Pagi ini adalah pagi yang sangat membosankan, seperti biasa aku pergi berangkat ke rumah sakit untuk dinas pagi. Sebagai mahasiswi keperawatan memang bukan hal biasa jika praktek di rumah sakit setiap tahunnya, hal inj menyenangkan tapi juga membuat ku sangat tertekan dan sedikit melelahkan tentunya. Namun, apa boleh buat ini adalah tanggung jawab yang harus kulakukan.
“Becca, tunggu!” Teriak raisa memanggilku
“Eh ngapain lo disini sa? bukannya sekarang harusnya lo di ruangan HCU ya?” Tanya ku yang saat ini bingung kenapa raisa ada di sini
“Gue tuh sekarang ada jadwal bimbingan sama CI di IGD, kak Dafa ada ga ca?” Tanya raisa kepadaku
“Coba lo tanya sendiri deh tadi sih ada” Kataku yang terburu-buru karena sudah jam dinas pagi.
“Oke deh, Semangat dinas nya Ca!” Seru Raisa
Pagi ini aku menjalani dinas pagi di IGD seperti biasanya, dan hari ini IGD sangat ramai dengan pasien. Banyak sekali orang-orang berdatangan dengan kronologi yang berbeda-beda, ada yang kecelakaan, sesak nafas, dan banyak lagi yang membuat pekerjaan perawat dan dokter di IGD semakin banyak. Banyak sekali pasien yang di pindahkan ke rawat inap, jadi aku dan rekan ku berkali-kali memindahkan pasien ke ruang rawat inap, mulai dari ruang anak, ruang penyakit dalam, bahkan ICU atau pun HCU.
“Dek pasang kateter di bed 3 namanya Ny R” Panggil kakak perawat yang aku belum tau namanya
“Siap kak”
Aku menuju ke pasien yang akan ku pasang kateter, sebelumnya alat sudah ku siapkan dan sudah cuci tangan. Langkah pertama yaitu menyapa pasien dengan salam dan tidak lupa untuk mengecek identitas pasien terlebih dahulu, setelah itu melakukan pemasangan kateter.
Karena aku masih mahasiswa magang, selama tindakan aku di temani oleh kakak perawat yang bernama kak Dafa, dan ternyata dia adalah CI temanku yang bernama Raisa.
“Dek tadi siapa temen mu yang mau bimbingan sama kakak?” Tanya kak Dafa kepadaku
“Namanya Raisa kak, sekarang dia lagi dinas di ruang HCU kak” Ucapku
“Oh okey, nanti tolong bilangin bimbingannya jam 15:00 aja ya, soalnya tadi kakak lupa bilang ke dia”
“um… anu… izin kak, ini saya boleh izin ke toilet sebentar ga ya kak? mau ngabarin Raisa lewat wa” Ucapku dengan gugup
Siapa yang tidak gugup karena peraturan selama dinas tidak boleh menggunakan handphone, karena ini adalah hal penting dan juga permintaan dari kakak perawat disana mau tidak mau aku harus meminta izin.
“Boleh dek, 5 menit ya” Jawab kak Dafa
“Baik kak terima kasih” Ucapku
Dengan cepat aku bergegas ke kamar mandi dan memberitahu Raisa lewat chat Wa kalau bimbingannya di tunda menjadi jam 3 sore. Kebetulan Raisa sudah turun dari dinas malam jadi mudah saja untuk menghubunginya.
Singkat waktu akhirnya dinas pagi selesai dan berganti menjadi dinas siang, aku dan kedua rekan ku bersiap untuk pulang dan meminta tanda tangan di kertas ADL (Activities of Daily Living), setelah itu kami pulang ke asrama. Kebetulan di kampusku menyediakan asrama bagi mahasiswa yang berasal dari daerah atau mahasiswa yang rumahnya jauh dari kampus.
Setelah sampai di asrama aku langsung membersihkan diri, dan istirahat sejenak. Sambil rebahan aku mengecek sosial media dan tidak sengaja menemukan foto-foto lama pada masa SMA. Aku tertegun melihat diriku yang dulu sangat polos dan begitu ceria, karena jujur saja selama 4 tahun belakang ini banyak sekali kejadian yang merubah ku. Terdiam sejenak aku memikirkan bagaimana jika aku kembali ke masa itu? jalan apa yang akan aku pilih? apa aku tetap memilih jalan ini atau sebaliknya?. Pikiran itu mengganggu ku sejenak, aku pun menghela nafas dan kembali melanjutkan waktu istirahatku.
“Yaudah lah udah lama juga, udah terjadi ngga perlu di ungkit lagi” Ujarku
Sore hari sekitar pukul 5 sore aku terbangun dari tidur yang entah kapan aku tertidur. Aku melihat teman-temanku yang lain sudah mandi dan ada yang sibuk dengan laporan kasus mereka masing-masing. Aku teringat kalau aku belum menulis laporan, dan akhirnya aku segera membuat laporan
“Beccaaa!!!” Teriakan itu membuatku kaget dan beberapa temanku yang lain merasa terganggu dengan teriakan itu
“Apaan sih berisik banget, ganggu tau orang lagi fokus” Ujar Diva yang berada di ranjang bawahku.
