Brak
Pintu itu tertutup dengan kencang, seorang pria yang tersulut emosi itu melampiaskannya pada pintu.
"Jho.. Lepas! sakit Jho,"
Jhonatan menghempaskan tubuh Bella ke ranjangnya. Dengan cekatan dia membuka kemejanya, lalu membuangnya ke sembarangan arah. Dia membuka ikat pinggangnya, kemudian tersenyum sinis.
"Bukankah kamu ingin menjadi istri ku,"
Jhonatan menaiki ranjangnya. Dia mengikat kedua tangan Bella dengan ikat pinggangnya.
Bella memejamkan matanya, ia selalu memikirkan apa salahnya? dimana letak kesalahannya?
"Kenapa menangis, hem?" Jhonatan mengendus pipi Bella.
"Hentikan Jho! kau gila!" Bella berteriak. Baru kali ini ia berteriak pada seseorang.
Plak
Bella merasakan perih dan sakit di pipi kanannya. Dia menoleh, tidak mempercayai pria di depannya adalah Jhonatan, untuk kedua kalinya dia menerima kenyataan pahit ini.
"Dengar! wanita murahan seperti mu tidak berhak berteriak pada ku. Selamanya kamu tidak akan pernah bisa menggantikan Gladies."
Telinga Bella terasa panas, selama beberapa hari ini, setelah memasuki kediaman megah ini. Selama itu pula ia tidak pernah merasakan kebahagiaan. Kali ini Jhonatan menyebut nama wanita lain. Siapa Gladies? apa kekasihnya?
"Apa wanita itu Gladies?"
"Iya, dia wanita yang aku cintai selama ini. Sekaligus dia yang menjadi nyonya di rumah ini, di hati Jhonatan."
Jhonatan memulai aksinya, dia mencium leher Bella. Kemudian menarik dagunya, mencium bibirnya dengan rakus. Aroma manis tubuh Bella membuat miliknya tak bisa ia tahan lagi.
Kedua tangan Jhonatan sangat lihat memainkan kedua buah itu. Hingga Jhonatan merobek kain yang melekat di tubuh Bella dan menyisakan bungkus hitam itu.
"Hentikan Jho!" teriak Bella.
Namun, teriakan itu sia-sia. Jhonatan tidak memperdulikan teriakan Bella. Ia tidak ingin menyerahkan mahkotanya dengan cara seperti ini. Perlakuan kasar Jhonatan, kesakitan yang ia alami. Ia tidak menginginkan semua ini.
"Aku mohon hentikan." Bella menatap langit-langit, sudut matanya terus mengalir. Tubuhnya tidak bisa bergerak, kekuatannya kalah. Ia tidak bisa memberontak, entah mengapa? kali ini ia merasakan hidupnya telah hancur.
Jhonatan, pria terus menghujami seluruh tubuhnya. Tidak berhenti sedikit pun. Rasa kasar dan sakit itu, tidak bisa ia lupakan. Perlakuan ini, akhirnya membuatnya menyerah.
Ia lemah, akhirnya ia pasrah. Ia hanya boneka, namun sampai kapan ia harus bertahan.
Hah
Hah
Hah
Jhonatan membaringkan tubuhnya di samping Bella. Dia merasakan kepuasan, hasratnya telah ia keluarkan. Entah berapa kali dia mengeluarkannya dan tubuhnya kali ini tidak bertenaga.
"Ceraikan aku Jho."
Jhonatan beranjak dari tidurnya, dia menarik dagu Bella yang membuang muka ke arah lainnya. Bella tidak sedikit pun melihat ke arah Jhonatan. Ada rasa sakit, perih, pahit dan semuanya bercampur aduk.
"Ceraikan aku."
Dua kalimat itu membuat Jhonatan naik pitam. Cerai, di pernikahan ini hanyalah dirinya yang bisa memutuskan.
"Cerai! lakukan kalau kau bisa, selamanya tidak akan ada kata cerai. Kecuali aku yang sudah membuang mu. Di pernikahan ini hanya aku yang berkuasa."
"Apa salah ku Jho?"
Jhonatan tak ingin menjawab, sejujurnya ia ingin mengatakan. Bahwa karena ayahnya lah yang membuat istrinya saat ini terbaring koma.
"Berlarilah semampu mu, aku pasti bisa menemukan mu."
Jhonatan melepaskan tangannya yang mencengkram dagu Bella. Dia turun dari ranjangnya, menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Bella, dia turun dari ranjang Jhonatan. Dengan pelan salah satu kakinya ia gerakkan. Namun, sakit di bawah sana membuatnya terhuyung ke belakang. Kedua kakinya gemetar. Namun, rasa sakit itu tidak bisa di bandingkan dengan rasa sakit hatinya.
Di lihat pakaiannya yang berserakah dan robek. Ia perlahan melangkah ke lemari, mengambil kemeja Jhonatan untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Hiks
Hiks
Ia tidak bisa menahan air matanya, kiss mark ini, membuktikan kalau dirinya di samakan dengan wanita murahan di luar sana.
Bella menghapus air matanya, dia keluar dari kamar ini yang membuatnya takut. Sebelum Jhonatan keluar, dia harus pergi dari ruangan yang seperti neraka ini.
"Rupanya wanita murahan sudah keluar,"
Bella tak menjawab, kedua matanya melihat wanita itu duduk santai di sofa sambil membaca majalah.
"Bagaimana menjadi wanita yang hanya di buat pajangan di ranjang?"
Dada Bella terasa panas, dia langsung berlari. Ia tidak kuat mendengarkan perkataan wanita itu lebih lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Winar hasan
kalo istri d bilang wanita murahan trus apa kabar nya dirimu yg bukan siapa2😕😕😕😕
2022-10-20
1
Sumi Yati
kalo Dendam jangan ke anak nya gk ada otak sih
2022-08-19
0
Shuhairi Nafsir
Bella jangan jadi wanita bodoh dan lemah. benci banget dengan wanita yg bodoh lagi lemah laginya dibutakan oleh cinta.
2022-08-17
2