Tak Pernah Menoleh

Pagi pun menjelang...

Devano dan Galvin terlihat sudah duduk rapi di kursi meja makan, para pembantu sudah menyiapkan beberapa menu hidangan untuk majikannya.

Marisa yang baru saja membersihkan diri nampak menuruni anak tangga dan berjalan menuju meja makan.

Marisa berjalan dengan sangat anggun disertai penampilan Marisa yang selalu tampil modis dan terkesan seksi membuat para wanita yang hendak mendekati Galvin di luaran sana mundur secara perlahan-lahan.

Tetapi secantik dan se elegan apapun Marisa Galvin tetap tak pernah menyadari itu.

"Selamat pagi semua" Sapa Marisa.

"Pagi mamah" Balas Devano dengan riang.

Namun berbeda dengan Galvin yang terlibat acuh dan sibuk untuk mengambil makanannya ke atas piring.

Marisa tersenyum getir melihat sikap Galvin, ia menghela nafas panjang dan memilih duduk di samping Devano.

"Mah Devano ingin daging ayamnya" Tunjuk bocah kecil itu pada salah satu hidangan.

Marisa pun membantu mengambilkan makanan yang diinginkan Devano kemudian barulah Marisa mengambil santapan untuk dirinya sendiri.

Mereka bertiga pun memakan sarapannya dengan tenang dan penuh keheningan, tidak ada yang mengeluarkan suara dari mulut Devano, Marisa maupun Galvin.

Setelah selesai sarapan Marisa kemudian membawa tas sekolah Devano yang sudah ia masukan bekal serta alat-alat belajar.

Pak supir yang mengantar Devano ke sekolah pun sudah siap sedari tadi menunggu bocah kecil itu di halaman rumah.

"Hati-hati sayang, belajar dengan tekun turuti apa yang Ibu dan Bapak guru perintahkan" Ucap Marisa menasihati sang anak.

Devano mengangguk cepat "Baik, mah. Devano berangkat dulu" Tangan mungil itu menggenggam lengan Ibunya dan mengecup lembut di bagian punggung tangan.

Marisa pun mencium pipi kanan dan kiri Devano sebelum akhirnya Devano berangkat ke sekolah. Mereka pun saling melambaikan tangan hingga mobil hitam itu tak lagi terlihat.

Tak lama Galvin pun keluar dari rumah hendak berangkat ke kantor.

Dari jarak yang lumayan dekat Marisa terlihat memandang sang suami dengan tatapan sayu.

Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir Galvin, Marisa terlalu malu untuk mendekat. Bahkan untuk mencium tangan seperti istri pada umumnya saja Marisa seakan tidak sanggup melakukannya.

Bukan karna tak ingin, namun ia merasa tidak pantas. Padahal statusnya adalah istri sah di mata hukum maupun agama. Sungguh ironi!

Lelaki itu masuk ke dalam mobil dan melajukan kendaraannya tanpa menoleh sedikitpun pada Marisa yang setia berdiri di sana.

Marisa memandang mobil itu dengan rasa sakit yang mendalam.

Meski setiap hari hal ini selalu terjadi entah kenapa rasanya masih tetap perih di hati.

"Sudahlah Marisa, biarkan saja" Ujarnya pada diri sendiri.

Marisa lalu kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas dan berangkat ke cafe yang ia miliki di pusat Ibukota.

Bukan hanya sebagai Ibu rumah tangga, Marisa juga rupanya seorang wanita karier yang mempunyai beberapa bisnis salah satunya adalah sebuah cafe yang menyediakan beberapa jenis kue dan roti khas resep buatan Marisa sendiri.

Wanita cantik bertubuh proposional tersebut masuk ke dalam mobil berwarna merah yang baru beberapa tahun ini menemaninya berangkat kemana pun ia pergi.

Dengan mandiri ia menyetir mobil itu tanpa didampingi oleh supir.

Sekitar tiga puluh menit mobil Marisa terparkir di cafe miliknya yang sudah di gandrungi banyak pengunjung.

Langkah kakinya membelah beberapa orang yang berdiri di dalam tempat makan tersebut.

Para pegawai yang melihat kedatangan boss nya lantas menyapa Marisa penuh keramahan.

"Selamat pagi, Nyonya" Sapa beberapa pegawai.

"Selamat pagi juga, bagaimana keadaan cafe hari ini? Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Marisa.

"Semuanya baik-baik saja Nyonya, oh iya Nyonya ingin saya buatkan apa?" Tanya salah satu pegawai yang bernama Karin.

"Tolong buatkan aku teh hangat ya Karin, aku sedikit kurang enak badan pagi ini" Pinta Marisa.

