Keesokkan harinya.
Dimana Clarissa akan pergi mengunjungi orang tuanya Arden karena dia sudah berjanji untuk membantu.
Walaupun gajihnya tidak terlalu besar, Clarissa sangat suka saling menolong. Tanpa harus mengembalikannya. Dia menolong dengan sangat ikhlas sekali sehingga banyak yang menyukai dirinya.
Dimana Clarissa yang sudah dihalaman depan rumah tersebut, namun tiba-tiba saja seseorang wanita menghampiri Clarissa.
Mungkin dia lebih tua dari Clarissa, tatapannya begitu sendu sekali saat menatap kearah rumah.
" Permisi mba, apa mba tinggal dirumah ini?" tanyanya
" Oh iya benar, ada apa ya kak?"
" Mba, katanya disini ada penunggunya ya? Apakah mba tau nama penunggunya siapa?"
Clarissa mengangkat satu alisnya, dia merasa heran dengan pertanyaan wanita didepannya ini.
" Maaf kak, maksudnya gimana ya? Saya kurang paham"
Wanita menghelankan nafasnya, dia begitu sangat frustasi sekali sambil menatap kearah rumah itu.
" Kata orang-orang sini rumah itu ada penunggunya, kalau tidak salah pernah kejadian pembunuhan disana"
Akhirnya Clarissa paham, dan dia pun menjawab bahwa benar apa yang dikatakan oleh wanita itu.
" Iya katanya begitu, tapi kenapa ya kak?"
" Begini mba, orang yang dibunuh waktu itu adalah tunangan saya"
Dug!
Clarissa sangat terkejut saat mendengar ucapannya, ternyata wanita didepannya adalah tunangannya Arden.
" Lalu, ada hal apa ya kak?" tanya Clarissa karena penasaran
Dimana wanita itu langsung memegang kedua tangannya Clarissa, hal itu benar-benar membuat Clarissa sangat terkejut sekali.
" Mba, apa mba pernah melihat dia muncul didalam rumah itu?"
" Maksudnya kakak itu Arden ya?"
" Iya benar Arden, apa kamu melihatnya?"
Seketika Clarissa langsung menoleh kearah belakangnya, ternyata Arden sudah melihat dari awal dia menggelengkan kepalanya menandakan jangan.
Wajah Arden terlihat sangat sedih sekali hal itu membuat Clarissa merasa sakit melihatnya tertekan sekali.
" Mba jawab saya, apa mba pernah melihat Arden? Jika pernah tolong pertemukan saya dengannya mba"
Clarissa kembali mengangkat satu alisnya, dia merasa sangat heran sekali dengan perkataan wanita didepannya.
" Untuk apa kakak ingin bertemu dia?" tanya Clarissa karena penasaran
" Saya ingin meminta maaf kepadanya mba, saya benar-benar menyesal telah selingkuh dari dia. Bahkan saat dia meninggal dibunuh saya tidak sempat untuk melihatnya dan meminta maaf"
Clarissa merasa sangat kesal sekali dengan apa yang dikatakan wanita itu, dimana Clarissa melepaskan tangannya dari wanita itu.
" Maaf kak, sepertinya aku tidak bisa membantumu. Karena itu bukan urusanku kak, walaupun aku melihatnya tetapi aku tidak akan membantumu. Anggap saja itu adalah hukuman kakak karena sudah selingkuh dibelakang Arden"
Wanita itu menggelengkan dengan menangis terisak-isak.
" T-tidak, saya mohon pertemukan saya dengan dia. Sudah berkali-kali saya kemari tetapi tidak melihat siapa pun ada disana, bahkan semua orang mengatakan ada seseorang disana tetapi saya tidak melihatnya"
Clarissa menghelankan nafasnya, dia merasa frustasi sekali. Tetapi dia merasa sakit hati karena.
" Maaf kak, sekali lagi aku katakan. Aku tidak akan membantu kakak untuk bertemu dengannya" ucap Clarissa dengan tegasnya
" Tolong bantu saya, berapa pun saya bayar agar kamu bisa pertemukan saya"
" Maaf kak, sekali aku bilang tidak iya tidak kak. Karena itu mungkin adalah hukuman kakak saat ini"
Wanita itu hanya bisa menangis saja, dimana Clarissa memerhatikan Arden menatap wanita itu dengan lekat sekali. Padahal mereka saling memandang tetapi Clarissa tidak tau mengapa dia tidak bisa melihatnya.
Akhirnya Clarissa pergi meninggalkan wanita itu, namun langkah kakinya terhenti dan membalikkan badannya untuk kembali berbicara kepada wanita itu.
" Sebenarnya dia sudah menatap kakak dari tadi, hanya saja dia terlihat begitu sedih saat kedatangan kakak. Bahkan dia menolak untuk dipertemukan dengan kakak" ucap Clarissa dan pergi
Wanita itu menangis sejadi-jadinya saat mendengar ucapannya Clarissa, dia kembali menatap kearah rumah itu berharap dia bisa melihat Arden tetapi sayangnya dia tidak bisa melihatnya.
****
Setelah perjalanan menempuh satu jam lebih, akhirnya Clarissa telah tiba ditempat tinggalnya Arden.
Ternyata rumahnya begitu sangat sederhana sekali, dan akhirnya Clarissa mengerti mengapa tunangannya berselingkuh.
Karena Arden bukan orang yang memiliki segalanya, dia hidup dengan kesederhanaan namun yang membuat Clarissa iri adalah kedua orang tuanya masih menyayanginya.
" Jika kau kemari hanya ingin bersedih, lebih baik kita kembali saja" ucap Clarissa dengan kesalnya
Seketika Arden menoleh kearah Clarissa dan mulai berbicara kepadanya.
" Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu"
" Kamu masih memikirkan wanita tadi?"
Arden terdiam, dia memalingkan wajahnya dan tidak ingin menatap Clarissa.
" Seharusnya kamu jangan memikirkannya lagi, udah begitu lamanya kamu meninggal dia baru mencarimu" ucap Clarissa membuat Arden semakin terdiam
Clarissa benar-benar merasa kesal sekali, dia tidak tau mengapa dirinya seperti itu. Padahal yang punya hubungan Arden bukan dia.
" Seharusnya dia mencarimu disaat waktu kamu dibunuh, meminta maaf pun sekarang itu percuma dan lagi wanita seperti itu tidak pantas kamu pikirkan karena dia telah menyakitimu hingga sampai kamu meninggal"
Arden hanya bisa terdiam saja mendengar ucapannya Clarissa, tetapi ada benarnya yang dikatakannya. Seharusnya tidak perlu lagikan dia memikirkannya.
" Sudahlah, kamu jadi mengantarku bertemu kedua orang tuamu atau tidak?" tanya Clarissa dengan nada mulai jengkel" Jika tidak aku kembali saja dan kamu temuilah wanita itu" sambung Clarissa
Dia ingin pergi, namun ditanan oleh Arden. Hal itu membuat Clarissa menatapnya dengan lekat sekali.
" Tolong bantu kedua orang tuaku" ucap Arden sambil memegang tangannya Clarissa
Clarissa menghelankan nafasnya.
" Baiklah, kalau begitu ayo temui kedua orang tuamu"
Arden menganggukkan kepalanya dengan wajah tersenyumnya, dia merasa sangat begitu bahagia dan bersyukur ada seseorang yang ingin membantu kedua orang tuanya.