jam 2 malam aku memejamkan mata ku untuk tertidur. tidak berselang lama nyawaku sudah keluar untuk menjelajahi dunia mimpi.
aku tergeletak di gedung yang berbau anyir. merasakan sakit yang ada di kepala, aku terbangun dengan susah payah menahan rasa nyeri. nyeri itu sangat terasa asli di tubuh ku.
aku memegang kepala ku, ada banyak darah yang mengalir di sana. aku takut saat melihat tangan ku yang di penuhi darah segar yang terus mengalir ke pelipis.
saat aku duduk dan masih melihat ke arah tangan ku tiba-tiba saja ada bunyi musik lembut yang membuat semua orang ambruk begitu saja.
aku juga sempat ambruk saat mendengarkan nya. tapi kesadaran ku kembali saat musik nya berhenti. aku terbangun lagi melihat ada beberapa orang yang masih tergeletak dan beberapa lagi yang masih bangun.
aku berdiri, membantu satu orang wanita yang kesakitan karna satu matanya yang telah tertusuk. wanita yang ku bantu sempat menangis histeris memegang matanya. dia tidak mau berhenti dan terus berteriak saat melihat banyak darah di tubuhnya.
teriakan-teriakan itu membuat beberapa orang yang masih sadar mendekat kearah nya. ada 3 gadis yang menghampiri ku. satu gadis membawa senapan di tangan nya, dan dua lagi hanya berdiri di samping gadis itu. sebut saja namanya Sery [dia pemimpin di antara 3 orang itu].
wanita yang ku tolong semakin histeris saat meliha Sery mengarahkan senjatanya ke arah kepala nya. tanpa berbicara lagi Sery langsung menekan pelatuknya untuk melepaskan peluru.
DOR!!
tepat sasaran, peluru panas itu tertanam tepat di tengah kepala wanita yang ku tolong. aku yang melihatnya sampai syok dan mundur beberapa langkah karna takut. wanita yang ku tolong tadi pun sudah tidak bergerak lagi setelah tertembak. dia tersungkur di bawah dengan darah yang mengalir di kepalanya.
aku semakin takut tubuh ku gemetar melihat Sery yang menatap ke arah ku. berbeda dengan ku, Sery malah tersenyum melihat ku yang ke takutan. dia mendekat ke arah ku.
"setelah tiada kau akan di pindah kan..". ucap Sery menakut-nakuti dengan seringai kecil di bibir nya.
"ini permainan, aku yang di tugas kan untuk menguasai nya...". ucap Sery yang tepat di wajah ku.
"kau hanya objek yang menentukan menang kalah ku...". Sery terus saja mengintimidasi ku dia memutari tubuh ku melihat dari atas sampai bawah secara inci.
aku hanya diam, ingin sekali aku kabur tapi aku takut jika aku kabur Sery akan menembakkan senapan nya lagi.
"sekarang giliran mu...". tepat di belakang ku Sery mengarahkan senapannya di bagian belakang kepala.
aku tidak bisa bergerak, aku menutup mataku dan masih diam di tempat. sampai pada akhirnya Sery benar-benar melepaskan pelurunya lagi.
DOR!!
BRUK!!
tepat saat peluru itu mengenai kepala ku aku langsung terjatuh karana merasakan nyeri lagi. aku ambruk tengkurap di bawah. aku pikir aku akan mati dan di pindah kan. tapi nyatanya salah aku masih sadar dan tetap di sana.
Sery yang menyadari aku masih bergerak menembakkan pelurunya lagi di kepala. bukan satu kali saja dia menembak ku lagi.
DOR!!
DOR!!
dua peluru masuk ke kepala belakang ku lagi. total ada 3 peluru yang tertanam di kepala bagian belakang ku. aku berusaha untuk diam saja agar Sery pergi dari ku. aku menahan sakit yang sangat nyeri di bagian kepala ku. aku juga merasakan ada darah yang mengalir di sana.
pada akhirnya Sery pun pergi dari sana. baru beberapa langkah Sery dan teman-teman pergi. aku tidak sengaja batuk dan memuntahkan darah.
Mereka bertiga akhirnya menoleh dan melihat ke arah ku. aku langsung berlari saat mereka menoleh. entah kenapa aku hanya merasakan nyeri di kepala ku, tapi kesadaran ku masih utuh dan masih mampu untuk berlari.
Sery dan teman-teman nya mengejar ku saat tau aku kabur dari mereka. tidak mau kehilangan kesempatan, Sery mengangkat senapannya lagi dan menembak kaki ku.