"Baik Nyonya, segera saya siapkan" Marisa mengangguk dan masuk ke dalam ruangan pribadinya.

Di hempaskan nya tubuh Marisa di kursi kerja dengan lesu, padahal ia sama sekali belum beraktivitas tetapi tubuh serta pikirannya justru sudah lelah duluan.

Marisa memijit pelan pelipis yang terasa pening, sudah beberapa hari ini ia kurang fokus pada pekerjaan tetapi untungnya urusan cafe tidak ikut terkena imbas.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Marisa, ia pun menyuruh orang itu untuk masuk.

Karin yang mendapat perintah tersebut lantas masuk ke ruangan boss nya sembari membawa secangkir teh yang dipesan Marisa.

Wanita itu meletakan gelas di atas meja lalu berlalu dari sana.

"Terimakasih, Karin"

"Sama-sama Nyonya, saya permisi keluar dulu"

Marisa mulai meminum teh hangat sedikit demi sedikit, pikirannya ikut menenang seiring air tersebut meluncur di tenggorokannya.

***

Di lain tempat, tepatnya di perusahaan Emerson group Galvin baru saja menyelesaikan meeting dengan para petinggi perusahaan.

Meski meeting tadi berjalan dengan lancar namun ekspresi pria tampan itu tetap datar dan dingin.

Mata elangnya terus mengarah ke depan tanpa peduli jika beberapa pegawai yang melintas sedang memamerkan senyum terindahnya kepada Galvin.

Dari sebrang sana seorang office girl tengah mengepel lantai dengan langkah mundur membelakangi Galvin.

Tanpa sengaja tubuh mereka bertubrukan dan membuat gadis itu hampir jatuh jikalau saja Galvin tak segera menahan tubuhnya.

Brukk....

"Aaaaaaaa......!!!!"

Greppp!!

Dengan sigap Galvin menahan tubuh wanita tersebut membuat keduanya saling padang satu sama lain.

Deg!

Office girl yang diketahui bernama Nirmala itu merasa jantungnya berdegup dengan kencang.

Ia menelan ludah dengan susah payah saat dirinya sekarang tengah berhadap-hadapan dengan seorang pria yang tak lain boss nya sendiri.

Mata tajam Galvin seolah menembus dan membuat tubuh Nirmala tersengat aliran listrik beberapa ribu volt.

Keduanya buru-buru membenarkan posisi mereka.

Nirmala menundukkan kepala tak kuasa menatap Galvin.

"Ma-maaf Tuan, sa-saya tidak sengaja... Maafkan kecerobohan saya" Ucap Nirmala terbata-bata.

Galvin tak menggubris, pandangannya beralih pada air yang tumpah dari ember besar hingga membuat lantai basah berceceran air.

"Lain kali jangan berjalan mundur, mata mu ada di depan bukan di belakang kepala! " Sembur Galvin dengan ucapan tajam.

Setelah itu Galvin berlalu dari sana meninggalkan wanita berpakaian biru yang masih mematung di tempat.

Nirmala merutuki dirinya yang teledor dalam bekerja, padahal baru beberapa bulan ia bekerja disini tetapi dirinya sudah membuat kecerobohan pada boss nya sendiri.

Lantas bagaimana jika ia dipecat???

"Duhh.... Kacau sekali ini, pasti Tuan Galvin marah besar" Ucapnya panik.

Nirmala dengan cepat membersihkan air yang membanjiri keramik lantai, bukannya beres pekerjaannya justru semakin bertambah banyak.

Di dalam ruangan Presdir Galvin kembali melanjutkan pekerjaan yang masih menumpuk di atas meja.

Tak lama setelah Galvin duduk sang Asisten masuk dengan membawa secarik kertas penting.

"Maaf menganggu Tuan, saya hanya ingin meminta tanda tangan Tuan untuk pertemuan kita dengan Presdir Lee dari Korea besok"

Seketika Galvin menghentikan aktivitas nya, ia menoleh pada lelaki yang berdiri tegak di depannya.

"Memangnya besok tanggal berapa? Perasaan baru kemarin aku memintamu untuk merencanakan pertemuan ini"

"Besok tanggal 10 Oktober Tuan, sudah hampir tiga minggu kita membahas pertemuan ini"

Deg!

Seketika bola mata Galvin membola mendengarnya.

10 Oktober??

Itu artinya besok adalah ulang tahun Marisa yang ke 29 tahun!

