Ai berdiri di depan rumah orang tuanya, menarik napas dalam-dalam sebelum memasuki rumah yang familiar. Dia tahu percakapan ini tidak akan mudah, tetapi dia telah membuat keputusannya. Setelah malam-malam tanpa tidur, memikirkan tentang perjodohan yang diatur oleh orang tuanya dengan Surya Wijaya, Ai telah memutuskan untuk menolak proposal tersebut.
Di dalam rumah, Ai duduk di ruang tamu bersama orang tuanya. Ibunya tampak khawatir, sementara Ayahnya terlihat lebih santai, meskipun ada sedikit kekecewaan di matanya.
"Ai, Nak, apa yang kau pikirkan?" tanya Ibunya, suaranya penuh harap. "Surya adalah pria yang baik, dari keluarga yang baik. Ini adalah kesempatan besar untukmu."
Ai menggelengkan kepala, mencoba menjelaskan perasaan dan keputusannya dengan jelas. "Ibu, Ayah, saya tahu kalian menginginkan yang terbaik untuk saya. Tapi saya tidak bisa menerima perjodohan ini. Saya tidak mengenal Surya, dan saya tidak bisa menikahi seseorang hanya karena pengaturan bisnis."
Ayahnya menghela napas, tampak memahami keberatan Ai. "Ai, pernikahan bukan hanya tentang cinta. Ini tentang membangun keluarga, tentang kestabilan. Kau selalu agak independen, tapi ini adalah tradisi."
Ai menatap Ayahnya dengan tegas. "Ayah, saya tahu kalian menginginkan yang terbaik untuk saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya telah menemukan jalan saya sendiri, dan saya harus mengikutinya."
Setelah percakapan yang panjang dan tegang, Ayahnya akhirnya mengangguk, menerima keputusan Ai. "Baiklah, Ai. Aku tidak setuju dengan keputusan ini, tapi aku melihatmu. Kau sudah besar, dan kau punya alasanmu sendiri."
Ai merasakan beban terangkat dari pundaknya. Dia telah membuat pilihannya, dan dia siap menghadapi konsekuensinya.
Berita tentang penolakan Ai terhadap perjodohan itu menyebar dengan cepat di Aeternum Solutions, tempat Ai bekerja. Para werewolf yang ada di sana, termasuk Carus, Elton, Lorenzo, dan Kavish, semua bereaksi dengan cara yang berbeda-beda.
Carus, yang biasanya terlihat sangat mengendalikan, tersenyum tipis ketika Ai memberitahunya tentang keputusannya. "Keputusan yang bijak, Ai. Kau telah memilih untuk tetap berada di dunia ini. Dengan kami."
Elton, yang biasanya pendiam, menunjukkan kelegaan yang nyata. Dia bahkan mengulurkan tangan dan menyentuh rambut Ai dengan lembut, gerakan yang menunjukkan perasaannya yang lebih dalam.
Lorenzo, yang selalu penuh energi dan humor, mengirimkan bunga ke meja Ai dengan kartu yang bertuliskan, "Selamat atas kebebasanmu, Detektif. Pilihan yang brilian. Bersiaplah untuk perayaan. Dan untuk semua petualangan yang menunggu."
Kavish, yang selalu sunyi dan misterius, hanya menatap Ai dengan intensitas yang baru. "Kau memilih," kata Kavish. "Jalan yang sulit. Tapi jalanmu."
Setelah keputusan Ai, panggilan kuno yang telah dirasakannya semakin kuat. Ai mulai merasakan suara, bukan hanya getaran energi atau gambar-gambar samar. Suara itu seperti bagian dirinya yang selama ini hilang tiba-tiba terbangun.
Kavish menjelaskan bahwa panggilan itu adalah bagian dari darah Ai, bagian dari siapa dirinya sebenarnya. "Panggilan itu akan menarikmu lebih dalam," kata Kavish. "Dan seiring kau semakin dekat dengannya... kau akan mulai memahami. Tentang dirimu. Tentang kenapa kau bisa mendengarnya. Tentang... asal-usulmu."
Ai merasakan tatapan keempat werewolf itu, bahkan ketika mereka tidak ada di sana. Mereka menginginkannya tetap di dunia mereka. Dan sekarang, panggilan itu juga menariknya lebih dalam.
Ai telah melepaskan diri dari satu ikatan, hanya untuk menemukan dirinya terikat oleh ikatan yang jauh lebih tua, lebih dalam, dan lebih berbahaya. Dia siap menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya, karena dia telah membuat pilihannya, dan dia akan mengikutinya sampai akhir.
Moral dari cerita tersebut adalah tentang pentingnya mengikuti hati dan membuat pilihan yang tepat untuk diri sendiri, meskipun itu berarti menghadapi tantangan dan konsekuensi yang tidak terduga. Ai memilih untuk menolak perjodohan yang diatur oleh orang tuanya dan mengikuti jalan yang dia yakini benar, meskipun itu berarti menghadapi ketidakpastian dan potensi konflik dengan orang-orang terdekatnya.
Cerita ini juga menekankan pentingnya memahami diri sendiri dan menemukan identitas yang sebenarnya. Ai mulai merasakan panggilan kuno yang merupakan bagian dari darahnya, dan ini membuatnya semakin dekat dengan memahami siapa dirinya sebenarnya dan apa yang dia inginkan dalam hidup.
Selain itu, cerita ini juga menunjukkan bahwa pilihan yang kita buat dapat membawa kita ke jalan yang tidak terduga, tetapi juga dapat membawa kita ke tempat yang lebih baik dan lebih sesuai dengan siapa kita sebenarnya. Ai siap menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya, karena dia telah membuat pilihannya dan dia akan mengikutinya sampai akhir.