Di sebuah desa bernama [watuarum] yang terletak di belakang gunung bernama gunung [tidarwesi]. desa ini memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap hal mistis / spiritual. Karna setiap bulan suro pada malam terakhir desa ini akan memberikan sebuah persembahan ke penjaga gunung berupa ayam cemani, kembang tujuh rupa, kemeyan, dan yang paling membuat orang dari luar wilayah terkejut adalah desa ini juga memberikan persembahan berupa seorang gadis yang masih perawan.
Di sebuah rumah yang terlihat begitu tua hiduplah seorang gadis muda bernama [Tari] ia hidup berdua dengan nenek nya yang terlihat begitu rentah.
Di dalam kamar, terlihat Tari dengan wajah yang pucat sedang memandangi sebuah gaun putih yang sangat cantik dengan tatapan yang begitu kosong. Gaun itu di persiapkan untuk dirinya, namun Tari tidak merasakan senang sedikit pun yang ia rasakan saat ini adalah kesedihan dan ketakutan, karna Tari tau bahwa gaun putih yang terlihat seperti gaun pengantin ini bukanlah untuk pernikahan yang biasanya untuk orang yang saling mencintai namun untuk sebuah persembahan ke penjaga gunung.
Jam 00.00 wib, suara kentongan yang begitu nyaring berbunyi, sampai-sampai suara nya terdengar ke seluruh desa [watuarum]. Saat seluruh warga mulai mendengar suara itu mereka langsung mematikan lilin di dalam rumah mereka, yang membuat seisi desa terlihat begitu gelap dan sunyi.
Lalu para warga satu persatu mulai keluar dari dalam rumah menggunakan tudung hitam yang menutupi wajah mereka,dan masing-masing dari mereka membawa satu lilin di tangan nya dan berjalan ke rumah Tari.
Di dalam rumah Tari.
Terdengar suara yang berbicara dengan gemetar!,. "Tari...apa kamu sudah selesai bersiap nya, sekarang cepatlah keluar para warga desa sudah menunggu untuk menuntun mu"
Tari menghela nafas! Lalu keluar dari dalam kamar nya, terlihat Tari yang sudah menggunakan gaun putih yang tadi di siapkan untuk nya, dirinya begitu cantik, wajah pucat yang tadi terlihat sekarang sudah tidak ada karna tertutup oleh riasan, ia berjalan keluar dengan perlahan. Di saat ia sudah keluar dari dalam rumah nya, warga desa juga sudah berbaris seperti membuat sebuah jalan untuk menuntun Tari.
Lalu seseorang yang di kenal sebagai kepala desa mulai berjalan mendekat ke arah Tari lalu berbicara! "Mari lah nak, saya akan menuntun mu untuk bertemu penjaga gunung"
Tari tidak menjawab hanya mengangguk dan langsung berjalan mengikuti kepala desa.
Sesampainya di depan gunung [tidarwesi] kepala desa langsung mengucapkan sebuah kata!
> “Nuwun sewu, kawula nyuwun idin lan pangapunten,kula badhe nyawisaken sesaji tumrap penjagaing Gunung punika.Mugi paringana idin lan pangayoman,kula boten gadhah maksud awon, namung nyuwun slamet lan tentreming urip.Manawi wonten kekirangan, mugi diparingi pangaksama.
Kula nyuwun pangestu saking panjenengan,
mugi sesaji menika saged nampani pangajabing jagad.”
Setelah Kepala desa mengucapkan kata itu, dengan seketika awan menjadi mendung, bulan yang tadi bersinar terang mulai tidak terlihat, hujan dengan perlahan turun dan semakin deras.
Kepala desa melihat ke arah Tari lalu mengambil sebuah kendi yang berisi darah ayam cemani. Dan berkata pada Tari.
"Nak minum lah darah ini setengah, setelah itu guyurkan darah ini ke seluruh badan mu"
Awalnya Tari menolak, namun kepala desa langsung berkata "Jika kamu tidak melakukan itu maka pengorbanan akan gagal dan desa ini akan terkena musibah yang begitu besar"
Tari menjadi gemetar ia ingin terus menolak namun dalam hatinya ia tidak ingin desa ini terkena musibah, mau bagaimana pun Tari sudah hidup di desa ini dari ia lahir sampai sekarang jadi dia dengan mau gak mau harus mengikuti apa yang kepala desa katakan.
Setelah Tari melakukan itu semua, hujan pun berhenti dan muncul sebuah bayangan yang begitu besar, seluruh warna desa sekaligus kepala desa dan Tari merasa gemetar, kepala desa mengucapkan sebuah salam lalu bayangan itu berkata dengan dalam.
"aku akan menerima persembahan yang kalian berikan, dan aku juga akan membayarnya dengan memberikan keselamatan untuk desa ini"
Kepala desa yang mendengar itu langsung merasa senang dan berterimakasih. lalu sosok bayangan itu berjalan menghampiri Tari lalu berkata "sekarang kau milik ku"
Tari gemetar dan menangis lalu tangan sosok itu menjular ke arah Tari lalu dalam sekejap mata Tari menghilang seperti di telan bumi begitu juga dengan sosok itu.
1 tahun telah berlalu desa [watuarum] terlihat aman terkendali, masa panen juga lancar, semua warga hidup dengan tentram
Dan di salah satu rumah hiduplah seorang gadis cantik bernama [Mara], ia hidup sendiri,namun walau begitu dia adalah gadis yang caria dengan keseharian nya yaitu mengembala domba dan memanen sayur-sayuran.
Di saat Mara sedang melakukan aktivasi seperti biasanya, tiba-tiba ia di datangi oleh kepala desa, Mara dengan senyum cerianya langsung menyambut kepala desa dan menawarkan untuk masuk ke dalam, namun kepala desa menolak dan ia berkata "tidak perlu saya hanya ingin menyampaikan pada mu terkait persembahan selanjutnya, persembahan selanjutnya yaitu kamu mara"
Senyum ceria itu seketika mumudar dan mara tersungkur lemas di tanah.
Tamat.
Sekian dari saya. Terimakasih.