Di sebuah kerajaan yang damai, hiduplah seorang putri bernama Chigiri. Putri Chigiri tidak seperti putri-putri lainnya. Ia lebih suka bertualang daripada menghadiri pesta dansa. Suatu hari, Chigiri menemukan sebuah sepeda tua di gudang istana. Sepeda itu berdebu dan tampak tidak terawat, tetapi Chigiri merasa tertarik. Ia membersihkan sepeda itu dan memutuskan untuk menggunakannya menjelajahi hutan di dekat istana.
Hutan itu lebat dan penuh misteri. Sinar matahari hanya sesekali menembus rimbunnya pepohonan. Chigiri mengayuh sepedanya dengan hati-hati, menikmati suara burung dan angin yang berbisik di antara dedaunan. Semakin jauh Chigiri masuk ke dalam hutan, semakin ia merasa bebas dan bahagia.
Di tengah hutan, Chigiri menemukan sebuah sungai kecil yang jernih. Ia berhenti dan memarkir sepedanya di tepi sungai. Saat ia sedang menikmati keindahan alam, tiba-tiba ia mendengar suara tangisan. Chigiri mengikuti suara itu dan menemukan seorang anak laki-laki yang tersesat.
Chigiri menghampiri anak itu dan bertanya, "Siapa namamu? Mengapa kamu menangis?"
Anak itu menjawab, "Namaku Kunigami. Aku tersesat dan tidak tahu jalan pulang."
Chigiri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Kunigami. Aku akan membantumu. Aku tahu jalan keluar dari hutan ini."
Chigiri membonceng Kunigami di sepedanya dan mereka bersama-sama mencari jalan keluar dari hutan. Setelah beberapa jam, mereka akhirnya menemukan jalan menuju desa terdekat. Kunigami sangat berterima kasih kepada Chigiri karena telah membantunya.
Sejak hari itu, Chigiri dan Kunigami menjadi sahabat. Mereka sering menjelajahi hutan bersama, berbagi cerita, dan menikmati keindahan alam. Chigiri menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan di istana, tetapi juga di dalam hutan, bersama teman-teman yang tulus.