Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, good evening hadirin sekalian, terutama bagi para jomblo ngenes yang malam minggunya cuma ditemani nyamuk dan angan-angan! Malam ini, saya akan melanjutkan lecture… eh, maksud saya, stand-up comedy ilmiah yang unprecedented tentang penemuan "harta karun" yang selama ini tersembunyi di tempat yang paling tidak terduga.
Masih ingat dengan Profesor Sutan Mangkuto Alam, sang geolog nyentrik yang banting setir jadi ahli rhinology dadakan? Beliau, dengan kegigihan seorang pejuang yang tidak pernah absen minum Kuku Bima Ener-G, terus mengembangkan teorinya tentang "Intan Kaharingan." Bahkan, beliau sampai membuat power point presentation dengan judul yang sangat provokatif: "Dari Ingus ke Internasional: Transformasi Mukosa Nasal Menuju Kemewahan Absolut!"
Dalam presentasinya yang dihadiri oleh para ilmuwan yang kebingungan, influencer yang penasaran, dan beberapa emak-emak yang salah masuk ruangan karena mengira ada demo panci gratis, Profesor Sutan memaparkan tahapan metamorfosis upil menjadi berlian KW super.
Tahap 1: Fase Inkubasi dan Pemilihan Bibit Unggul
Menurut beliau, tidak semua upil berpotensi menjadi "Intan Kaharingan." Hanya upil dari individu dengan kriteria khusus yang bisa menghasilkan kristal berharga.
Kriterianya antara lain:
* Indeks Kebahagiaan di Atas Rata-Rata: Konon, orang yang sering tertawa dan bahagia menghasilkan upil yang lebih "berkilau." Mungkin karena energi positifnya ikut terkondensasi di dalam sana.
* Riwayat Konsumsi Rempah Nusantara: Terutama yang mengandung jahe, kunyit, dan sedikit merica. Rempah-rempah ini dipercaya memberikan "warna" dan "aroma" eksotis pada calon intan.
* Tingkat Kepekaan Terhadap Perubahan Cuaca: Orang yang mudah bersin saat perubahan cuaca ekstrem memiliki potensi upil yang lebih "keras" dan "tahan lama."
* Genetik Keturunan yang Suka Mengupil: Ini masih teori kontroversial, tapi Profesor Sutan bersikeras bahwa ada faktor genetik yang mempengaruhi kualitas "Intan Kaharingan." Beliau bahkan melakukan studi silsilah keluarga para "penambang" sukarelawan.
Tahap 2: Proses Kristalisasi Alami yang Penuh Misteri
Setelah "bibit" upil terpilih, proses kristalisasi terjadi secara alami di dalam rongga hidung.
Profesor Sutan mengajukan beberapa hipotesis yang absurd tapi menghibur:
* Teori Konvergensi Energi Kosmik: Beliau percaya bahwa energi kosmik tertentu, terutama saat bintang kejora sedang sejajar dengan bulan purnama, dapat mempercepat proses kristalisasi.
* Teori Interaksi Gelombang Otak: Konon, gelombang otak dengan frekuensi tertentu (biasanya saat sedang melamun atau bengong) dapat memicu pembentukan kristal yang lebih sempurna.
* Teori Fermentasi Mikroba Lokal: Beliau menemukan beberapa jenis bakteri unik di dalam hidung yang, dalam kondisi tertentu, dapat menghasilkan enzim yang mempercepat pengerasan upil.
Tahap 3: Teknik "Penambangan" yang Presisi dan Elegan
"Penambangan" "Intan Kaharingan" tidak boleh dilakukan sembarangan. Profesor Sutan mengembangkan teknik khusus yang disebut "Ekstraksi Nasal Presisi" (ENP).
Teknik ini melibatkan penggunaan alat-alat canggih seperti:
* Pinset Mikroskopis Berlapis Emas 24 Karat: Untuk menjamin kebersihan dan menghindari kontaminasi.
* Lampu Senter LED dengan Lensa Pembesar: Agar "penambang" dapat melihat dengan jelas struktur kristal yang terbentuk.
* Wadah Koleksi Anti-Statis Berbahan Beludru Ungu: Untuk menjaga keindahan dan keunikan setiap "Intan Kaharingan."
Beliau bahkan membuat video tutorial "Cara Menambang Intan Kaharingan dengan Elegan" yang diunggah di YouTube dan langsung viral karena keanehannya. Dalam video tersebut, Profesor Sutan, lengkap dengan jas laboratorium dan sarung tangan putih, dengan gerakan anggun mengeluarkan "Intan Kaharingan" dari hidungnya sendiri sambil memberikan tips and tricks yang sangat tidak berguna.
Tahap 4: Proses Penggosokan dan Pemolesan yang Penuh Kehati-hatian
Setelah berhasil "ditambang," "Intan Kaharingan" tidak langsung menjadi perhiasan mewah. Dibutuhkan proses penggosokan dan pemolesan yang sangat hati-hati. Profesor Sutan merekrut seorang pengrajin batu akik legendaris dari Sumatera Barat, Nenek Sile, yang konon memiliki "feeling" yang kuat terhadap kualitas "Intan Kaharingan."
Nenek Sile menggunakan alat-alat tradisional seperti batu asahan khusus yang diwariskan turun-temurun dan kain sutra halus untuk menggosok dan memoles "Intan Kaharingan" hingga mengkilap sempurna. Beliau bahkan menambahkan ritual khusus sambil menggosok, yaitu bersenandung lagu-lagu daerah Minang dengan lirik yang diubah sedikit agar sesuai dengan tema upil. Contohnya: "Upil den sayang, ka manolah ka den bao…."
