Aurel dan Darren tengah berada di ruang tamu rumah Aurel, sebuah buku dan foto yang ditemukan Aurel digudang ia letakkan di atas meja.
"Nyokap Lo mana?" Tanya Darren.
"Kerumah sakit, periksa kesehatan, kemungkinan pulangnya sore" jawab Aurel.
"Yaudah kita mulai dari mana?"
"Buku ini?" Aurel membuka buku dengan judul KISAH KELAM SMA DASASILA, ia memperlihatkan beberapa deretan angka yang ia lihat semalam.
"Angka-angka ini pasti punya makna, ga mungkin cuman asal-asalan"
"Iya, gue juga tau kalau ini ada makna nya, tapi gimana cara mecahin teka teki ini"
"Lo ada kenalan yang bisa mecahin teka-teki ginian ga?"
"Gue ada kenalan sih, tapi apa Lo yakin dia bisa bantu kita?"
"Coba aja dulu"
"Bentar gue hubungin dulu"
Aurel menghubungi Andra temannya, saat ia masih dibandung. Andra dikenal dengan kecerdasannya, tapi sayang nya ia sangat susah bergaul dengan orang-orang. Dan Andra juga memiliki hobi yang aneh bagi kebanyakan teman-teman nya sehingga ia tidak memiliki banyak teman.
"Halo"
"Iya rel, kenapa? Tumben nelfon gue?" Tanya Andra.
"Gue butuh bantuan Lo"
"Bantuan apa?"
"Gue nemuin buku, tapi isinya deretan angka gitu, Lo ngerti ngak?"
"Iya gue ngerti kok, coba de Lo bikin abjad A sampai Z trus Lo bikin angka 1 sampai 26"
"Iya bentar" Aurel menuruti perintah Andra, ia mengambil buku dan pulpen untuk menulis. Aurel menuliskan abjad A sampai dengan Z, lalu ia menulis angka 1 sampai dengan 26.
"Udah, sekarang gimana?" Tanya Aurel.
"Kalau udah, coba de Lo cocokin angkanya sama abjad yang Lo bikin, setelah itu Lo gabungin" pinta Andra.
"Okey, makasih ya ndra" ucap Aurel, menutup sambungan telfonnya.
"23, 1, 14, 9, 20, 1"
"2, 5, 18, 8, 1, 20, 9"
"9, 2, 12, 9, 19"
"W, A, N, I, T, A"
"B, E, R, H, A, T, I"
"I, B, L, I, S"
Setelah selesai mencocokkan semua angka dan abjad, Aurel membaca kalimat yang ia cocokkan.
"Maksudnya apa?" Tanya Aurel pada Darren.
"Gue juga ga tau, kayaknya ini juga teka teki deh"
"Oh ya, gue juga nemu ini di gudang" Aurel memperlihatkan foto yang ia temui digudang.
"Ini foto Lo?" Tanya Darren.
"Menurut Lo?"
"Dia si mirip Lo, tapi entah kenapa gue yakin dia bukan Lo, tapi orang yang berbeda" ucap Darren.
"Iya Lo bener, itu emang bukan gue"
"Lo punya kembaran?" Tanya Darren.
"Setau gue enggak, karna dari kecil gue cuma sendiri, ga punya saudara"
"Trus ini siapa?"
"Ga tau, tapi gue nemu ini" Aurel memperlihatkan pin nama yang ia dapatkan digudang itu juga.
"Pin nama?"
"Iya" Darren mengambil pin nama tersebut dan membaca nama yang tertera pada pin itu.
"Aunia meldana?" Tanya Darren, melirik Aurel.
"Meldana itu nama gue juga" ucap aurel. Sementara Darren mengerenyitkan dahinya bingung.
"Maksudnya gimana?"
"Lo tau nama lengkap gue?"
"Gak" singkat Darren, karna ia hanya tau nama singkat Aurel saja.
"Nama lengkap gue tu, Aurelia meldana"
"Kenapa bisa kebetulan gini, muka Lo sama dia mirip, dan nama kalian juga hampir mirip, Aunia Meldana dan Aurelia Meldana, jangan-jangan kalian saudaraan?" Tebak Darren. Tidak bisa dipungkiri Aurel juga merasakan hal yang sama dengan Darren, tapi jika benar ia punya saudara kembar, kenapa orang tuanya tak pernah memberi tau Aurel.
"Coba gue tanya mama de"
"Yaudah, udah sore juga nih, gue pamit ya" pamit Darren.
"Ayo, gue antar kedepan"
Aurel mengantar Darren kedepan, dan bertepatan dengan Aleta yang baru saja pulang.
"Sore tan" sapa Darren.
"Iya, sore" balas Aleta, kemudian melirik Aurel. Aurel yang paham akan kode dari mamanya langsung menjawab.
"Teman sekolah ma"
"Oh teman sekolah" jawab Aleta, ia melirik Darren dari atas sampai bawah. Darren yang dilihat Aleta, merasa aneh dan canggung. Ia seperti sedang diintrogasi karna melakukan kesalahan.
"Yasudah mama masuk dulu"
"Iya ma"
Setelah Aleta memasuki rumah, Darren langsung bernafas lega.
