Angin Bosnia terasa seperti bisikan dunia lama. Di bawah langit kelabu, Radin, pemuda 20 tahun dengan mata yang menyimpan nyala ingin tahu, berdiri bersama tujuh anggota Terra Obscura, komunitas penjelajah paling ambisius dan misterius yang pernah ada.
Mereka tak hanya menjelajahi tempat, mereka membongkar tabir, memburu yang tersembunyi, dan terkadang...menyentuh yang seharusnya tidak disentuh.
Dan hari ini, mereka berdiri di depan Bukit Visocica, yang oleh sebagian disebut sebagai Piramida Matahari. Tapi bagi mereka, ini bukan sekadar situs kontroversial ini adalah titik temu antara legenda dan kenyataan.
Saat malam turun, Radin tak bisa tidur. Ia terbangun oleh dengungan halus, tapi menusuk seperti nyanyian lebah tua. Ia mengikuti suara itu, meninggalkan tenda, dan menemukan bebatuan kecil yang berpendar biru samar. Sentuhan kecil pada batu itu membuka celah di lereng bukit pintu tak terlihat yang selama ini hanya muncul bagi mereka yang dipanggil.
Pagi harinya, tim masuk bersama Radin. Mereka membawa alat, peta, dan semangat. Tapi tak satu pun dari mereka tahu... bahwa hari itu mereka akan berjalan ke dalam tubuh sesuatu yang lebih tua dari sejarah, dan lebih hidup dari yang mereka kira.
Di dalamnya, lorong-lorong membelah seperti pembuluh darah. Dindingnya hangat, seolah batu itu bernapas. Mereka mulai melihat ukiran bahasa yang tak dikenali, simbol yang terus berubah bentuk saat dilihat lama-lama.
Salah satu anggota, Ivan, menghilang pertama. Ia menyentuh simbol melingkar dan tiba-tiba tersedot ke dalam dinding. Tak ada jeritan yang ada hanya debur tanah.
Mereka panik tapi juga terpesona. Ada daya tarik dalam ketakutan itu. Seperti kecanduan pada sesuatu yang tak seharusnya dikonsumsi manusia.
Mereka melewati ruangan berbentuk oktagon dengan batu kristal raksasa di tengah, energi di sana terasa seperti frekuensi batin. Radin mendekat, menyentuh kristal, dan seluruh dunia hening.
Dalam keheningan itu, ia melihat Kota megah terkubur dalam cahaya, manusia tinggi dengan mata bersinar, ritual di bawah bintang asing, dan sebuah pesan...
“Piramida bukan dibangun untuk mati, tapi untuk menghidupkan.”
Ketika ia sadar, hanya Lena yang ada. Yang lain hilang tanpa jejak. Lorong mengecil, batu runtuh, dinding seperti bergerak. Piramida bukanlah sekedar bangunan, Piramida adalah makhluk yang sedang bangun dari tidur panjang.
Di ruang terakhir, ada dua pintu. Satu bercahaya emas, satu gelap gulita. Di antara keduanya, berdiri sosok tinggi berjubah. Matanya kosong, tapi suaranya langsung masuk ke dalam kepala
“Yang masuk harus memilih: bawa rahasia dan tinggalkan hidupmu… atau bawa hidupmu dan tinggalkan segalanya.”
Lena gemetar. Ia ingin keluar, ingin pulang. tapi Radin, hatinya bergetar oleh rasa yang tak bisa dijelaskan, ketertarikan yang tak berasal dari logika, tapi dari takdir.
Ia menatap Lena terakhir kali. “Kalau aku keluar, cerita ini hilang. Tapi kalau aku tetap, dunia akan tahu suatu hari nanti.”
Dia memilih pintu gelap.
Lena keluar sendiri. Tim pencarian datang, tapi yang mereka temukan hanya senter dan debu, Tak ada Radin, Tak ada pintu.
Namun, beberapa bulan kemudian, seorang peneliti radio di Peru menangkap sinyal aneh dalam pola bahasa kuno yang tak dikenali. Setelah diproses, sinyal itu mengirim satu kalimat:
"Kebenaran terkubur bukan untuk dilupakan, tapi untuk ditemukan oleh yang cukup berani."
Dan dari celah bumi di Bosnia, seseorang atau sesuatu masih berbisik dalam bahasa cahaya.