Merasa Asing

Dengan mengenakan sepatu sneakers dan baju yang berbalut jas putih, Alexa berjalan menuju ruangannya. Dia merasa lelah sekali. Jam enam pagi, Alexa sudah keliling memasuki ruang-ruang pasien bersama dokter senior, belum lagi catatan seabrek tentang kondisi pasien, rasanya benar-benar melelahkan. Tapi dia masih beruntung mendapatkan konsulen yang sangat sabar untuk membimbing dirinya.

"Mbak Lexa, dicari pasien ruang VIP no.7, seejak tadi beliau nggak mau makan dan nanyain Mbak Lexa terus." ucap perawat senior saat melihat Alexa duduk manis bersama teman teman seperjuangannya.

Pasien ruang VIP dengan nama Ibu Gayatri sering kali mencari perhatian Alexa. Hanya Alexa yang bisa membuat nyaman wanita berumur enam puluh lima tahun.

Flashback Back.

Alexa berjalan menelusuri koridor rumah sakit, dia berniat pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sejak tadi terasa keroncongan. Langkahnya yang mengayun dengan santai itu tiba-tiba harus terhenti karena dia melihat seorang pasien yang masih duduk di taman sendirian.

Gadis berkerudung segi empat itu pun memilih untuk mendekatinya. Mentari yang mulai terasa teriknya membuat Alexa mencemaskan kondisi wanita itu.

"Ibu, kenapa masih duduk di sini? Jam segini sinar matahari sudah tidak bagus untuk kulit." Alexa sempat melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul sebelas siang tapi beliau masih duduk di taman, membuat Alexa mencoba membujuknya masuk.

"Kenapa putraku belum datang?" ucap Ibu Gayatri terlihat sangat kecewa.

"Bagaimana jika Alexa menemani Ibu masuk?" tawar Alexa. Dia tidak tega melihat wanita berumur itu masih berharap, karena bisa juga putra yang ditunggunya tidak datang untuk saat ini.

Setelah memberinya banyak pengertian dan juga perjanjian untuk setiap hari mampir di ruangnya. Akhirnya Ibu Gayatri menuruti ucapan Alexa.

Alexa membantu Ibu Gayatri berjalan masuk ruangan. Dia juga mengatur suhu AC agar terasa lebih nyaman.

"Ibu makan dulu biar sehat." ucap Alexa saat melihat makanan yang masih utuh di atas meja.

"Aku malas, Dok!" jawab Gayatri dengan menatap gadis cantik yang memperlakukannya dengan ramah dan penuh perhatian. Alexa memang terbiasa menggantikan Mama Zoya merawat Oma Shanti yang sudah dikatakan pikun, dan mungkin cerewetnya bisa dikategorikan sejagat raya.

"Saya belum resmi jadi dokter, Bu. Saya masih mahasiswa yang praktek." jawab Alexa mendekati Ibu Gayatri dengan membawakan makanannya.

"Nggak apa, aku senang saja jika yang datang ke ruangku adalah Dokter Alexa."

"Tapi, Ibu makan dulu, ya! Biar tetap sehat." bujuk Alexa.

"Tapi janji ya, setiap hari datang ya, Dok!" Alexa hanya mengangguk dengan mengarahkan kotak makanan ke arah Ibu Gayatri. Saat itu Alexa bisa melihat binar kebahagian di mata wanita yang saat ini menyuapkan makanannya ke mulut.

Flash On

"Bujuk aja beliau untuk pulang, Xa." jawab Nindy teman seperjuangan Alexa yang sama-sama sedang menjalani koas.

"Iyalah, Xa. Aku dengar, beliau bukannya sakit tapi hanya mencari perhatian putranya." timpal Irul yang pernah berbincang pada dokter yang menangani Ibu Gayatri.

