Tentang mereka yang pergi saat kita patah
Saat kamu bahagia, kamu memantulkan cahaya.
Dan cahaya itu menyenangkan.
Orang-orang datang karena ingin ikut hangatnya.
Tapi ketika kamu gelap, muram, atau hancur kamu memantulkan luka.
Dan luka itu... menakutkan bagi mereka yang blom berdamai dengan luka yang blom selesai dalam diri mereka.
Mereka pergi saat kamu patah.
Mereka diam saat hatimu runtuh.
Mereka hilang saat hatimu berat.
Bukan karena kamu tak layak disapa ...
tapi karena mereka tak tau bagaimana caranya mencintai yang sedang jatuh.
Karena dunia ini blom cukup matang untuk mencintai orang lain tanpa syarat.
Kebanyakan hanya tau cara hadir, saat getaran mu terasa nyaman bagi mereka.
Saat senyum mu hangat, saat tawamu ramah.
Bukan saat kamu berantakan dan butuh dipeluk.
Bukan karena kamu tak layak dipeluk, Tapi karena mereka blom tau cara memeluk seseorang yang mengingatkan mereka pada bagian diri yang mereka sembunyikan.
Memang benar, mereka akan mudah menyukai kamu saat kamu menyenangkan.
Tapi kamu akan tau siapa yang mencintaimu dengan jiwanya, bukan hanya egonya, saat kamu berada di titik terendah dan tetap ada tangan yang menggenggam tanpa ragu.
Tapi ... ketahuilah bukan kamu yang salah.
Bukan kamu yang terlalu gelap, terlalu rumit, terlalu emosional.
Kamu hanya sedang jadi manusia.
Dan itu tak pernah salah.
Mereka bilang kamu kuat--- tapi tak pernah bertanya apakah kamu lelah jadi sekuat itu?
Mereka datang saat kamu bersinar.
Karena cahaya itu menyenangkan.
Tapi saat kamu redup, kamu tak perlu memohon agar tetap dicintai.
Karena cinta yang sejati, tak hanya mencintai yang tersenyum, tapi juga bersedia duduk diam disamping seseorang yang sedang diam-diam menangis.
Dan meski sebagian besar akan pergi, percayalah... akan selalu ada satu, dua jiwa yang tak takut tenggelam bersamamu sejenak.
Yang tetap menggenggam tanganmu, tanpa perlu kamu menjelaskan mengapa kamu patah.
Karena mereka juga tau, mereka juga akan melakukan hal yang sama untuk mereka.
Tulisan --- Asti Atmodjo ❤️