Tahap 5: Kreasi Perhiasan "Intan Kaharingan" yang Kontroversial
Inilah puncak dari inovasi Profesor Sutan. Beliau bekerja sama dengan seorang desainer perhiasan ternama (yang awalnya menolak mentah-mentah, tapi akhirnya luluh karena penasaran dan dibayar mahal) untuk menciptakan koleksi perhiasan "Intan Kaharingan" yang avant-garde.
Beberapa desain yang paling populer antara lain:
* Kalung "Bahagia Itu Sederhana": Liontinnya berupa sebongkah besar "Intan Kaharingan" yang dibingkai dengan emas putih dan berlian imitasi.
* Cincin "Sentuhan Keberuntungan": Mata cincinnya adalah "Intan Kaharingan" berukuran sedang yang dipercaya membawa keberuntungan bagi pemakainya (mungkin karena tidak ada yang berani mendekat).
* Anting-anting "Bisikan Angin Surga": Terdiri dari dua buah "Intan Kaharingan" kecil yang menggantung dan bergerak mengikuti angin (dan gerakan kepala).
* Bros "Kembang Pitulo": Bros berbentuk bunga dengan tujuh "Intan Kaharingan" berwarna-warni (hasil dari upil yang berasal dari orang yang sedang sakit flu dengan berbagai stadium).
Koleksi perhiasan ini dipamerkan di berbagai fashion show kontroversial dan mendapat perhatian yang luar biasa dari media. Beberapa influencer bahkan berani memakainya di depan publik, meskipun dengan ekspresi yang antara jijik dan penasaran.
Reaksi Dunia dan Pengembangan Bisnis PT. Upil Jaya Internasional
Tentu saja, penemuan Profesor Sutan ini memicu berbagai reaksi dari seluruh dunia. Para ilmuwan menggelar konferensi pers darurat untuk mengutuk teorinya sebagai "pseudosains yang menggelikan." Para kolektor perhiasan mewah tertawa terbahak-bahak dan menyebut "Intan Kaharingan" sebagai "sampah organik yang tidak berharga."
Namun, di sisi lain, banyak orang yang terhibur dan tertarik dengan ide nyeleneh ini. PT. Upil Jaya Internasional kebanjiran pesanan, terutama dari kalangan netizen yang memiliki selera humor tinggi dan tidak takut tampil beda. Profesor Sutan bahkan meluncurkan merchandise lain seperti kaos bergambar upil berkilauan, mug dengan slogan "Upilku Hartaku," dan stiker "Hati-hati, Mengandung Intan Kaharingan."
Beliau juga mengembangkan program "Adopsi Upil," di mana orang bisa "mengadopsi" upil berkualitas super dari para "penambang" sukarelawan dan mendapatkan sertifikat kepemilikan yang ditandatangani langsung oleh Profesor Sutan. Program ini sangat populer di kalangan orang-orang yang ingin memiliki sesuatu yang unik dan personal.
Tidak hanya itu, Profesor Sutan juga merambah dunia pariwisata dengan membuka "Museum Intan Kaharingan" yang menampilkan berbagai koleksi upil dari seluruh dunia, lengkap dengan informasi tentang asal-usul, ukuran, dan tingkat kekerasannya. Museum ini menjadi daya tarik wisata yang aneh tapi nyata, menarik wisatawan yang bosan dengan museum yang itu-itu saja.
Dalam pidato peresmian museum, Profesor Sutan kembali mengutip pribahasa Minang, "Apa kaji dek barulang pasa jalan dek batampuah paruik kanyang yo batambuah lai kamandapek perhiasan dek hati amuah. Kato nan biaso ado tunggua bapambatang ado jerami basiasok." Beliau menjelaskan bahwa kesungguhan dan keyakinan akan membawa kita pada penemuan yang tak terduga, bahkan di tempat yang paling hina sekalipun.
"Lihatlah," katanya sambil menunjuk ke sebuah upil berukuran jumbo yang diberi label "The Millennium Mucus," "siapa sangka, dari sesuatu yang dianggap kotor, bisa menjadi daya tarik wisata internasional?"
Beliau juga menambahkan, "Ingatlah selalu pesan leluhur kita, 'Man Jadda Wajada.' Siapa yang bersungguh-sungguh dalam 'menambang' potensi diri, meskipun itu tersembunyi di balik 'lendir' kehidupan, pasti akan menemukan 'berlian' yang sesungguhnya!"
Profesor Sutan Mangkuto Alam, yang dulunya dianggap gila oleh rekan-rekannya, kini menjadi ikon kontroversial dan miliarder dadakan berkat penemuan "Intan Kaharingan"-nya. Beliau membuktikan bahwa inovasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari tempat yang paling tidak terpikirkan. Dan yang terpenting, beliau mengajarkan kita untuk tidak pernah berhenti mencari dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, meskipun itu berarti kita harus mengamati… kotoran hidung.
Dan begitulah kelanjutan kisah Profesor Sutan dan "Intan Kaharingan"-nya. Sebuah cerita yang mungkin membuat kita bertanya-tanya tentang batas antara kegilaan dan kejeniusan, antara menjijikkan dan mengagumkan.
Yang jelas, semoga cerita ini berhasil membuat kita tertawa terbahak-bahak sampai lupa dengan segala masalah hidup yang kadang memang… seperti upil, lengket dan bikin risih!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Semoga malam minggu Anda lebih berwarna dari koleksi "Intan Kaharingan" Profesor Sutan!
__________
By : Karim
Klik link : https://vt.tokopedia.com/t/ZShFKTQG7/