"Pernah aku tanya. Katanya si, beliau kalau sakit anaknya lebih perhatian." sahut perawat senior tadi. Ah, bukanya duitnya banyak? Jika hanya mengusir kesepian seharusnya masih punya seribu cara tanpa harus berhubungan dengan rumah sakit. Sempat terfikir oleh Alexa seperti itu. Tapi, gadis itu kembali membiarkannya karena setiap orang punya caranya masing masing untuk keluar dari permasalahannya.

"Untung saja beliau memiliki banyak saham di rumah sakit ini. Jadi beliau punya perlakuan khusus untuk memilih berapa lama beliau harus tinggal." timpal Nindy. Alexa hanya terdiam mendengarkan mereka. Dia hanya berjanji jika akan datang menjenguknya setiap hari.

Nyonya Gayatri memang selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan. Mungkin baru kali ini ada pasien yang terlalu betah tinggal di rumah sakit.

"Aku akan ke ruangannya sekarang." Alexa pun beranjak. Dia hanya teringat pada omanya yang kadang juga berkelakuan seperti itu. Untung saja Mama Zoya sangat sabar dan begitu perhatian hingga beliau tidak perlu mencari perhatian lebih.

Alexa berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Dia juga mencoba menghubungi Mbak Atun untuk menanyakan keadaan Oma. Rasanya dia sudah tidak sabar menunggu kepulangan Mama Zoya. Jika saja Mama Zoya ada di rumah, dia tidak harus menghandle banyak tugas yang membuatnya bertambah pusing.

"Assalamulaikum, Mbak Atun." sapa Alexa saat panggilan teleponnya mendapat respon.

"Wa'alaikum salam, mbak." jawab Mbak Atun.

"Oma sudah makan? Sekarang Oma lagi ngapain?" tanya Alexa sambil berjalan menuju ruangan Ibu Gayatri.

"Oh sudah, Mbak Ale. Tadi, sebelum Mbak Hanum berangkat ke kampus membantu Oma makan terlebih dahulu." jawab Mbak Atun membuat Alexa tersenyum. Tumben saja bocah itu telaten mengurus Oma, biasanya Hanum paling cuek mengurus Oma jika ada banyak orang di rumah.

"Karakter yang unik!" gumam Alexa dengan menggelengkan kepalanya setelah menutup pembicaraannya dengan Mbak Atun. Tapi dia sangat senang mendengar semuanya.

Gadis bermata sipit itu kemudian mempercepat langkahnya menuju ruangan VIP no.7, tapi saat akan berbelok, dia hampir saja bertabrakan dengan dokter Agam.

" Astaghfirullah, Dok." Alexa mengelus dada karena rasa kaget yang dirasa.

"Kamu mau kemana, kok buru-buru? Sudah makan?" tanya Dokter Agam matanya begitu teduh menatap wajah cantik yang kadang masuk dalam rasa rindunya.

"Aku mau ke ruangan Ibu Gayatri. Saya duluan, Dok." ujar Alexa kembali tergesa-gesa meninggalkan dokter Agam yang masih menatap kepergiannya.

Dokter berkulit putih dan selalu terlihat rapi itu semakin membuat penasaran gadis yang begitu sulit ditaklukkannya itu. Hanya Alexa yang mampu membuatnya harus bersabar untuk mendapatkannya.

Setelah mengetok pintu ruangan beberapa kali, Alexa membuka handle pintu ruangan.

"Assalamu'alaikum." Berlahan dia menongolkan kepalanya terlebih dahulu. Saat melihat Nyonya Gayatri menyambutnya dengan senyum, Alexa pun membalasnya dengan senyum yang tak kalah manis.

"Walaikum salam masuk, Dok." jawabnya begitu senang menyambut kedatangan gadis yang sudah dia tunggu-tunggu.

"Wah sepertinya Ibu Gayatri sudah sehat, ya?" Alexa mulai mengarahkan pembicaraannya.

"Iya, apalagi jika Dokter Alexa datang setiap hari." ucap Gayatri terlihat tulus.

