*Fanfic Intkot.
.
.
.
{BAB 1}
Brak!
Pria bersurai putih bersih-Deon Hardt- itu sontak kaget tiba-tiba pintu ruang kerjanya didobrak paksa oleh wanita cantik bergaun indah.
Langkahnya anggun jelas wanita ini adalah bangsawan.
Tapi, bangsawan macam apa yang mendobrak pintu pake kaki hingga jebol tu pintu?
"Noona..?"
Wanita yang Deon sebut 'noona' mendengus pelan.
"Kenapa kau tak bilang sudah pulang? Minimal kasih kabar kek" Protes lawan bicaranya yang tak lain adalah (Name), kakak perempuan Deon.
Deon menghela nafas. "Jika aku memberi tahu mu, Noona pasti akan heboh."
(Name) berdecak, lalu menyungging senyuman di wajah cantik nya. "Siapa yang tidak heboh jika adik tercintanya sudah pulang?"
.
.
{BAB 2}
Noona, dia adalah wanita berusia 30 tahun yang memiliki rupa yang terlihat berusia 18 tahun.
Selain parasnya yang cantik, ia juga cukup pintar meskipun sifat nya benar-benar diluar ekspetasi.
Meski begitu dia tetaplah noona ku.
"Deon, jangan lupa makan sehat sempurna. Disana, dilarang minum alkohol. Aku tahu kau suka sekali dengan minuman keras itu, tapi tetap saja itu tidak sehat untuk tubuhmu"
Dia selalu saja mencemaskan ku, memberi ceramah panjang saat aku hendak pergi lagi ke dunia iblis.
"...Baik" Jawabku.
"Janji?" Tanyanya memastikan.
"Iya... Aku janji"
Dia benar-benar menyayangi ku.
Dan aku....
"Bagus. Kalau begini aku semakin menyayangi mu tahu!" ^^
Aku juga.. Menyayangi mu, Noona.
.
.
{BAB 3}
Di keluarga Hardt ternama dengan gelar Count dan Countess. Mereka memiliki tiga orang anak.
Anak pertama, (Name) Hardt. Anak kedua, Cruel Hardt. Dan yang terakhir, Deon Hardt.
Yang paling mencolok diantara mereka adalah Deon dan (Name), namun memiliki perbedaan.
Deon. Dia mencolok karena memiliki rambut putih, kulit pucat, dan berkata merah darah. Tidak seperti keluarga Hardt yang memiliki ciri khas, rambut hitam dan warna mata hijau.
Tubuh nya lemah, ia bahkan tidak bisa mengangkat pedang.
Banyak orang mengatakan bahwa ia adalah aib keluarga. Meski begitu,keluarga Hardt tetap mencintai dan menyayangi anak malang itu.
Namun, dengan cara yang 'salah'.
Kemudian, (Name). Ia mencolok karena memiliki standar kecantikan luar biasa.
Bukan hanya itu, ia juga berbakat dibeberapa bidang. Contohnya berpedang, tidak banyak lady bangsawan yang menggunakan pedang. (Name) bahkan bisa mengimbangin adik yang laki-laki nya, Cruel.
Padahal (Name) itu wanita
Paras serta bakat nya membuat (Name) selalu mendapatkan pandangan positif.
.
.
{BAB 4}
Kompetisi Berburu.
"Hueeeee! Padahal aku juga ingin ikut berburu!!" Rengek (Name).
Sadar nem, kau bukan bocah usia 7 tahun lagi, umurmu dah 30 tahun tak malu kah diliatin banyak orang?
"Noona, berhenti lah merengek"
Deon? Lu gak malu apa punya mbak kek si (Name)? Umur dah tua tapi tingkah laku kek bocah.
Malu? Jelas malu!
Tengok, wajah nya Deon sudah memerah karena malu mbak nya ini bertingkah dihadapan banyak orang, bangsawan pula tu.
"No-nona (Name), mohon jangan mempermalukan diri anda sendiri" ucap Pelayan milik (Name), Rissa.
