“APA?! Dijodohin sama dia?!"
Nada suara yang sama keluar dari dua mulut berbeda satu dari Reyna, satu lagi dari Dion. Mereka lagi duduk di ruang tamu, saling tatap dengan ekspresi jijik kayak baru ngelihat mantan.
“Bapak sama Ibu serius? Gue nikah sama nih orang? Musuh bebuyutan gue dari SMA?” kata Reyna, ngelirik Dion dengan mata nyala-nyala.
“Gila kali! Gue mending nikah sama boneka barbie daripada dia!” Dion gak mau kalah.
Tapi orang tua mereka sahabat lama, partner bisnis, dan sekarang bersekongkol jodohin anak cuma senyum kalem.
“Nikah atau usaha keluarga bubar. Silakan pilih.”
Dan begitulah, dua orang yang dulu saling bully pas SMA, sekarang dipaksa nikah... demi bisnis keluarga.
Gila gk sih..
---
Babak 1: Nikah Karena Terpaksa
Pernikahan mereka kayak sinetron. Reyna pakai gaun, Dion pakai jas, tapi senyum palsu semua. Foto prewed? Diedit biar keliatan mesra. Malam pertama? Tidur di kasur beda sisi.
Saking gak sukanya, mereka sepakat bikin Kontrak Perkawinan 6 Bulan.
📄 Isi kontraknya:
1. Gak boleh saling sentuh.
2. Gak boleh tidur seranjang.
3. Di luar rumah, harus pura-pura mesra.
4. Setelah 6 bulan, boleh cerai, bebas urusan.
“Gue hitung hari demi hari buat bebas dari lo,” kata Reyna.
“Dan gue udah siap pesta kembang api pas kita cerai nanti,” jawab Dion.
---
Babak 2: Dari Musuh Jadi Teman
Tapi, hidup gak se-simple Excel spreadsheet.
Tinggal serumah bikin mereka lihat sisi lain masing-masing.
Dion yang dulunya nyebelin, ternyata jago masak. Reyna yang jutek, ternyata suka bantu Dion pas dia stres kerja. Mereka mulai ngobrol... tertawa... saling becandain. Tapi tetep gengsi.
Suatu malam, Reyna demam. Dion yang biasanya cuek, panik setengah mati.
“Rey, lo kenapa panas banget?!”
“Gue gak panas… lo aja yang meleleh ngelihat gue,” Reyna ngeledek meski lemes.
Dion ngelus kening Reyna tanpa sadar. Kontrak? Lupa. Yang dia pikir cuma: jangan sakit... gue butuh lo.
---
Babak 3: Perasaan yang Muncul Diam-diam
Dari yang tadinya cuma pura-pura mesra, sekarang mereka mulai beneran nyaman. Tapi ya itu... sama-sama gengsi buat ngaku.
Dion mulai suka liatin Reyna tidur. Reyna mulai senyum-senyum sendiri tiap Dion masakin sarapan.
Tapi… waktu terus jalan. 6 bulan hampir habis.
---
Babak 4: Hari Terakhir Kontrak
Dion duduk di ruang tamu, kontrak cerai udah di meja. Reyna masuk dengan ekspresi datar.
“Jadi... kita beneran mau cerai?”
“Ya... itu perjanjiannya kan?” Dion jawab pelan.
Reyna diem, tapi matanya mulai berkaca-kaca.
“Kenapa ya... gue malah gak pengen?”
Dion berdiri. Lalu pelan-pelan narik kertas kontrak, merobeknya.
“Gue juga. Gak pengen cerai. Gak pengen jauh dari lo.”
“Padahal dulu kita musuhan ya,” Reyna senyum sambil nangis.
“Gue heran sih… gimana caranya gue jatuh cinta sama musuh SMA gue.”
Reyna ketawa pelan, “Dan gue… ternyata nikah kontrak adalah hal terbaik yang pernah gue lakuin.”
---
Bukan Kontrak Lagi, Tapi cinta
Setahun kemudian, rumah mereka penuh tawa. Gak ada lagi batasan. Gak ada kontrak. Yang ada cuma dua orang yang dulu saling benci, sekarang saling sayang gila-gilaan.
Kadang cinta datang bukan dari yang manis dan indah, tapi dari musuh bebuyutan yang… ternyata, dia jodoh lo dari awal.
TAMAT