"Kalau begitu Ibu bisa pulang hari ini jika merasa sudah sehat." Seketika senyum di wajah keriput itu segera menyurut. Itu artinya dia akan menghabiskan banyak waktu sendirian lagi.

Melihat senyum di wajah yang masih menyisakan garis garis kecantikannya itu, Alexa pun menghampirinya, "Insyallah, Setiap pulang dari rumah sakit Alexa akan datang untuk menjenguk Ibu Gayatri." lanjut Alexa mencoba meyakinkan.

"Kalau di rumah, kita bisa membuat kue bersama, bisa mengobrol dengan bebas. Dan ada satu lagi... " Alexa menggantungkan kalimatnya saat melihat senyum Ibu Gayatri mulai terbit di bibir.

"Saat kita merasa sendiri dan kesepian kita bisa banyak berzikir. Allah dan malaikatnya tidak akan meninggalkan kita meski sejenak saja." jelas Alexa dengan lembut. Mendengarnya Gayatri pun tersenyum dengan haru. Dia memeluk gadis yang membuatnya kembali mengingat jika masih ada Zat yang seharusnya selalu dia ingat di sepanjang waktunya. Zat yang tidak pernah meninggalkannya meski semenit pun.

"Ehmmm.... " Deheman suara bariton itu membuat mereka mengurai pelukannya. Keduanya cukup terkejut dengan kedatangan Shakti diantara rasa haru keduanya.

"Mama, sudah makan?" tanya Shakti dengan meletakkan kotak makanan yang sudah dia bawa. Lelaki tinggi dan berhidung mancung itu bersikap cuek, tapi dalam pikirannya dia mencoba kembali mengingat ingat gadis yang mendapatkan pelukan mamanya. Dia merasa gadis yang berdiri di depannya seperti tidak asing.

"Mama akan makan sekarang, habis ini kita pulang ya!" pinta Nyonya Gayatri saat putranya duduk di sofa.

"Biar saya saja." ucap Alexa, saat melihat lelaki gagah itu dengan malas akan bangkit dari duduknya. Alexa sempat salah tingkah, saat merasa diperhatikan orang asing. Alexa juga belum begitu mengenal Ibu Gayatri. Tapi, tidak ada salahnya memberi semangat pada seseorang yang terlihat putus asa.

Alexa menemani Gayatri menghabiskan makan siangnya. Sesekali Shakti melirik dan mengingat gadis yang terlihat dekat dengan mamanya. Tapi, sosok Alexa malah membuatnya menikmati pemandangan yang terlihat cantik dan anggun itu dengan penuh kekaguman.

"Cantik, sederhana, anggun dan ah... kenapa semua yang ada padanya membuat perasaanku jadi aneh. Padahal sering kali aku bertemu gadis seperti itu. Apa karena dia perhatian pada Mama? " gumamnya dalam hati sambil menatap layar ponselnya. Padahal, matanya sering kali mencuri pandang ke arah Alexa yang menemani Gayatri menghabiskan makan siangnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maura

Maura

visualnya kak

2023-06-06

0

teti kurniawati

teti kurniawati

wah hebat thor! Aku mah belum bisa menulis sebagua ini. Aku bawa 🌺🌻🌹🌷 buat thor biar tambah semangat. mampir ya ke novel aku... ☺

2022-10-05

0

Sugeng Yestiwi

Sugeng Yestiwi

ibu Gayatri mirip banget ama mertua nya adek ipar aku mak, sebentar2 sakit, tapi ga jelas sakitnya apa, ya pusing, ya katanya jantung, ntar sesak nafas, cuman buat nyari perhatian anak2 nya, padahal sebenarnya masih sehat lohhh, tapi tiap minggu tuhhh ada aja keluhannya, terutama kalo wekend anaknya ga pada datang, hari senin pasti kambuh penyakit nya, kita apa hapal lohh mak

