Bab 2
Malam sebelumnya.
Suara riuh di sebuah pasar tradisional pagi itu terdengar sangat berisik. Seorang gadis berusia dua puluhan terlihat sangat antusias saat dia membantu beberapa orang yang berbelanja sayur mayur dan lain sebagainya.
Azura. Gadis cantik yatim piatu berusia 21 tahun itu melakoni hari-harinya sebagai kuli panggul di pasar. Dia terpaksa bekerja serabutan karena dia tidak memiliki pendidikan tinggi. Dia berhenti sekolah tepat sebelum dia bisa mengikuti ujian nasional. Orang tua Azura yang sudah meninggal di saat Azura masih duduk di kelas 11 membuat Azura sedikit kesulitan. Untuk makan saja dia sudah sangat sulit. Apalagi kalau Azzura harus membayar uang SPP sekolah.
"Hei! Cepatlah Nak! Angkotnya sudah mau jalan ini!"
Azzura berlari saat seorang pelanggan memintanya untuk lebih cepat saat memikul sekarung wortel di punggungnya. Sesungguhnya Azzura tidak kesulitan untuk mengangkat barang-barang seperti ini. Berkat gen yang diturunkan oleh ibunya, Azzura memiliki kekuatan super di luar nalar. Namun Azzura harus menyembunyikan kekuatan itu. Mendiang ibunya meninggal karena difitnah oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab. Orang itu menyebarkan berita bohong kalau Ibu Azzura adalah seorang penyihir karena kekuatan super yang dia miliki. Padahal ibu Azzura orang baik. Dia tidak pernah menyalahgunakan kekuatannya untuk hal yang tidak-tidak. Namun tetap saja warga di desa itu terhasut sampai ibunya meninggal karena di racun orang yang tidak tahu siapa. Setahun setelah ibunya meninggal. Ayahnya pun ikut menyusul sang ibu.
"Sudah semua ya Bu!" ucap Azzura menaikan karung berisi wortel tersebut ke dalam angkot.
"Terima kasih Nak! Ini upah untuk kamu!"
Azzura mengambil dua lembar uang kertas yang nominalnya tidak besar tersebut. Tapi dia masih bersyukur karena berapapun uang yang dia dapat, setidaknya itu bisa menyambung hidup.
"Terima kasih Bu!"
"Iya. Kamu pulang lah! Pasar sudah mulai ( sepi). Paling yang datang siang hanya pembeli kecil!"
Azzura mengangguk. Memang dia hanya bekerja dari jam 1 malam sampai jam 5 pagi. Jika sudah lewat dari jam 6, orang-orang yang berbelanja biasanya hanya belanja untuk konsumsi pribadi. Jadi sangat jarang Azzura dapat orderan untuk kuli panggul.
"Lumayan lah buat beli paket. Novel si ganteng kan belum tamat!"
Azzura memang sangat menyukai novel online. Selain untuk menghilangkan penat, terkadang membaca novel online seperti sedang menonton series gratis tanpa harus berlangganan. Dan novel yang sedang dia sukai sekarang adalah novel Cinta Pertama Tuan Muda yang Buta. Novel ini sangat menyenangkan karena menceritakan tentang seorang laki-laki yang memiliki kehidupan malang dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Meskipun dia buta, dia sangat tampan dan gagah. Kekayaan nya juga sangat menggiurkan. Azzura yang notabenenya adalah gadis miskin dari kelas bawah sangat berharap jika kelak dia bisa bertemu dengan laki-laki impiannya yang ada di dalam novel. Agak absrud memang. Tapi Azzura sangat menyukai dunia kehaluannya.
Saat tiba di sebuah tempat sepi, tiba-tiba Azzura di hadang 4 orang laki-laki yang tidak dia kenal. Ke empat laki-laki itu berjalan mengikuti Azzura meskipun dia sudah mundur terus menerus.
"Mau apa kalian?" sentak Azzura saat orang-orang itu mulai mengitari Azzura. Jam 5 ini masih cukup gelap, jadi masih sangat sepi. Daerah tepatnya tinggal merupakan daerah pantai.
"Kamu Azzura kan, gadis yang selalu bekerja sebagai kuli panggul. Jadi simpanan Abang aja gimana sayang, nanti Abang kasih uang banyak. Kamu gak usah capek-capek kerja."
Azzura menolehkan kasar kepalanya ketika orang itu dengan tidak sopan mencolek dagunya. Mereka pikir Azzura colenak apa bisa di colek-colek kayak gitu.
"Bang. Abang jangan main-main sama saya. Saya bisa kerja sendiri. Saya gak butuh uang Abang."
Keempat orang itu saling tatap. Detik berikutnya mereka tertawa terbahak-bahak. "Cih, sok jual mahal banget ini cewek. Sikat aja Bang!"
Salah satu lelaki brengsek itu menarik paksa bahu Azzura. Namun karena Azzura menahan dirinya. Baju yang dikenakan Azzura malah terkoyak.
"Wah, kuat juga cewek ini!" ucap lelaki itu berdecak meremehkan.
"Keroyok aja. Kita main rame-rame!" seru yang lain.
Azzura melirik area sekitarnya. Di sana masih sangat sepi. Jikapun dia berteriak, itu akan sangat percuma. Azzura tidak mungkin mendapatkan pertolongan. Yang ada dia akan habis di lahap manusia-manusia gila didepan.