Deon menghela nafas kasar, stres, benar-benar bikin sakit kepala!
Paramex mana paramex-/PLAK!
Beban dikepalanya sudah cukup banyak, jangan lah di tambah lagi! Bisa-bisa si Deon muntah darah tanpa sebab lagi karena tertekan.
Kasian, mana masih muda.
"Sudahlah. Rissa, bawa noona pergi dari arena. Dan, Noona. Aku pergi dulu"-Deon
"A-apa? Tidaaakkk! Tega sekali adikku mentelantar kan noonanya.." Ó╭╮Ò
"Sudahlah, nona (Name). Ayo kita pergi, malu ih diliatin banyak orang" ucap Rissa.
Kalo Cruel ada disini, dah di coret tuh si Nem dari KK.
Malu-maluin sih!
.
.
{BAB 5}
Walah..
Kaget Deon, liat mbak nya jadi monyet.
Gelantungan di atas pohon. Mana mirip lagi-/PLAK!
"..Apa yang sedang Noona lakukan disana?"
"Gabut" Eh, di jawab ama si mbak. Singkat. Padat. Jelas.
Tak habis thinking Deon.
"Noona, turun lah. Kau masih pake gaun"
Si (Name) malah cekikikan kek mbak kunti, ya Deon merinding lah! Habis gaun yang dipake si mbak putih sih, mana sekarang malem lagi.
Gimana gak serem?
"Gapapa. Aku pake celana kok"
Bukan itu masalah nya!!
Lagi lagi Deon menghela nafas "Hahh.. Kalau begitu aku tinggal ya"
"Eh, eh! Tungguin!"
Nah loh, nah loh.
Di tinggal kan? Panik gak tuh!
Bruk!!
"Jancok." umpat (Name). "Sakit bener"
Karma lo.
Deon tetep datar tapi aslinya blio khawatir tuh ama keadaan noona nya itu.
"Noona, baik-baik aja?" tanya dedek gemes sambil ulurin tangan nya ke (Name).
Terhura lah si (Name).
"Gapapa kok" si Nem nyengir tuh kek orgil, sambil terima uluran tangan adek nya tercintah.
"Beneran?"-Deon
"Iya" ^^
Deon ngehelain nafas lega, syukurlah noona nya baik-baik saja.
Puk.
Tangan si mbak ngebelai pucuk kepala Deon. Mengacak-acak rambut nya dengan gemas, lalu membelai nya lembut lagi merapihkan surai putih bersih itu.
Deon bingung dengan perlakuan (Name) padanya. Perasaan hangat familiar yang pernah ia rasakan dulu..
"Selamat atas gelar barunya"
Oh, ternyata noona nya ini mau beri dia ucapan selamat pas selesai berburu ada tuh kaisar umumin gelar baru Deon, yang tadinya 'Count Kehormatan' jadi 'Marquis Kehormatan'.
Sebenarnya ia tidak terlalu peduli sih, tapi...
"...Ya. Terimakasih, Noona"
.
.
{BAB 6}
Bangun tidur kulangsung, tidur lagi. Tidak lupa menarik selimut.
(Name) sudah mengawali kegiatannya dengan turu.
Padahal keadaan diluar 3 bulan masih terang banget, betina satu ini sekalinya males jadi pemales banget.
Wait, tiga bulan?
Benar, si mbak sekarang lagi ada di Kastil setan.
Blio ini ngikut Deon.
Si mbak merengek-rengek minta ikut sama Deon, bilang nya sih dia kagak bisa pisah sama Deon.
30 menit (Name) merengek dan menahan Deon, dengan terpaksa ia membawa noona nya pergi ke dunia iblis bersama nya.
Dedek Deon dah minta ijin tuh ke king demon, dan untungnya di bolehin.
Ia kira dia dan noona nya akan kena amukan demon king dan mati di tangan demon king.
Nah, esok nya.
