Malam itu, angin berhembus pelan di tepian hutan. Arka, pemuda desa yang dikenal pendiam, sedang berjalan pulang usai memancing di sungai. Langit gelap tanpa bintang, hanya suara jangkrik dan desir daun yang menemani.
Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara tawa halus, seperti nyanyian yang datang dari balik semak. Ia mengintip dan matanya terbelalak.
Di sana, di tengah cahaya rembulan, berdiri sosok wanita bergaun putih panjang. Rambutnya terurai sampai pinggang, wajahnya begitu cantik, menyejukkan dan menakutkan di saat bersamaan. Ia berdiri di atas air, kakinya tak menyentuh tanah.
"Bidadari…" bisik Arka, tak sadar ia melangkah mendekat.
Wanita itu tersenyum padanya, lalu mengulurkan tangan. Tanpa berpikir, Arka menyambutnya. Tapi begitu kulit mereka bersentuhan, suasana berubah. Angin berhenti, malam menjadi sunyi tak wajar. Mata wanita itu berubah, bukan lagi lembut, tapi kosong dan dingin.
"Kenapa manusia selalu mudah tergoda?" bisiknya.
Seketika itu juga, semuanya gelap.
Keesokan paginya, warga desa hanya menemukan pancing Arka di tepi sungai. Arka sendiri tak pernah kembali. Konon, di malam-malam tertentu, orang masih bisa mendengar suara tawa halus di tepian hutan dan melihat bayangan pemuda yang terus mencari jalan pulang, tergoda oleh pesona bidadari yang bukan dari dunia ini.
By: Aerilyth Sylven🍃