Terpopuler

Comments

Liiee

Liiee

pokoknya gak rela kalo marisa sampe di selingkuh in,,,

2023-08-19

2

Juan Sastra

Juan Sastra

nyerih ya sa,, cantik modis seksi bukan ukuran untuk di cintai suami yg kaku terlalu dingin seperti galvin

2023-08-18

0

Tety Badiah

Tety Badiah

Tunggu dulu.. biasanya nih ya.. klo suami cuek dan menganggap istri nda ada mungkin krn ada selingkuhan atau kekasih yg sangat dicintai krn nikah dijodohkan tapi ini aneh aja hanya krn pekerjaan.. duuh yg bener aja.. apalagi sampai 8 taon diabaikan.. kok nda masuk diakal aja.. apalagi istri seseksi itu.. nda habis pikir.. aneh aja.. 8 taon digauli cm sekali langsung hamil trus dibiarin bertaon2.. waoooh amazing banget2.. tapi suka2 authornya lhaaa..

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Delapan Tahun
2 Tak Pernah Menoleh
3 Mengharapkannya
4 Kejutan
5 Hari Terburuk
6 Sahabat Sejati
7 Kedatangan Marisa
8 Devano
9 Cemas
10 Interaksi
11 Salah Paham Lagi
12 Mendambakan
13 Kasihan Mamah
14 Mencari Tahu
15 Mertua
16 Jatuh Terlalu Dalam
17 Tidak Pulang
18 Pesta
19 Pesta (2)
20 Pesta (3)
21 Tindakan
22 Ingin Pisah
23 Rencana
24 Pergi?
25 Panik
26 Jangan Mengusiknya Lagi
27 Datang
28 Mengganggu
29 Ayok Tidur Bersama!
30 Ingkar Janji
31 Keputusan
32 Promosi
33 Rindu Pada Milik Orang Lain
34 Pulang
35 Tak Menyangka
36 Harapan Yang Musnah
37 Pingsan
38 Menemani
39 Perhatian Boss
40 Wanita Yang Sama
41 Libur Kerja
42 Tempat Favorit
43 Ungkapan Rasa
44 Harus Pergi
45 Rencana Misterius
46 Rindu Berat
47 Suatu Masalah?
48 Rencana Abrian
49 Aksi Abrian
50 Kejadian Tak Terduga
51 Perkelahian
52 Pilu
53 Bersikap Biasa
54 Menceritakan Kejadian
55 Alasan
56 Pertemuan Dua Pria
57 Cemas
58 Perbincangan Masyarakat
59 Hukuman Abrian
60 Malu-malu
61 Kembali Ke Kantor
62 Tindakan Galvin
63 Dipecat
64 Diusir
65 Klinik
66 Anniversary
67 Tak Disangka
68 Bunga Tidur
69 Berjuang Bersama
70 IKLAN 2
71 Karya Baru
72 My Perfect (Bad) Marriage
73 Menculik Pengantin Wanita Adik Tiri
74 SAAT AKU SUDAH DIAM
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Delapan Tahun
2
Tak Pernah Menoleh
3
Mengharapkannya
4
Kejutan
5
Hari Terburuk
6
Sahabat Sejati
7
Kedatangan Marisa
8
Devano
9
Cemas
10
Interaksi
11
Salah Paham Lagi
12
Mendambakan
13
Kasihan Mamah
14
Mencari Tahu
15
Mertua
16
Jatuh Terlalu Dalam
17
Tidak Pulang
18
Pesta
19
Pesta (2)
20
Pesta (3)
21
Tindakan
22
Ingin Pisah
23
Rencana
24
Pergi?
25
Panik
26
Jangan Mengusiknya Lagi
27
Datang
28
Mengganggu
29
Ayok Tidur Bersama!
30
Ingkar Janji
31
Keputusan
32
Promosi
33
Rindu Pada Milik Orang Lain
34
Pulang
35
Tak Menyangka
36
Harapan Yang Musnah
37
Pingsan
38
Menemani
39
Perhatian Boss
40
Wanita Yang Sama
41
Libur Kerja
42
Tempat Favorit
43
Ungkapan Rasa
44
Harus Pergi
45
Rencana Misterius
46
Rindu Berat
47
Suatu Masalah?
48
Rencana Abrian
49
Aksi Abrian
50
Kejadian Tak Terduga
51
Perkelahian
52
Pilu
53
Bersikap Biasa
54
Menceritakan Kejadian
55
Alasan
56
Pertemuan Dua Pria
57
Cemas
58
Perbincangan Masyarakat
59
Hukuman Abrian
60
Malu-malu
61
Kembali Ke Kantor
62
Tindakan Galvin
63
Dipecat
64
Diusir
65
Klinik
66
Anniversary
67
Tak Disangka
68
Bunga Tidur
69
Berjuang Bersama
70
IKLAN 2
71
Karya Baru
72
My Perfect (Bad) Marriage
73
Menculik Pengantin Wanita Adik Tiri
74
SAAT AKU SUDAH DIAM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!