Si (Name) lagi jalan-jalan tuh di sekitar Kastil. Karna demon king dah bagi izin dan dah bilang ke penghuni Kastil bahwa si Nem adalah mbak nya Demon Arut, alias Deon yak.
Jadi, (Name) pun dapat perlakuan sopan dan dihormati. Takutnya adek nya yang tak lain adalah Komandan corps zero yaitu Demon Arut marah kalo si Nem alias sang kakak kenapa-napa.
Disini lah mbak Nem tau iblis-iblis yang deket ama Deon.
Dimulai dari, Edgar wakil Demon Arut, Ben dokter pribadi Demon Arut,dan kenal beberapa komandan Corps lain nya.
Si mbak juga mulai akrab ama si Cavert, alias king demon.
"Dek, kok kau bisa sih gak ada takut takutnya disini? Awal liat aja, Noona udah merinding"
Loh ternyata si mbak ngerasain hal sama toh Ama si Deon.
"Noona, sebenarnya...AKU JUGA TERTEKAN BERADA DI SINI!!" bisik Deon.
Walah, si mbak gak espek.
"Kenapa gak resign aja?"
"Beberapa bulan lalu aku sudah mencoba,tapi tak bisa."
"Hahh.. Apa aku perlu turun tangan?"
Deon kaget tuh, kalo noona nya kenapa-napa nanti Deon makan apa?-PLAK
Canda deng.
"Jangan mencoba nya, Noona. Nanti kau dalam bahaya"
Aww, author juga pen adek kek kamuuu, rata-rata adek di dunia author bocil kematian semua 🗿
Dah lah lanjut.
"Aww, adek ku sosis banget~" 😍
"So sweet, Noona"
"Iya, itu maksudku" ^^
.
.
{BAB 7}
Deon sungkem sama mbak nya, kenapa? Tiba-tiba banget?
Karena si (Name) dateng-dateng bawa 25 alkohol spesial demonic realm.
Nyolong tuh si betina, diem-diem, ia rasa adek nya ini kek stres banget disalahpahami mulu.
Sebagai noona yang baik, ia izinin si Deon minum alkohol sepuasnya.
Si mbak gak tau aja nih kalo Deon mabuk kek gimana.
Di sana Deon seneng benget, makin sayang tuh dia sama si mbak. Dia mau diem-diem ngambil semua agar bisa minum besok nya.
"Itu jangan kau monopoli semua"
Deon pun mengurungkan niat nya saat si noona ngomong gitu.
Cemberut.
"Jangan masang muka kek gitu, jelek"
"Tapi, tetep ganteng 'kan?"
Kaget gak? Kaget gak? Kaget lah!
Gak espek banget Deon bakal ngomong kek gitu, si (Name) udah kenal lama sejak kecil ama Deon, kaget dong.
Gak tahan, (Name) mencubit pipi Deon. Tentunya tidak keras.
"Pede banget. Adek siapa sih kamu?"
"Noona~"
Jir, Cruel gak di anggep 😂
.
.
{BAB 8}
Tes...tes.. tes..
Hujan turun sangat deras pada malam itu, seorang pria bersurai putih bersih itu terlihat sedang berlutut dan menunduk sambil menatap wanita cantik bersurai hitam di pelukan nya, yang tak lain adalah...
(Name).
"..Noona?"
Dia tidak menggubris.
Jangan kan menjawab,ia bahkan tidak bergerak sama sekali.
Matanya terus terpejam.
Darah di kepala, dan dada tepat di jantung nya berdarah.
"Ini bercanda,'kan? Hahaha, benar. Noona selalu bercanda, ini juga sebuah candaan 'kan, Noona? Sungguh tidak lucu.."
"..."
"Jawab aku, Noona!!"
Tes..
Air mata yang selama ini ia tahan, akhirnya keluar dengan deras. Hampir tak terlihat karena hujan yang tak kalah deras.
Hiks.. hiks..
