Di sebuah kampus kuno di Oxford. Di tengah musim gugur yang berbalut kabut, Eleanor berjalan dengan langkah santai di traktoar yang di kelilingi pohon pohon maple. Daun daun yang jatuh berwarna merah dan emas menambah pesona kampus yang sudah sangat memukau. Eleanor seorang mahasiswa sejarah seni. Selalu merasa ada sesuatu yang magis di tempat ini _
Terutama ketika senja tiba. Dan angin dingin Inggris berbisik lewat celah celah bangunan tua.
Hari itu.seperti biasa ia menghabiskan waktu di perpustakaan, meresapi buku -buku tua tentang seni Renaisans,namun benaknya tak bisa fokus. Ada satu hal yang menggangu pikiran nya _ seorang pria bernama mike
Mike adalah teman sekelasnya yang selalu tampak begitu sempurna dimatanya dengan rambut coklat gelap yang selalu sedikit berantakan, mata biru tajam dan cara berbicara nya yang tenang namun penuh makna, mike adalah tipe pria yang membuat hati Eleanor berdebar debar tanpa ia sadari. Namun mereka selalu berada dalam jarak yang jauh. Mereka berbicara sesekali, namun tak lebih sekedar percakapan biasa tentang tugas kuliah.
Suatu malam, setelah menyelesaikan sesi belajar panjang di perpustakaan, Eleanor pulang ke kamar kostnya.ia duduk di meja tulisnya yang penuh dengan buku buku dan catatan, mencoba menyelesaikan makalah membuka amplop yang baru saja ia temukan di bawah pintu, ia tekejut. Di dalamnya ada sebuah surat, dengan tulisan tangan yang sangat familiar_ mike
Eleanor,
Aku tahu ini akan terdengar aneh, dan aku berharap kau tidak akan menganggap ku bodoh. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sering melihat mu di perpustakaan, di kafe kampus, dan aku tak bisa mengalihkan pandanganku. Ada sesuatu tentang dirimu mu yang membuatku terpesona. Tidak hanya kecantikan mu, tetapi juga cara kau berbicara, cara kamu melihat dunia. Aku ingin lebih banyak mengenal mu, Eleanor. Aku harap kita bisa berbicara lebih sering, jika kau tak keberatan
Aku berharap kau tak menganggap surat ini adalah sebagai gangguan. Aku hanya merasa ini adalah cara terbaik untuk mengungkapkan apa yang ada di hati.
Hormatku,
Mike
Eleanor terdiam matanya terbuka lebar membaca setiap kata. Hatinya berdebar. Selama ini, ia selalu mengira bahwa perasaan itu hanya ada di dalam kepalanya sendiri. Tapi sekarang mike pun merasa hal yang sama.
Ia menatap jam dinding _ waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Namun rasa yang muncul di didalam hatinya begitu kuat sehingga ia tidak bisa menunggu lebih lama dengan tangan gemetar, ia mengambil dan mulai menulis balasan.
Mike,
Aku membaca surat mu dengan senyum yang tidak bisa ku hentikan. Aku juga sering melihat mu di sekitar kampus, dan entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang menarik tentang dirimu _sesuatu yang ingin membuatku ingin tahu lebih banyak. Aku juga ingin berbicara lebih banyak dengan mu, tapi aku ragu ragu, takut jika aku terlalu terbuka.
Surat mu memberi aku keberanian, jadi aku harap ini tidak akan membuat mu merasa aneh. Mungkin kita bisa mulai dengan secangkir teh di kafe kampus besok sore?
Aku menunggu dengan hati penuh harapan, Eleanor
Eleanor meletakkan pena dan menyandarkan dirinya pada kursi. Ketika ia menatap surat itu lagi, ia merasakan sesuatu yang selama ini ia cari. Sebuah keberanian untuk mengambil langka pertama. Besok, mungkin menjadi awal yang baru.
Keesokan harinya, di sebuah kafe yang ramai dengan para mahasiswa, Eleanor duduk di sudut dekat jendela, menunggu tak lama kemudian, mike muncul mengenakan jaket wol biru yang pas di tubuhnya. Matanya mencari cari di sekitar ruangan, dan begitu ia melihat Eleanor, senyum kecil muncul di wajahnya. Dengan langkah santai, ia mendekati meja mereka.
Eleanor, katanya, suaranya tenang namun hangat. Aku rasa kita sudah memulai percakapan yang sangat baik ya?
Dan dengan itu, percakapan mereka di mulai tentang seni, kehidupan dan segala hal yang belum sempat mereka bicarakan. Di bawah langit Inggris yang kelabu, mereka menemukan satu sama lain, dan mungkin, awal dari kisah yang tak terduga