Vira dan ibunya baru pindah ke rumah kontrakan tua di pinggiran kota. Rumah itu besar, tapi usang. Banyak bagian dinding yang mengelupas, dan ada satu kamar yang selalu dikunci dari luar.
“Kamar itu kosong. Jangan dibuka,” kata ibunya saat hari pertama pindah.
Namun, malam pertama di rumah itu, Vira mendengar suara tawa anak kecil dari balik kamar yang terkunci itu.
Cekikik… cekikik…
Ia mendekatkan telinga ke pintu. Jelas sekali suara itu dari dalam.
“Siapa di dalam?” bisiknya pelan.
Tak ada jawaban, hanya tawa… dan kemudian suara tangisan.
Esoknya, Vira bertanya pada ibu.
"Ibu bilang kamar itu kosong, tapi aku dengar suara anak kecil semalam..."
Ibunya terdiam. Matanya seperti ketakutan, lalu dengan cepat menjawab, “Jangan pernah dekati kamar itu lagi. Kalau dengar suara... abaikan saja.”
Malam kedua, suara itu datang lagi. Tapi kali ini, ada yang memanggil namanya.
> “Viraa… main yuk…”
Vira mendekati pintu, dan tanpa sadar… gagang pintu itu berputar sendiri.
Pintu terbuka sedikit. Gelap gulita di dalam. Tapi di tengah ruangan… ada seorang anak kecil duduk membelakanginya. Rambut panjang menutupi wajahnya.
> “Kamu yang baru ya…? Dulu aku juga di sini… Tapi aku gak bisa keluar lagi…”
Vira mundur, napasnya tercekat. Saat ia berbalik hendak lari, sosok itu sudah berdiri tepat di belakangnya.
Matanya kosong. Darah mengalir dari hidung dan telinganya.
> “Sekarang gantian kamu yang tinggal di kamar ini…”
---
Besok paginya, ibu Vira menemukan kamar itu terbuka... dan Vira sudah tidak ada.
Tapi yang lebih mengerikan… adalah kunci kamar itu masih tergantung di saku celananya.