"Kau jahat, Noona. Kumohon, sadar lah! Katakan bahwa ini hanya bercanda..? Iya..'kan? Hiks"
Sebuah tangan dengan lemah dan gemetar menangkup pipi Deon dengan lembut.
"Ja..Ngan,menangis..."
"!"
(Name) menatap sayu adik nya.
Tersenyum tipis.
Perlahan (Name) menutup matanya.
"Tidak.. Jangan tutup mata.. Tetap terjaga! Noona! Dengar aku! Kumohon!!"
Tangan (Name) yang hendak jatuh di tangkap oleh Deon, menyentuh kan telapak tangan (Name) ke pipinya.
Seolah sedang mencari kehangatan.
"Tidak.. Noona! Sadarlah! Kumohon jangan tinggalkan aku!!"
________________________
"TIDAAAKKK!"
Deon terbangun.
Nafas nya tersengal-sengal, air mata membasahi pipinya, dan berkeringat.
Butuh beberapa saat untuk memproses apa yang sedang terjadi, pada akhirnya itu semua hanyalah mimpi. Tidak mungkin Noona nya akan meninggalkan nya.
Deon menghela nafas lega.
Brak!
"Ada apa, Deon?!"
"..Noona?"
Saat ini (Name) menginap di mansion Hardt.
(Name) bingung, saat ia mau ke kamar adik nya, tiba-tiba ada suara Deon berteriak.
Paniklah, takut terjadi sesuatu kepada sang adik.
"Um, tidak. Hanya mimpi buruk."
(Name) terdiam, lalu menghela nafas lega. Ia pun berjelan mendekati ranjang sng adik.
"Ya ampun, adikku yang malang mengalami mimpi buruk. Kau bahkan menangis. Mau ku temani tidur?"
"..."
"Ku anggap, ya"
Sekarang Deonpun akhirnya bisa tidur dengan nyenyak didekapan sang kakak yang sangat ia sayangi.
Deon berjanji, ia akan melindungi noona nya.
'Ya.. Aku harus melindungi nya'
.
.
{BAB 9}
Manusia ini ada aja gebrakan nya.
"Kau sedang apa?"
"Cosplay monyet"
Hah? Cosplay? Monyet?
Lagi-lagi noona nya bertingkah.
"Noona, turunlah. Apa kau tidak malu?"
"Gak"
Buset dah, pen ku gampar. Ets, sabar, sabar.
Kau tak malu, karna tak tahu malu. Tapi, Deon yang malu, sat! Gusti, anak siapa lah ini.
.
.
{BAB 10}
Trang!
Dengan tangan yang terluka, ia sekuat tenaga melawan para assassin demi melindungi adik nya.
"Kenapa... Kenapa kau membantuku?"
Bukankah Cruel Hardt membencinya?
Seharusnya seperti itu,'kan?
Deon berlari, menghindari kejaran para assassin yang dikirim untuk membunuhnya.
Dia lari dan lari.
Berbagai hal memenuhi otak dan hati nya. Sesak.
Deon dipaksa melihat kenyataan, bahwa Cruel berjuang mati-matian untuk melindungi nya.
Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Kenapa Cruel melindungi nya?
Bukan kah Cruel ingin membunuhnya, seperti Deon yang ingin membunuh Cruel?
Cruel seharusnya membenci Deon, karena adiknya itu telah membunuh kedua orang tua mereka.
Bukan.. seperti ini yang Deon harapkan.
Kakinya mulai lemas, dan Deon terjatuh. Beruntung para assassin sudah kehilangan jejaknya. Di atas salju putih, Deon muntah darah.
Apa yang dia lakukan selama ini sudah benar?
Bagaimana jika...
"Ayah.. Ibu..."
Suara serak itu memanggil dengan putus asa. Tangan nya mengais salju yang menutupi tanah. kembali memanggil seseorang dengan suara gemetar..
"Kak.. kakak.."
Meski terbatuk-batuk, Deon tetap memanggil anggota keluarga nya yang sudah mati..
Dan yang masih hidup.
"No...Noona."