2022-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Khawatir
2 Butuh Perhatian
3 Merasa Asing
4 Berbeda
5 Panggilan Mas
6 Salah Tingkah
7 Seleksi
8 Keputusan
9 Memeriksa Orang Sakit
10 Backstreet
11 Mengantarkan Pulang
12 Tidak merelakan
13 Beda Rasa Satu Cinta
14 Jatuh Cinta
15 Kejutan Untuk Shakti
16 Rahasia Masih Aman.
17 Ingin Bicara Kebenaran
18 Terkilir
19 Kehilangan
20 Jawaban Alexa
21 Insecure
22 Kencan
23 Terluka
24 Calon Mantan Kekasih
25 Membuntut
26 Ketegasan Alexa.
27 Mencari Cara
28 Kenyataan
29 Pelukan Hangat Papa
30 Merasa Buruk
31 Sikap Dingin
32 Geram
33 Gagal Move On
34 Rekayasa
35 MENUTUP Kemungkinan
36 Tekad
37 Tamparan
38 Menyakiti
39 Viral
40 Terpuruk
41 Terasingkan
42 Menghilang
43 Penyelidikan
44 Di Tempat Baru
45 Jumpa Pers
46 Pernikahan Shakti
47 Nikah
48 Pengantin Baru Tanpa Malam Pertama
49 Dalang Kericuhan
50 Laras Dan Dewa
51 Suami Dadakan
52 Villa
53 Donat vs pisang
54 Trip
55 Pertemuan Tak di sangka
56 Masih Ragu
57 Melepas Rindu
58 Terus Mengejar Alexa
59 Berdiri
60 Fakta
61 Rasa Bersalah
62 Hampir
63 Sakit
64 Cerita Yang Sebenarnya
65 Perjuangan
66 Meminta
67 Bertemu
68 Pertemuan
69 Edisi Pengantin Baru
70 Perjalanan
71 Terjebak Situasi
72 Tidak Percaya
73 Curiga
74 Tidak Sepolos Itu
75 Belum Juga Faham
76 Nguping
77 Menjaga Miliknya
78 Kebohongan Dinda.
79 Berujung Masalah
80 Betah Nangis
81 Takut Kabur
82 Accident
83 Pulang Sendiri.
84 Rindu
85 Di pisahkan Oleh Jarak
86 Menunggu
87 Peringatan
88 Ada Yang Mengganjal
89 Gelisah
90 Nyenengin Istri
91 Membuat Alexa Tersenyum
92 Ketemu Mantan
93 Absurd
94 Belajar Menikmati Keadaan
95 Weekend
96 Lift
97 Bertemu Dimas
98 Penolakan Hanum
99 Memikirkan Hanum
100 Bingung Dengan Perasaan
101 Menahan Perasaan
102 Prasangka
103 Berlebihan
104 Perasaan Canggung
105 Kepergok
106 Isak Tangis Hanum
107 Drop
108 Perdebatan
109 Menikah
110 Hadiah Pertama
111 Kejutan
112 Bertemu Laras dan Dewa
113 Bertemu Dimas
114 Bertemu Mertua
115 Hanum Kesal
116 Tidak Ingin Kehilangan
117 Ketahuan
118 Marah
119 Pergi
120 Pencarian
121 Sport Jantung
122 Kadatangan Papa
123 Kemarahan alexa
124 Mulai Menyadari Situasi
125 Perjuangan dimulai
126 Bertahan Dengan Pendapat Masing- Masing
127 Kedatangan Rania
128 Di Ganggu Daniel
129 Hans Bingung
130 Lotion yang Menghilang
131 Rania Terjatuh
132 Penjelasan Shakti
133 Tutorial
134 Merenung
135 Bertemu Clarisa
136 Keputusan Sulit
137 Suara Klakson yang Mengganggu
138 Rahasia Hanum
139 Awal yang Indah
140 Hanum Kesal ( Session 2)
141 Pengalaman Pertama
142 Kabar Buruk
143 Menekan Ego
144 Bertemu Besan
145 Tanggung Jawab
