanya ini perlu dirawat inap biar besok Sabtu tetap bisa berangkat. " Ayah José beranjak mengambil ponsel yang diletakkan di meja dan memanggil seseorang.
" Oh no, Ayah akan bawa aku ke hospital, " gumam Ceafi dalam hati yang sedikit cemas. Suatu rahasia dari Ceafi adalah ia fobia terhadap rumah sakit.
" Halo Dok! Ada kamar untuk Ceafi?! Ia... " Ceafi langsung merebut ponsel Ayahnya.
" Ahaha, halo Dokter, Ceafi aman kok..Ceafi baik-baik saja, Dok. Tadi Ayah cuma becanda kok hehe, bye Dokter Chard! " Ceafi meringis ke arah Ayah José.
" Makanya gak perlu berdrama, Ayah sudah tata semua barang Ceafi di koper tinggal keperluan khusus yang belum Ceafi siapkan. Paspor, visa, berkas studi ada di Ayah besok Sabtu pagi kita take off oke!? " Ayah José mencubit hidung mancung Ceafi.
" Secepat itu Ayah persiapkan semuanya? " Ceafi bersandar di bahu Ayah José.
" Double time honey, " Ayah José tersenyum lebar.
***
Sedang di seberang benua Eropa, Prof.Jhon yaitu seorang ilmuwan Indonesia yang merupakan teman dekat Ayah José tengah berbicara dengan Pak Slamet yang dipercaya Ayah José untuk menjaga rumahnya sejak ditinggal ke Prancis.
" Mungkin Minggu pagi José dan Nona Ceafi sudah tiba di bandara, aku hanya diminta untuk Pak Slamet menyiapkan rumahnya. " Ujar Prof.Jhon pada Pak Slamet di teras rumah Ayah José.
" Siap Pak Jhon, saya dan Minah selalu membersihkan rumah ini, kapanpun siap ditinggali. " Balas Pak Slamet.
Bibi Minah datang membawakan teh untuk Prof.Jhon dan Pak Slamet, " Monggo Prof tehnya.. " Bibi Minah menawari teh yang dibawanya dengan gaya medhoknya.
" Min, besok Tuan José mau dateng, kita siapin penyambutan yang meriah yo. " Ucap Pak Slamet ke Bi Minah.
" Wah siap Slamet, aku bakal masak kesukaan Tuan José! " Bibi Minah sangat bersemangat.
***
Dan hari Sabtu pun tiba, langkah kaki yang sedikit berat tak ingin meninggalkan Kota Nice yang cantik ini. Senja di ufuk barat akan mulai kesepian tanpa kehadiran Ceafi, teras lantai 2 yang setia menemani Ceafi akan sunyi dan kosong. Dengan sedikit berkaca Ceafi memandang rumah sederhana ini dari luar.
" Ayo Sayang, nanti kita terlambat, " Ayah José menepuk bahu Ceafi dan mengajaknya segera pergi.
Ceafi hanya mengangguk tak berkata apapun. Bahkan Ceafi tak sempat berpamitan pada Christon, ia berencana akan pulang sendiri secara diam-diam.
" Ceafi marah pada Ayah? " Ayah José mencoba bicara pada Ceafi yang sedari tadi diam di ruang tunggu bandara.
" Tidak, aku hanya masih berat untuk pergi dari sini. Lagi pula kembali kesana hanya akan mengingat kenangan bersama Mama. " Ceafi berkaca-kaca dan tak mau melihat ke arah Ayah José.
" Ayah tidak bermaksud ingin menengok kenangan itu, tapi ini adalah murni tugas penelitian Ceafi sayang. " Ayah José mengelus rambut Ceafi dan memeluknya.
***
Perjalanan pesawat menempuh waktu sekitar 28 jam. Perjalanan yang sangat membosankan tentunya. Dan setelah berjam-jam duduk dipesawat akhirnya landing juga di bandara. Ayah José tampak sangat senang dan langsung menuju rumahnya. Ayah José dan Ceafi dijemput oleh Pak Doni sopir setia keluarga Joshington.
" Waaah selamat datang Tuan José!?!? " Bi Minah menyambut dari depan rumah dengan sangat heboh.
" Eh ini Nona Ceafi ya..Ya Allah sudah dewasa cantik sekali yo, kaya tuan putri kerajaan hehe... " Bi Minah memeluk dan menepuk bahu Ceafi seperti ibu ketemu anaknya yang terpisah lama.
Namun Ceafi hanya merespon biasa saja sebagai ramah tamah, jujur Ceafi masih ingin tinggal di Prancis.
" Welcome to Indonesia, Ceafi ! Hawanya beda bukan? Lebih hangat disini lebih nyaman bukan? " Tanya Ayah José mencoba menghibur Ceafi. Ayah José tahu jika putrinya itu tidak bahagia.
" Iya hangat rasanya Ceafi akan meleleh " Ceafi menjawab pertanyaan Ayahnya dengan ketus.
" Bi Minah, antar Ceafi ke kamarnya ya, dia kecapekan perlu istirahat, " Ayah José melambaikan tangannya pada Bi Minah.
Ceafi beranjak tanpa berkata apapun. Matanya berputar melihat sekeliling rumah. Rumah sederhana namun cukup besar milik Ayah José dengan tampilan adat Jawa dengan sentuhan gaya kebarat-baratan tampak rapi dan elegan.
" Bi Minah, tolong temani dan jaga Ceafi ya, dia masih perlu adaptasi mungkin beberapa hari ke depan ia akan sedikit rewel. " Pesan Ayah José pada Bi Minah.
" Nggih, siap Tuan, serahkan pada Minah! Saya ingat betul dulu waktu gendong pas masih bayi. " Bi Minah tersenyum lebar dengan gaya khasnya.
"Hmmn, terima kasih ya Bi, " Ayah José pergi ke teras rumah untuk mencari udara segar.
" Nona, Bibi buatin teh panas, biar badan lebih enakan yah, Bibi sudah siapin air hangat juga untuk mandi. " Bi Minah masuk membawakan Ceafi teh hangat.
"Terima kasih, aku mandi nanti saja. Jika Ayah mencari katakan aku sedang istirahat ya. " Ceafi tersenyum pada Bi Minah dan mengambil cangkir teh yang dibawakan dan meminumnya. Sedikit kepaitan tapi karena haus terpaksa harus meminumnya.
" Baik Non, eh Non, welcome to Indonesia yo, wehehe! " Bi Minah tertawa saat mengatakan kalimat bahasa Inggris itu dengan logat medhoknya yang lucu. Dan Ceafi juga ikut tertawa, lalu membaringkan tubuhnya di kasur dan tak lama ia terlelap karena saking lelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
R.F
2 like hadir semangat kak
mampir y
2024-01-07
0
Ais Twin
Ceafi jangan lupa, kalau balik ke Prancis kabar-kabar ya, ingin ikut ☺️ untuk Author, semangat berkarya🤗💪
2023-10-06
0