***
Disisi Cruel.
Bruk.
Tubuhnya terjatuh. Ia lelah. Tangan yang terluka tidak bisa lagi mengayunkan pedang.
Hendak para assassin memanah dan menebas Cruel...
Sring...
TRANG! TRANG! TRANG!
"Jangan berani kau sentuh adikku!"
"!... (Name)?"
Para Assassin terkejut dan mundur beberapa langkah. Lalu muncullah Kesatria Lofty.
Kembali ke sisi Deon.
"Cepat bawa marquis Hardt ke tempat yang aman!!" Teriak seorang pria suruhan (Name).
"Assassin ini tidak ada habis nya!"
//Lalu disisi lain.//
"Tuan Duke! Para pembunuh suruhan wanita itu telah mengepung mansion ini!"
Duke Illuster. Pria yang menyuruh dan membayar para assassin untuk membunuh Deon.
"ARGHH!! KACAU! SEMUA NYA KACAU!!"
"Tu-tuan Duke.."
"Gara-gara (Name) wanita jalang itu, semua rencana ku berantakan!! Bahkan si Cruel, ternyata bajingan itu masih menyayangi adik nya yang sudah membunuh keluarga nya?! SIALAN!!"
BRAK!
"!"
"Berani sekali kalian menerobos masuk rumah ku.."
"Menyerahlah. Ini atas perintah kaisar, anda kami tangkap Duke Illuster, karena telah melakukan tindak kriminal"
"Apa...? Tidak, itu tidak mungkin.."
Duke pun ditangkap dengan paksa, semua bawahan Duke juga di tangkap.
***
"Bagaimana keadaanmu?"
Kini, Cruel dan (Name) dkk berada di mansion Hardt.
"Aku baik-baik saja.. Bagaimana keadaan, Deon?"
(Name) menghela nafasnya.
"Dia.. masih dalam keadaan kritis. Dia terus menggumamkan sesuatu, dia memanggil kau, aku, lalu ayah dan ibu..
Seperti nya dia mengira kau sudah mati"
"... Apa ini salahku?"
(Name) menghela nafas lagi.
"Tentu saja bukan, dasar adik bodoh"
Wanita itu sekarang berperan sebagai seorang kakak yang baik, ia memeluk Cruel.
"Jangan salahkan dirimu.. Kau dan Deon sama saja. Padahal itu semua bukan lah kesalahan kalian berdua.."
Cruel membalas pelukan dari wanita- maksud nya kakak nya dengan erat.
(Name) tersenyum, menepuk-nepuk pundak sang adik, bermaksud menenangkan nya.
"Tenang saja, aku akan menyelamatkan nya. Kau boleh menghela nafas lega sekarang. Kalian berdua sekarang aman. Aku jamin tidak ada lagi kesalahpahaman di antara kalian berdua lagi.."
Di tengah malam.
(Name) menemani Deon sepanjang malam di sisi Deon. Untungnya, sekarang Deon tidak lagi sesak nafas, dan pingsan sambil menangis.
Sentuhan (Name) menenangkan pikiran nya, dan menghangatkan hatinya.
(Name) tertidur disana sambil menggenggam tangan Deon.
Ceklek.
Cruel masuk ke dalam kamar.
Ia menyelimuti (Name) dengan selimut.
.
.
{BONUS #1}
"Ergh..."
Deon mengerang, ia mulai terbangun setelah 1 Minggu tertidur.
"Deon!"
Pria itu mulai membuka matanya.
"No, Noona..?"
Ingatan-ingatan 1 mingggu yang lalu menyadarkan nya, ia bangun. Melihat sekelilingnya.
Kamarnya.
Lalu ia melihat sosok yang samar berdiri di samping (Name). Familiar. Tidak salah lagi.
".. Cruel?"
Terlihat wajah yang biasa tegas itu melembut melihat Deon. Tidak lupa memberikan senyuman hangat kepadanya.
Tes...
Airmata berjatuhan kembali.
