...
Dua jiwa dan dua dunia, sebuah cerita yang mungkin tak bisa di percaya.
- aku mencintainya namun Tuhan lebih mencintainya, sehingga ia merenggut nya dariku...
- Tuhan mungkin jahat padanya, namun aku selalu memperhatikan paras indahnya melalui hamparan awan...
______________
! Warning!
This story is a story inspired by my true story!;So don't copy it! The time, names, and setting of the story have been deliberately changed so that it is not similar to my original story!
______________
Kota Haarlem, Holland Utara, Belanda
Pukul : 5.30
...
Pagi yang cerah nan ceria, nyanyian burung burung bergema indah di seluruh kota Haarlem, sebuah kedai kcil yang selalu ramai dengan pembeli,di dalamnya Seorang gadis muda bersurai biru kehitaman, dengan manik mata yang indah dan menawan, seperti sebuah permata mahal. Tengah duduk dan menikmati secangkir coklat panas dan roti hangat nya.
Gadis itu duduk di bangku yang sama setiap minggunya, bangku tepi jendela yang menghadap kearah danau indah, yang sesekali dilewati oleh angsa putih.
...
Ia selalu memesan sebuah roti hangat dan coklat panas. Ia memiliki paras yang sangat indah. Tak heran jika terkadang banyak pemuda yang selalu datang ke toko itu hanya untuk memandang gadis itu. Namun tak sedikit juga para wanita muda yang cemburu akibat kecantikan alami yang dimilikinya.
Dibalik itu, sebuah cerita mengharukan mulai hilang dari benaknya atau mungkin, sengaja ia lupakan.
...
Suatu hari, gadis itu datang ke kedai lebih awal. Hal yang sangat langka bagi paman pemilik kedai, karena biasanya gadis itu akan datang pada pukul 5.00 pagi hari. Namun sekarang ia datang pukul 3.00 pagi hari.Yang membuat paman pemilik kedai itu bingung.
Alih - alih mengusir gadis itu karena sebenarnya kedainya belum buka, justru paman pemilik kedai itu menghampirinya dan duduk di bangku depan nya.
----
"Tumben sekali kau datang pagi - pagi sekali Jeanne? " Tanya paman pemilik kedai itu kepadanya, sambil tersenyum tipis.
" Ah, aku hanya sedang berjalan-jalan pagi, dan kebetulan kedai paman carl sudah terbuka untuk ku..." Jawabnya sembari tersenyum lembut kearah paman pemilik kedai itu, yaitu paman carl.
____
Paman carl, ia adalah teman akrab dari ayah Jeanne, yaitu tuan John. Bukan hal yang aneh jika Jeanne selalu datang kesana untuk membeli secangkir coklat panas dan roti hangat.
Karena memang hanya kedai itu tempatnya untuk melepas rindu. Terkadang setelah kembali dari kedai paman carl, ia selalu melihat cangkir kopi antik milik ayahnya yang telah lama tersimpan, karna sosok yang selalu menggunakan nya telah pergi dan takkan kembali.
Begitu juga dengan ibunya nona Dianne. Buku favoritnya kini hanya menjadi buku tua yang terletak di meja. Buku dan cangkir nyaris tak tersentuh waktu. Berdebu usang dan tua namun tetap abadi di hati Jeanne. Karena ia akan mengenang tiap kenangan pagi hari mereka di benaknya.
.
.
.
Kembali ke cerita...
....
"Owh ya paman carl, aku sudah berjanji untuk menceritakan tentang nya..." Ujarnya, yang sontak membuat tangan Jeanne gemetar saat memegang sebuah album kecil.
"Benarkah, paman takut jika kamu akan teringat tentangnya lagi..." Jawab paman carl, sambil menatap kearah Jeanne.
" Tidak apa-apa paman... Kini tempatku untuk bercerita dan berteduh Hanya ada di aku dan, bibi Ruri..." Singkatnya, sambil menatap kearah foto bibi Ruri, istri dari paman carl yang tiada 10 tahun lalu.
...
- Flashback 12 tahun lalu -
Ding...
Ting ...
Ding...
____
Suara bell sekola yang menandakan bahwa kelas telah dimulai berbunyi di sekolah.
Gadis kecil cantik , berusia 17 tahun berlari sambil menggigit sepotong roti hangat ke arah sekolah.
Saat hampir sampai ke gerbang sekolah, seorang pemuda bersurai hitam gelap dan manik berwarna biruu gelap yang tenang menabrak ku, membuatnya hampir memeluk pemuda itu.
...
"Ugh...kalau jalan tolong pake mata ya!"
Ujar gadis itu menatap roti hangat nya yang terjatuh di tanah..
" Ah maafkan aku, mau ku bantu?" Ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangan untuk membantunya.
" Eh...Kak Andrew!...maaf kak gak sopan.." jawab gadis itu sambil segera berdiri dan membungkuk meminta maaf.
"Tak apa, kau siswa ajaran tahun ke 2 ya? Kalau tak salah namamu Jeanne Nethrine kan?" Tanya nya sambil tersenyum lembut, membuat hati Jeanne berbunga-bunga.
" Eh iya benar... Kakak kalau ngga salah...pengawas bagian kerja sama kan ya?.." jawab Jeanne gugup, uang hanya dibalas anggukan oleh sang senior.
...
Saat itu , mereka berdua hanya berdiam menatap gerbang sekolah yang tertutup. Tanda bahwa mereka terlambat.
" Duhh... Gimana ya...aku telat" bisik Jeanne panik.
"Gak usah panik, seharusnya kamu senang nanti ada pemeriksaan fisik, dengar dengar fisikmu lemah kan?" Jawab Andrew santai sambil berjalan ke arah alun alun kota.
" Eh iya juga ya!, kok gak kepikiran ya aku..." Ujarnya senang , sontak membuat nya memeluk Andrew.
...
Saat itu , suasana Canggung menimpa mereka. Jeanne dengan gugup melepaskan pelukannya, sontak membuat Andrew yang merasa kehilangan sesuatu.
"Maaf kak..." Ujar Jeanne malu...
"Eh...ngga papa kok...santai aja..." Jawab Andrew sedikit sedih, karena ia barusan mendapatkan sedikit harapan dari pujaan hatinya itu.
...
Sedikit cerita, saat Jeanne masih menjadi murid tahun pertama. Andrew sudah memendam perasaan cinta kepadanya, ia selalu memperhatikan paras cantik Jeanne salam diam.
Dalam pikirannya selalu terbayang " Aku akan mencintai mu selamanya, meskipun dalam diam!"
Bersambung....
Maaf yaa readerss, ini hanya prolog yang akan saya perbaiki lagi....