Dia bersembunyi di dalam kulit keong. Nafasnya pendek, menggigit bibir, gelisah, mencoba menyalakan suar SOS dari mesin Gelang yang terpasang di tangannya.
Dia adalah Joni, seorang Minion, ras humanoid mini. tubuhnya kecil seukuran kuku jari anak-anak. Tapi, memiliki teknologi lebih maju dari manusia.
Ketika itu joni dalam perjalanan ke kota Minipolis. Ia berjalan di sebuah hutan bunga dengan tenang, mengaktifkan system pertahanan dari armor mesinnya.
Armor mesin itu melepaskan gelombang menjadi sebuah perisai, menutupi tubuh Joni seperti lingkaran. Melindungi dari serangan serangga, yang dengan mudah mengoyak tubunya jika tanpa perlindungan.
Joni tersenyum dengan tubuh ringan, melangkah di antara pepohonan bunga. Walau beberapa serangga hendak mendekat, gelombang perisai itu membuatnya seperti batu berjalan. Serangga itu tidak bisa mendekat.
Namun, sesuatu terjadi. Dari arah yang tidak Joni duga. Sebuah botol sirup melayang di udara, lalu dengan cepat meluncur ke bawah tepat di belakangnya.
Dhum!
Botol itu jatuh dengan suara keras. Menghasilkan gelombang yang cukup besar untuk menghempaskan partikel-partikel kecil di sekitarnya.
Membuat Joni terhempas gelombang kejut. Tubuhnya terpental jatuh, tepat ke atas bongkahan batu kecil, dengan posisi badan tengkurap menghadap tanah.
Ia menghirup nafas dengan cepat, matanya membelalak, mulut terbuka, tidak sadar apa yang sudah terjadi.
Dalam keadaan masih terkejut, tangannya menumpu tanah mencoba bangkit. Ia menoleh kebelakang, mendapati botol besar yang masih tertutup oleh debu tanah beterbangan.
Kemudian ia mulai sadar dengan cepat. Gerakannya tidak tenang. mata melebar, melihat armor pelindung rusak karena terbentur keras dengan batu. Menoleh kanan dan kiri, menyadari tidak ada gelombang perisai yang menutupinya.
"Apa yang harus saya lakukan sekarang." Gumamnya gelisah.
Ia kemudian bangkit, melangkah pelan sambil menatap tajam sekitanya.
Perjalananya ke Minipolis masih cukup jauh. Tapi, tanpa perlindungan dari armor mesin, Joni seperti dalam keadaaan telanjang di hutan rimba yang penuh dengan pemangsa.
Dan benar saja, tidak jauh dari sana, delapan tatapan mata mengunci gerakan Joni.
Itu adalah seekor laba-laba besar dan berbulu tajam, memiliki taring-taring menyeramkan di mulutnya. Berdesis dari kejauhan dengan suara kecil.
Bersambung...