146 Tambah Cucu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Khawatir
2
Butuh Perhatian
3
Merasa Asing
4
Berbeda
5
Panggilan Mas
6
Salah Tingkah
7
Seleksi
8
Keputusan
9
Memeriksa Orang Sakit
10
Backstreet
11
Mengantarkan Pulang
12
Tidak merelakan
13
Beda Rasa Satu Cinta
14
Jatuh Cinta
15
Kejutan Untuk Shakti
16
Rahasia Masih Aman.
17
Ingin Bicara Kebenaran
18
Terkilir
19
Kehilangan
20
Jawaban Alexa
21
Insecure
22
Kencan
23
Terluka
24
Calon Mantan Kekasih
25
Membuntut
26
Ketegasan Alexa.
27
Mencari Cara
28
Kenyataan
29
Pelukan Hangat Papa
30
Merasa Buruk
31
Sikap Dingin
32
Geram
33
Gagal Move On
34
Rekayasa
35
MENUTUP Kemungkinan
36
Tekad
37
Tamparan
38
Menyakiti
39
Viral
40
Terpuruk
41
Terasingkan
42
Menghilang
43
Penyelidikan
44
Di Tempat Baru
45
Jumpa Pers
46
Pernikahan Shakti
47
Nikah
48
Pengantin Baru Tanpa Malam Pertama
49
Dalang Kericuhan
50
Laras Dan Dewa
51
Suami Dadakan
52
Villa
53
Donat vs pisang
54
Trip
55
Pertemuan Tak di sangka
56
Masih Ragu
57
Melepas Rindu
58
Terus Mengejar Alexa
59
Berdiri
60
Fakta
61
Rasa Bersalah
62
Hampir
63
Sakit
64
Cerita Yang Sebenarnya
65
Perjuangan
66
Meminta
67
Bertemu
68
Pertemuan
69
Edisi Pengantin Baru
70
Perjalanan
71
Terjebak Situasi
72
Tidak Percaya
73
Curiga
74
Tidak Sepolos Itu
75
Belum Juga Faham
76
Nguping
77
Menjaga Miliknya
78
Kebohongan Dinda.
79
Berujung Masalah
80
Betah Nangis
81
Takut Kabur
82
Accident
83
Pulang Sendiri.
84
Rindu
85
Di pisahkan Oleh Jarak
86
Menunggu
87
Peringatan
88
Ada Yang Mengganjal
89
Gelisah
90
Nyenengin Istri
91
Membuat Alexa Tersenyum
92
Ketemu Mantan
93
Absurd
94
Belajar Menikmati Keadaan
95
Weekend
96
Lift
97
Bertemu Dimas
98
Penolakan Hanum
99
Memikirkan Hanum
100
Bingung Dengan Perasaan
101
Menahan Perasaan
102
Prasangka
103
Berlebihan
104
Perasaan Canggung
105
Kepergok
106
Isak Tangis Hanum
107
Drop
108
Perdebatan
109
Menikah
110
Hadiah Pertama
111
Kejutan
112
Bertemu Laras dan Dewa
113
Bertemu Dimas
114
Bertemu Mertua
115
Hanum Kesal
116
Tidak Ingin Kehilangan
117
Ketahuan
118
Marah
119
Pergi
120
Pencarian
121
Sport Jantung
122
Kadatangan Papa
123
Kemarahan alexa
124
Mulai Menyadari Situasi
125
Perjuangan dimulai
126
Bertahan Dengan Pendapat Masing- Masing
127
Kedatangan Rania
128
Di Ganggu Daniel
129
Hans Bingung
130
Lotion yang Menghilang
131
Rania Terjatuh
132
Penjelasan Shakti
133
Tutorial
134
Merenung
135
Bertemu Clarisa
136
Keputusan Sulit
137
Suara Klakson yang Mengganggu
138
Rahasia Hanum
139
Awal yang Indah
140
Hanum Kesal ( Session 2)
141
Pengalaman Pertama
142
Kabar Buruk
143
Menekan Ego
144
Bertemu Besan
145
Tanggung Jawab
146
Tambah Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!