"Maafkan Azzura Ayah, Ibu, Azzura tidak melakukan hal yang salah, orang-orang ini memang pantas di hajar."
Azzura menghembuskan napas panjang sembari membuka mata yang sebelumnya terpejam. Ketika empat orang itu mulai mendekat. Azzura dengan segera menendang mereka satu persatu.
Bughhhhh!!
Swingng! ... Bughhhhh!
Satu orang tersangkut di atas pohoh.
Bughhhhh!
Swingng! ... Byurrrrrrr!
Dua yang lainnya tercebur ke dalam air laut.
Sekarang tinggal satu orang lagi. Namun orang itu mulai mundur karena takut. Dia berbalik. Namun belum sempat dia berlari, Azzura sudah menahan celananya.
"Maafkan aku Bang!"
Bughhhhh!
Swingng! ... Brukkkkk!
Orang terakhir melayang seperti burung terbang lalu kembali jatuh ke atas pasir.
Azzura tidak sadar jika dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikannya bahkan membuat video singkat bagaimana Azzura menerbangkan orang-orang tersebut. Hebatnya, orang itu sama sekali tidak merekam video dari awal. Ibarat kata dia sengaja membuat Azzura seolah-olah menjadi orang jahat karena menganiaya orang lain.
****
"Aku sudah bilang. Azzura itu titisan ibunya. Dia sama sekali bukan manusia. Kalau kita biarkan dia tetap hidup. Dia akan membunuh kita satu persatu seperti orang-orang tadi."
Segerombolan orang itu mengangguk sembari terus berjalan mendekati rumah Azzura yang ada di bibir pantai. Mereka benar-benar terhasut oleh mulut satu orang juga oleh video yang dia perlihatkan.
"Kita harus tenggelamkan dia sekarang juga. Kita tidak boleh membiarkan dukun yang bekerja sama dengan jin hidup damai di desa kita."
Semakin hebohlah orang-orang itu. Warga-warga di sana sudah benar-benar terhasut oleh berita tidak benar tersebut.
"Azzura! Azzura! Keluar kamu!"
Semua orang berteriak sembari menggedor kaca dan pintu rumah Azzura. Mereka sama sekali tidak memperdulikan Azzura yang baru hendak beristirahat setelah memakan mie instannya.
"Azzura keluar atau kami bakar rumah kamu!"
Azzura mengerutkan kening. Dia yang hendak berbaring kembali bangkit dari ranjangnya.
Matanya terbelalak saat dia membuka pintu dan melihat warga di desanya sudah berkumpul sembari membawa kayu dan juga tongkat pemukul ikan entah untuk apa.
"Ada apa ini?" tanya Azzura dengan wajah bingungnya.
"Alah. Jangan banyak bacot kamu. Kamu itu seorang penyihir. Sama seperti ibu kamu. Kami tidak bisa membiarkan kamu hidup."
Orang yang tadi menyebarkan gosip dan video tidak jelas tentang Azzura menarik tangan Azzura menyeret gadis tak berdosa itu ke bibir pantai.
"Tunggu! Apa yang ingin kalian lakukan? Kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini?"
"Alah, hajar aja hajar!"
Semua warga yang sudah bersikap dengan kayu yang ada di tangan mereka mulai menghajar Azzura membabi buta. Bayangkan saja. Seorang gadis berperawakan mungil di kroyok warga satu kampung dan di hajar secara brutal. Azzura bukan tidak bisa melawan. Namun jika dia melawan, Azzura tidak yakin dia akan bisa mengendalikan emosinya. Dia takut melewati batas. Ibunya pernah berpesan jika Azzura tidak boleh menyakiti orang-orang tidak bersalah.
30 menit setelah di hajar habis-habisan, Azzura masih belum meninggal. Orang-orang malah semakin yakin jika Azzura adalah titisan setan.
"Tenggelamkan saja dia di lautan!"
Warga pun berbondong-bondong menyeret tubuh Azzura yang sudah penuh luka dan berdarah-darah menuju air laut. Azzura tersenyum kecut. Dia menatap beberapa orang yang tidak ikut menghajarnya namun juga tidak melakukan apapun untuk menolongnya.
Byurrrrrrr!
Dengan tidak beradab nya mereka melemparkan sebuah batu besar yang telah di ikat pada tubuh Azzura. Dalam hitungan detik, gadis itu tenggelam seiring dengan sapuan ombak.
Azzura tersenyum. Dia benar-benar tersebut saat air dingin mulai menyeruak menusuk kulitnya. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi menahan sakit. Lebih sakit lagi karena air merupakan satu kelemahannya. Dia tidak bisa menggunakan kekuatannya saat berada di dalam air.
"Ibu. Azzura sudah menuruti semua yang ibu katakan. Azzura lelah Bu, Yah. Sekarang biarkan Azzura menemui kalian."
Azzura mulai memejamkan mata saat pasokan oksigen di paru-parunya mulai menipis. Urat-urat di lehernya bermunculan. Rasa tercekik itu semakin lama semakin nyata.
To Be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Lina Sofi
bodoh
2024-04-22
0
dani
KLO w mending jdi jahat seklian🥴 dri pada baik TPI di zolimin terus
2024-01-22
1
Cleydra
kek buah iblis one piece jir🗿
2023-06-28
0