DOR!!
tepat sasaran, tembakan Sery selalu tepat di arah bidik nya. dia mengenai kaki ku dan membuat ku berhenti berlari dan tersungkur.
Sery mendekat lagi dia menarik rambut ku agar bisa melihat nya. tidak sampai di situ saja, Sery mengarahkan lagi senapan miliknya di kepala atas ku. dia menempelkan ujung senapannya di sana.
aku hanya diam, ntah kenapa aku tidak bisa berbicara apapun di depannya. lagi dan lagi dia menekan senapannya. dengan tawanya dia sangat suka saat bunyi senapan nya mengenai mangsa nya.
aku ambruk lagi saat jambakan Sery di lepaskan. mata ku mengeluarkan darah karena tembakan nya. pandangan ku di sekitar berubah menjadi merah efek bercampur darah di mata.
kali ini aku menyerah, kenapa aku masih sadar walau sudah sekacau ini. ingin sekali aku di pindah kan jika memang cara satu-satunya nya adalah mati. tapi ini, kenapa sampai saat ini aku belum mati.
•••
sampai pada beberapa jam Sery sudah tidak di sana. aku juga masih di tempat yang sama degan posisi yang sama. dari beberapa jam lalu aku selalu mendengarkan suara-suara senapan Sery yang terus di lepaskan. dia membantai semua orang tersisa.
sampai pada akhirnya ada suara yang muncul di gedung yang berbau anyir itu. suara laki-laki itu menggema memenuhi ruangan.
"masih ada satu, kau harus membunuh semuanya". suara misterius itu menggema membuat ku membualatkan mata ketakutan.
mungkin yang di maksud suara itu adalah aku. aku yang dari tadi masih hidup di gedung ini. aku langsung berdiri, melihat sekitar untuk mencari pintu keluar sebelum Sery datang.
"aku harus sembunyi...". ucap ku ketakutan dan berlari acak untuk menemukan pintu keluar.
sampai pada akhirnya aku menemukannya. aku keluar dari gedung tinggi yang menyeramkan itu. aku mengendap-endap di samping tembok agar mereka yang mengawasi dari atas tidak melihat ku.
sampai di belakang gedung itu aku melihat jalan setapak ke arah hutan. aku langsung berlari ke sana. ada kakek-kakek tua yang berjaga dan mengingatkan ku untuk berjaga-jaga.
"jangan terlalu jauh nak, ini hutan belantara". ucap kakek-kakek itu dengan nada gemetar karna faktor usia.
aku mengabaikan ucapan. sangkin takutnya aku langsung berlari ke dalam hutan berharap ada tempat persembunyian. tapi saat baru berlari. aku mendengar suara senapan Sery yang di lepaskan lagi.
aku menoleh kebelakang dan melihat teman Sery yang ada di atas gedung melihat ke arah ku. aku langsung terburu-buru menambah kecepatan lari ku.
sampai di pertengahan jalan aku melihat ada rumah yang sangat mewah di sana. aku melepas sandal ku dan membawanya masuk untuk bersembunyi.
di sana aku mengatur nafas ku lega karna bisa lari dari mereka. sampai pada akhirnya ada anak laki pemilik rumah yang menawari ku masuk.
tidak berlangsung lama, ada ketukan pintu yang di terima di rumah itu. remaja yang menawari ku masuk tadi membukakannya untuk masuk.
Sery dan teman-teman nya tanpa izin langsung masuk untuk mencari ku dia mencari ku sampai di kamar-kamar. setelah dia menemukan ku, aku di seret ke ruang tamu dan mendorong ku sampai jatuh ke bawah.
lagi-lagi dia mengangkat senapannya. dia mengarahkan senapannya tepat di dahi ku. tapi saat Sery melepaskan peluru nya, ada seseorang yang berdiri di depan ku. dia tertembak di perut nya.
DOR!!
ibu dari pemilik rumah tersungkur saat berdiri di depan ku. 2 anak laki-laki nya langsung menghampiri dengan menangis. tidak puas dengan hasilnya, Sery memutuskan untuk pergi terlebih dahulu. dia membiarkan anak-anak itu menangisi ibunya.
•••
2 hari setelah nya, Sery belum saja muncul di depan ku. aku memutuskan untuk pulang saja kerumah. aku meminta bantuan anak sulung pemilik rumah. aku berniat untuk melapor pada polisi. tapi aku takut. akan memperburuk masalahnya nanti.
aku ingat satu hal, ini permainan. tidak mungkin kita melibatkan polisi hanya karna sebuah permainan konyol seperti ini. dan tidak mungkin juga di sini ada polisi yang mau membantu ku.
sore harinya aku benar-benar di antar anak sulung untuk pulang. tapi dia tidak mengantar ku kerumah, dia membawa ku ke gedung itu lagi.
aku bertemu Sery lagi di sana. dengan seringai nya dia mendekat pada ku dan menampar ku keras.