"Hiks.. hiks.. Hahaha, apa kali ini aku sedang berhalusinasi?"
Deon merasa tidak percaya melihat sang kakak berdiri sehat, padahal jelas sebelumnya ia melihat Cruel di serang assassin demi menyelamatkan nya.
Grep.
Cruel memeluk Deon.
"!"
(Name) tersenyum melihat akhirnya adik-adik nya ini bisa akur kembali.
"Hiks.. maaf... Maafkan aku, kak Cruel.. Aku... Hiks, minta maaf.. Ini semua salahku.."
Cruel menggeleng kepala.
"Tidak. Ini bukan salah mu. Ini salah ku tidak mencegah mereka mengambilmu, aku yang seharusnya meminta maaf."
"Hei, sudah-sudah. Ini bukanlah kesalahan Kelian berdua. Yang salah itu si terong, dia sudah ditahan."
Perkataan (Name) membuat kedua saudara laki-lakinya melepas pelukan menoleh ke arah nya.
"Huh? Ada apa?"
Grep!
"(Name)/Noona..!"
"E-eh?!"
Mereka berdua memeluk (Name).
Selama ini, (Name) selalu memberi mereka nasihat dan menjadi sandaran mereka. (Name) melakukan peran nya dengan sangat baik, bahkan Cruel merasa butuh belajar lagi menjadi kakak yang baik kepada (Name).
Dan mereka pun hidup bahagia.
Meskipun Deon masih merasakan bersalah karena telah membunuh orang tua mereka.
Namun, (Name) dan Cruel tetap meyakinkan Deon.
Sehingga akhirnya, seluruh penderitaan Deon hilang.
.
.
{BONUS #2}
(Name) sudah curiga dari awal kepada Duke Illuster. Ia pun mulai mencari informasi diam-diam.
Hingga akhirnya ia menemukan bahwa penyebab Kematian kaisar terdahulu, adalah Duke Illuster.
Setelah mengumpulkan banyak hingga ribuan informasi, ia memanfaatkan 'cinta' Kaisar saat ini yaitu, "Eduardo Deserte" untuk menangkap Duke Illuster.
Bukan hanya memanfaatkan perasaan nya, tapi juga memanfaatkan masalah keluarganya.
Dan mereka pun bekerja sama.
"Aku akan membantumu.."-Kaisar
"Serius?!"-(Name)
Eduardo menyeringai tipis.
"Iya. Asalkan kau mau menikah denganku"
Nge-lag...
"... APA?!"
_____________________
"Begitulah ceritanya"
Cruel dan Deon terkejut, plus shock berat mendengar berita tersebut.
"Jadi, Noona dan Kaisar akan menikah..?"
"Tentu saja.... tidak"
"Eh?" Cruel dan Deon bingung.
"Hahaha. Edo itu bukan lah tipe ku, aku lebih menyukai pria yang lebih dewasa daripada diriku"
_____________________
"Edo, berapa usia mu?"
"28. Memang nya kenapa?"
"Aku menolak menikah dengan mu, kau bukan tipe ku. Aku lebih suka pria lebih tua dariku."
Agak laen yah si (Name). Padahal hampir semua wanita di dunia ini ingin menduduki gelar permaisuri.
Tidak peduli pada usia.
"Hm, itulah yang aku suka darimu, (Name) Hardt" ucap Kaisar Eduardo dengan seringai tipis.
______________________
[END]
.
.
.
.
.
HALO PEMBACA!!!
Saya Ariana penulis dari cerpen ini mau ngucapin terimakasih sudah mau membaca cerpen hasil gabutan saya!
Maaf kalo banyak typo yaa, saya membuat ini tanpa pikir panjang. Saya langsung menulis apa aja yang ada di otak saya doang. Jadi ceritanya gak nyambung,deh.
By the way, gimana ceritanya?
Seru? Bagus? Membosankan? Jelek?
—Itu saja, sekali lagi terimakasih. Sampai jumpa!^^