"Busyett nyokap Lo serem ya" ceplos Darren.
"Maksud Lo apa? Lo ngatain nyokap gue seram?!"
"Ya abisnya, nyokap Lo liatin gue gitu, udah kayak bikin kesalahan aja gue"
"Tapi tetap aja itu nyokap gue, ga seharusnya Lo bilang gitu"
"Iya, maaf ga bakalan diulang lagi kok, janji deh"
Setelah Aurel mengangguk, Darren berpamitan dan melajukan motornya meninggalkan rumah Aurel.
Aurel memasuki rumah, dan mendapati Aleta tengah duduk diruang tamu. Ia melihat semua barang-barang yang yang terletak di atas meja.
"Astaga gue lupa beresin" batin Aurel.
"Ma, itu barang-barang aku" rampas Aurel, sebelum mamanya melihat buku, foto dan pin nama itu.
Aleta tak bereaksi apa-apa, ia hanya melihat Aurel sekilas dan pergi kedapur.
"Kira-kira mama udah liat belum ya?" Pikir Aurel.
"Udahlah, mending gue simpan sebelum mama liat lagi" Aurel menyimpan barang-barang tersebut pada salah satu leci didalam kamarnya. Ia menguncinya dan menyembunyikan kuncinya di bawah bantal.
Aurel kembali menghampiri mamanya yang tengah menyiapkan makan malam.
"Ma" panggil Aurel.
"Kenapa?"
"Gimana tadi?" Tanya Aurel, Aleta tau apa yang dimaksud putrinya.
"Baik kok"
"Syukur de ma, Aurel ga mau liat mama sakit lagi"
"Kamu tenang aja, mama ga bakalan kenapa-kenapa, tugas mama belum selesai ga mungkin mama pergi"
"Maksud nama apa?" Tanya Aurel, ia merasa ambigu dengan kata-kata yang dilontarkan mamanya.
"Gapapa, ayo makan!" Pinta Aleta. Entah kenapa mendengar perkataan mamanya, Aurel merasakan ada hal besar yang akan terjadi, dan hal itu akan membuatnya merasakan kesedihan yang mendalam.
"Ma, aku mau nanya?"
"Apa?" Tanya Aleta yang sedang menyendokkan nasi pada piringnya.
"Aku punya saudara kembar?" Tanya Aurel. Seketika tangan Aleta berhenti menyendok nasi, ia seakan-akan terkejut dengan pertanyaan Aurel namun raut wajahnya tetap terlihat tenang.
"Saudara kembar? Anak mama cuma kamu" tegas Aleta.
Mendengar jawaban Aleta, Aurel hanya bisa diam dan melanjutkan makannya. Jika ia tak punya saudara kembar lalu siapa gadis yang ada difoto itu? Kenapa wajahnya sangatlah mirip dengannya?
.
.
.
Aurel terus saja mondar mandir didalam kamarnya, ia masih memikirkan jawaban dari mamanya. Walaupun Aleta menjawab dengan tegas, entah kenapa hati kecil Aurel tak yakin akan jawaban dari Aleta.
Dering ponsel Aurel, membuatnya menghentikan pemikiran tersebut.
"Halo"
"Halo rel, gue besok ke Jakarta" balas Andra.
"Kenapa ndra? Ada masalah? Kok mendadak gini?" Tanya Aurel.
"Kayaknya ada yang disembunyiin sama orang tua Lo"
"Disembunyiin?"
"Iya, gue kemarin ketemu sama om Gio, gerak-geriknya mencurigakan makanya gue ikutin"
"Papa gue? Lo ketemu dimana?"
"Gue liat dia di rumah lama Lo"
"Rumah lama?, papa di Bandung?"
"Iya, emang Lo ga tau?"
"Ga, setelah pindah kesini papa ga pernah pulang, dan ga ada kabar sama sekali"
"Yaudah, besok gue ceritain kronologinya setelah sampai Jakarta"
"Iya, gue tunggu ya. Gue juga ada yang mau diceritain sama Lo" Sambungan telfon terputus bersamaan dengan suara gelas pecah.
"Mama" lirih Aurel, setelah mendengar suara gelas pecah dari kamar Aleta. Aurel langsung berlari menuju kamar sang mama.
"Mama!" Panggil Aurel, Ia langsung membuka pintu.
"Mama gapapa?"
"Gapapa, mama ga sengaja nyenggol gelas" balas Aleta, yang tengah mengumpulkan beling yang berserakan dilantai.
Aurel membantu Aleta mengumpulkan beling yang berserakan.
"Biar aku aja ma, udah malam mama istirahat ya" ucap Aurel, membantu mamanya berbaring di kasur.
Aurel membuang beling ke tong sampah, dan kembali ke kamarnya. Aurel kaget ketika ia memasuki kamar, pada cermin nya terdapat sebuah tulisan yang ambigu.
"KITA SEPERTI PINANG DI BELAH DUA"
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Kaisar Tampan
Aku udah mampir ya kak.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
terima kasih
2022-07-08
0
Maminya Nathania Bortum
hadir kembali thor
2022-05-11
0