PLAK!!
aku meringis dan tersungkur saat Sery menampar ku. anak sulung tadi langsung pergi tanpa berbicara apapun. mungkin dia masih tidak terima dengan kematian ibunya.
"jangan menyusahkan ku". ucap Sery dingin karna menahan emosi.
Sery mundur perlahan dari ku, dia mengambil senapannya yang tertempel di dinding gedung. dia mendekat lagi dan mengarahkan nya tepat di dahi.
DOR!!
aku tersungkur lagi, aku sangat lelah dengan ini, aku putus asa, kenapa aku masih ada di sini. aku ingin pindah dan tidak menemuinya.
tiba-tiba saja saat aku tersungkur aku melihat ada beberapa orang dengan pakaian hitam yang masuk ke dalam.
aku masih setengah sadar saat itu, aku hanya melihat samar-samar Sery yang ketakutan saat kedatangan 2 makhluk berjubah hitam di depannya.
salah satu jubah hitam itu menebas kepala teman Sery dengan sekali tebas. darah pun muncrat kemana-mana.
satu jubah hitam lainnya juga mendekati teman Sery yang ketakutan di samping nya. belum sempat teman Sery memohon dia langsung menebas kepala nya seperti teman sebelum nya.
hanya tinggal Sery di sana. dia sangat takut sekarang. dia menekuk lututnya untuk memohon agar di ampuni. jubah hitam itu mendekat ke arah Sery dan membuka tudung nya.
aku sangat syok saat melihat wajah jubah hitam itu. dia adalah anak sulung yang membawa ku ke mari.
jubah hitam itu menunduk, dia memegang dagu Sery mendongak melihat nya dan berbicara dengan tatapan tajam ke arahnya. "aku membawa nya kemari untuk pengumuman pemenangnya, kenapa kau menyakiti nya".
anak sulung itu mencengkram dagu Sery kasar sampai dia kesakitan. sedangkan jubah hitam satunya, dia adalah anak bungsu yang membantunya di rumah kemarin.
"aturan permainan nya... jika di temukan maka akan selamat, jika tidak di temukan maka akan tamat". anak bungsu berbicara sembari mendekat ke arah ku dan membantu ku berdiri.
aku hanya diam saat menatap wajah remaja laki-laki di depan ku. aku juga sempat heran kenapa mereka menciptakan permainan seperti ini.
"dan kau kalah, dia sudah menemukan ku tapi kau masih berusaha membunuhnya". ucap anak sulung itu dengan berdiri tegak mengarahkan pistolnya pada kepala Sery.
"kau juga melanggar aturan yang lain, kau hanya di perbolehkan membunuh semua yang ikut di permainan. tapi kau membunuh orang lain!!". ucap sih sulung marah dengan menekan pelatuknya.
DOR!!
DOR!!
Sery langsung tumbang karna peluru itu menembus kepala nya. bukan peluru biasa yang di tembak nya pada Sery. aku yang di sana menutup mulut ku karana syok. anak bungsu di samping ku memegang kepala ku dia meraba beberapa peluru yang masih tertanam di kepala ku.
aku menatap nya, dia hanya senyum melihat ku. "aku akan menyembuhkan nya". ucap sih bungsu itu dengan senyum seraya menarik semua peluru yang masuk di kepala ku.
"usaha tidak mengkhianati hasil, orang yang serahkan harus di hakimi". ucap sih bungsu lirih.
kesadaran ku mulai hilang di sana rasa nyeri juga terasa lagi di kepala ku. aku menutup mata ku saat dmsih bungsu itu mengeluarkan cahaya dari tangannya.
aku merasakan setiap peluru itu satu-persatu keluar dari kepala ku. lama aku menutup mata ku tiba-tiba saja aku sudah kembali ke tubuh ku lagi.
aku terbangun dari tidur ku lagi. aku tidak tau kenapa aku sering mengingat mimpi secara detail. mimpi ku juga sering tidak masuk akal dan menyeramkan.
TAMAT
[ini sedikit pengalaman ku dari mimpi dan sedikit tambahan asli yang ku karang]
[apa kalian juga pernah mengalami hal serupa atau mimpi serupa yang menyeramkan dan masih tercetak jelas di otak?]
[semoga suka dan mohon mangga like nya]