Kehidupan Arabella sangat hancur setelah mengetahui pacarnya telah selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Sudah 5 tahun menjalin hubungan namun akhirnya hancur dalam sekejap, dia tidak menyangka bahwa sahabatnya benar-benar tega mengambil orang dia cintai selama ini.
Bahkan, Arabella menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa mereka sedang melakukan hubungan badan tepatnya di apartemennya Arabella.
Saat ini Arabella sedang menangis tersedu-sedu, rasanya begitu sangat sakit sekali bagi dirinya. Pria yang selama ini dia cintai bahkan dibiayai oleh Arabella namun balasannya seperti ini.
Tiba-tiba.
Arabella dikejutkan seseorang yang sedang mengulurkan tangannya memberikan sapu tangan untuk Arabella. Dia pun mengangkat wajahnya untuk menatap siapa sebenarnya orang itu.
Pandangan mereka saling bertemu, dia menatap kearah Arabella dengan penuh air mata yang mengalir diwajahnya.
Tentu saja pria itu adalah Derren Zaryn Boran, pria yang dikenal sebagai Duda Terkaya tetapi tidak pernah terpikat dengan wanita lain.
Akan tetapi, ini untuk pertama kalinya dia begitu sangat peduli sekali dengan seseorang saat melihat Arabella menangis.
Dia melihat kearah jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 1 malam.
" Apa yang sudah kamu lakukan disini tepat ditengah malam ini?" tanya Derren dengan nada dinginnya
Arabella menarik nafasnya begitu dalam sekali, rasanya mulutnya sangat begitu susah untuk menjawab. Tetapi dia tetap berusaha.
" A-aku memergoki pacarku yang sudah selingkuh dengan sahabatku sendiri" jawab Arabella dengan suara yang parau karena menangis
" Selingkuh?" ulang Derren dengan nada yang begitu bingung
Arabella menganggukkan kepalanya, namun air matanya terus mengalir dipipinya.
" Mengapa kamu tidak pulang?"
" Bagaimana aku mau pulang? Apartemen ini adalah tempat tinggalku, dan mereka ada disana"
Derren mengangkat satu alisnya, dia begitu merasa heran bagaimana bisa pacarnya selingkuh tepat di apartemennya sendiri?
Derren melihat kearah sekelilingnya, tidak ada satupun orang lagi. Iya tentu saja ini sudah tengah malam tidak ada orang yang berkeliaran.
Dengan berat hati, Derren mencoba untuk membantu Arabella memberikan tempat tinggal sementara.
" Kalau begitu ikut saya, apartemen saya juga disini tepatnya dilantai 3"
" T-tapi apakah tidak apa-apa?"
" Ada hal apa?"
" T-tidak, aku hanya takut jika om memiliki seseorang atau tinggal bersama seseorang, jika kehadiranku ada disana takutnya membuat salah paham"
Derren memasang wajah yang tanpa berekpresi karena saat Arabella memanggil dirinya dengan sebutan 'Om'
" Tidak, saya hanya tinggal sendirian saja"
" T-tapi apa aku tidak merepotkan om?"
Derren menghelankan nafasnya merasa benar-benar ingin marah saat dirinya dipanggil 'Om'
" Tidak masalah, dan satu hal lagi jangan panggil saya om. Apakah saya terlalu tua sehingga kamu memanggil saya seperti itu?"
Arabella merasa sangat terkejut sekali saat mendengar ucapannya.
" Lalu aku harus memanggil apa?"
" Derren, panggil saja saya Derren"
" Tapi kayaknya om lebih tua dari aku"
" Umur saya baru 33tahun, apakah itu udah sangat tua?"
Arabella terdiam, antara bingung ingin menjawab apa. Namun dia tidak ingin juga membuat Derren marah karena Arabella memanggilnya 'Om'.
" Jadi kamu ingin ikut saya atau kembali bersama pacarmu yang sedang selingkuh itu?" tanya Derren memastikan Arabella
" Aku ikut, maaf ya om merepotkan. Hanya malam ini saja besok aku akan kembali om lalu aku Arabella om"
Derren mengendus sangat kasar sekali karena Arabella memanggilnya terus seperti itu.
" Ayo kita masuk"
Arabella menganggukkan kepalanya, dia pun mengikuti Derren masuk kedalam lobby tersebut. Sudah begitu lama Arabella tinggal disini namun dia tidak tau jika Derren juga ada disini.
Setelah beberapa menit, mereka telah tiba di lantai 3. Berjalan mengarah ke apartemennya Derren dan akhirnya mereka tiba.
Derren membuka pintunya lalu menyuruh Arabella masuk terlebih dahulu, Arabella menganggukkan kepalanya merasa sangat terkejut dengan perilakunya Derren.
Saat masuk, Arabella melihat kearah ruangan itu dan terfokus sosok wanita yang begitu cantik sekali tepat bergantung didinding.
Merasa sangat penasaran, akhirnya Arabella membuka suaranya untuk bertanya kepada Derren.
" Apa itu istrinya om?" tanya Arabella membuat Derren menatapnya
" Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"
" Jelas aku tau, itu disampingnya ada foto nikah om"
Derren hanya tersenyum, dia sedang menaruh minuman serta buah diatas meja tersebut. Lalu dia mencoba untuk menjawabnya.
" Iya, dia adalah istri saya"
" Lalu dimana dia? Mengapa tidak ada disini?"
Derren terdiam, senyuman itu kembali memudar. Dia teringat kembali saat kepergian istrinya saat ingin melahirkan putra pertamanya.
Derren menarik nafasnya begitu dalam sekali mencoba untuk menenangkan dirinya.
" Dia sudah meninggal 2tahun yang lalu saat melahirkan putra pertama saya. Dan ternyata putra saya juga ikut bersama ibunya karena dia kehabisan oksigen"
Arabella menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia begitu sangat tidak menyangka sekali dan merasa bersalah.
Arabella membuka tangannya mencoba untuk meminta maaf kepada Derren karena dia tidak tau bahwa istrinya sudah meninggal.
" Maafkan aku om, aku benar-benar tidak tau jika istri om sudah pergi"
" Tidak apa-apa, dan lagi berhenti memanggil saya dengan sebutan 'Om'"
" T-tapi, aku mana mungkin memanggil dengan nama saja. Bahkan umurku baru 26tahun sedangkan om 33tahun"
Derren menatap kearah Arabella, ternyata Arabella begitu muda dibandingkan dirinya. Merasa malas berdebat akhirnya Derren hanya menyuruh Arabella untuk beristirahat.
" Sudahlah, kamu istirahat saja dulu. Disana sebelah kiri ada kamar kosong tapi tenang saja kamar itu bersih kok"
Arabella menghelankan nafasnya.
" Baik om, terima kasih banyak sudah menolong. Lain kali aku akan membalas kebaikannya om"
Arabella pun pergi meninggalkan Derren diruang tengah itu. Namun tatapan Derren tidak lepas dari Arabella. Ada perasaan aneh yang timbul didalam dirinya.
Dia begitu sangat aneh, perasaan apa itu sebenarnya? Derren menggelengkan kepalanya mencoba membuang pikiran yang begitu tidak terlalu penting baginya.
Kini dia kembali menyusun minuman serta buah-buahan didalam kulkas miliknya, akan tetapi pikiran masih bergelut dengan Arabella hal itu membuatnya menjadi frustasi sekali.