“Iyaa iyaa sorry Div soalnya ini penting banget” Jawab Raisa, ternyata dia sudah pulang dari bimbingan bersama CI nya
“Kenapa sa?” tanyaku
“Tau ga kak Dafa tuh ya udah ganteng, baik, pinter paket lengkap pokoknya!” Seru Raisa dengan antusias
“Maksud lo Kak Dafa CI lo di RS?” Tanyaku
“Ya iyalah siapa lagi, sumpah enak banget jadi adek bimbingnya dia” Jawab Raisa dengan raut wajah yang berbunga-bunga
Ya aku akui kalau kak Dafa emang baik dan pintar, tapi respon ini sih berlebihan karena kak Dafa itu umurnya udah kepala tiga, jadi kayak “What??!! lo suka om om?!” Ujarku dalam hati
“Halah lo mah liat cowok ganteng dikit mudah banget luluh, urusin tu cowok lo” Jawabku kepada Raisa
“Ihh Ca serius, lo emang ngga tertarik apa?” Tanya Raisa
“Sadar Sa dia itu udah 33 sedangkan kita aja masih 20, beda jauh banget” Ujar ku dengan geli.
“Berarti kalo dia masih 20-an lo mau ya” Kata Raisa sambil meledekku
“Ya engga juga kali, lagian ya gue tuh masih susah move on” Jawabku dengan datar
“Dia lagi? Sadar Ca udah 7 Tahun lo suka sama tuh cowok yang cuman anggep lo adek” Seru Raisa seakan- akan tidak terima
“Namanya juga cinta Sa” Jawabnya sambil memanyunkan bibirku
“Gini deh gimana kall lo coba ngedate lagi sama cowok-cowok” Ucap Raisa
Aku terdiam mendengar ucapan Raisa, mana mungkin aku melakukan hal itu lagi pikirku. Berkali-kali aku menjalani hubungan tetap saja semuanya berakhir tidak menyenangkan karena aku yang mencari sosok dia di semua orang yang ketemui. Jadi percuma saja kalau aku mencoba menjalin hubungan lagi, dan laki-laki jaman sekarang hanya tau enaknya saja, tidak mau menjalin hubungan serius. Ya bagi mereka FWB itu lebih menyenangkan.
“No no gue ga mau ya Sa” Jawabku sambil menggelengkan kepalaku
“Yah lo sih, eh pinjem laporan lo ya Ca” Kata Raisa dengan seenaknya mengambil laporan ku
“Eh balikkin ya nanti jangan di pinjem orang lain” Ucapku pada Raisa
Aku tahu karena pasti Raisa dengan seenaknya meminjamkan laporan itu ke orang lain, tapi ya mau bagaimana lagi anak itu sudah membawa laporanku ke kamarnya. Memang kamarku dengan Raisa berbeda, namun itu tidak membuat kami merasa jauh bahkan kami semakin dekat semenjak dinas di Rumah Sakit yang sama, karena selama 2 Tahun ini kami di dinas di Rumah Sakit yang berbeda karena kami beda kelas.
Hari mulai menggelap dan tiba saat malam hari untuk semuanya beristirahat, setelah merawat wajahku dengan skincare aku pun langsung istirahat.
“Kamu ingin masuk atau tidak?” Ucap suara itu memanggilku
Aku melihat sekeliling ku dan bertanya-tanya ini tempat apa? semuanya bernuansa biru ungu dan pink seperti galaxy yang bersinar.
“Ini dimana?” Tanya ku dengan hati-hati
Aku berkeliling dan tidak menemukan siapa pun, tidak ada orang disini, tidak ada hewan bahkan tidak ada suara sama sekali, hanya ada angin yang membuat kulitku dingin. Tempat ini seperti hutan yang di penuhi oleh bunga yang aneh entah tumbuh dari mana. Banyak sekali bunga yang berwarna-warni tetapi menakutkan, aku belum pernah melihat bunga-bunga ini. Aroma nya harum sekali sampai membuat ku pusing.
“Ada orang disini? Heyy!! Ada orang ga?” Aku berteriak berharap ada seseorang disini
“Kamu mencari siapa? percuma saja tidak ada siapapun disini”
Aku mendengar seseorang berbicara, mata ku berbinar mendengar suara itu berharap orang tersebut tahu tempat apa ini dan apakah bisa aku keluar dari sini. Namun saat aku menoleh ke sekitar ku, tidak ada seorang pun dan itu membuat ku merinding. Suara siapa itu? tempat apa ini? apa yang aku lakukan disini? semua pertanyaan itu membuat ku pusing sampai akhirnya semuanya gelap dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.