Hamparan bunga warna-warni yang indah dengan keharuman semerbak memenuhi gua. Gua yang terletak di atas bukit tinggi. Namun, tempatnya sedikit tersembunyi. Cahaya batuan gua menjadi satu-satunya penerangan di dalamnya membuat nuansa yang memukau mata. Seorang remaja laki-laki yang tanpa sengaja menemukan gua itu semakin penasaran dan mulai menjelajah. Matanya menilai setiap jengkal hal yang dilewati.
Di ujung gua terdapat kolam mata air yang jernih berdiameter 3 meter. Remaja itu melihat pantulan bayangannya di sana.
"Sepertinya ini cukup dalam," ucapnya.
"Tentu saja. Kalau tidak percaya kamu bisa melompat ke dalamnya!" pinta suara yang menggema di dalam gua.
Remaja bernama Alex itu seketika mengedarkan pandangannya. Dia mencari-cari sosok yang memintanya terjun ke kolam. Namun, tak terlihat apa pun. Dia mulai berteriak, "Hei... Siapa kamu? Ayo keluarlah tunjukkan dirimu! Jangan coba-coba menakutimu dengan trik murahan ini! "
Peri yang bersembunyi mulai menampakan wujudnya. Kuncup bunga yang besar berwarna putih muncul di permukaan kolam. Perlahan-lahan kelopak-kelopaknya turun satu persatu. Sosok wanita cantik dengan sayapnya yang indah membuat Alex termangu.
"Hei bocah! Apa yang kau lakukan di sini? Ini bukanlah tempat yang bisa kau kunjungi seenaknya," kata wanita itu memperingatkan.
"Peri?" Kata Alex tiba-tiba sambil mundur ke belakang.
"Iya aku memang peri. Bukankah aku cukup cantik. Mengapa kamu malah menjauh?" protes peri itu.
"Tidak bukan begitu. Kau memang cantik. Aku hanya terkejut melihatmu. Ku kira peri hanya ada di cerita dongeng saja, ternyata memang ada," terang Alex.
"Katakan apa maumu aku akan mewujudkannya!" perintahnya.
Alex terdiam sejenak. Dia tampak berpikir serius tentang hal yang belum dimilikinya. Bagaimanapun juga dia adalah tuan muda kaya raya yang tak kekurangan suatu apapun. Apa yang diinginkannya selalu terpenuhi. Jadi pertanyaan dari peri ini termasuk sulit.
"Bagaimana dengan menjadi kekasihku? Apakah kamu mau?" celetuk Alex tiba-tiba.
Peri yang mendengarnya, membelalakkan mata. Dia seolah tak percaya dengan apa yang barusan didengar. Seseorang ingin menjadi kekasihku? Mimpi saja kamu.
"Hei bocah itu tidak mungkin," sanggahnya.
"Kenapa tidak? Aku punya segalanya hanya kekurangan orang yang tulus mencintaiku. Bahkan orang tuaku sendiri hanya memperlakukan aku seperti alat," ujar Alex tetap kukuh dengan pendiriannya.
Belum lama setelah selesai mendengar penjelasan Alex, peri itu mengambang meninggalkan bunga yang didudukinya. Perlahan dia kehilangan sayap dan kekuatannya memudar sampai menghilang. Disaat-saat terakhir terdengar suara yang mengatakan, "Kini kau bukan lagi peri. Kau adalah manusia."
Peri yang sebelumnya tertidur lama melupakan hukumannya sendiri. Dia diusir dari dunia peri karena membuat kesalahan besar. Dia mengambil kekuatan permata inti dunia peri. Meskipun, dunia peri tidak hancur namun perlahan-lahan kehidupan di sana akan menguap hingga tak bersisa. Hukuman yang dijalani peri bunga ini adalah mewujudkan keinginan seseorang dengan tulus. Jika dia menentangnya maka kekuatan permata inti dunia peri yang akan mengambil keputusan.
Begitu teringat kejadian itu, peri bunga itu berteriak kencang sambil menangis, "Tidak jangan hukum aku! Jika aku jadi manusia bagaimana aku kembali ke alam peri? Aku adalah Peri Bunga yang dipilih menjadi putri dunia peri. Bagaimana ini?"
"Dunia peri telah lama musnah. Jadi jangan dipikirkan lagi. Jalankan saja peranmu sendiri dengan baik Peri Bunga," jawab kekuatan permata inti dunia peri yang keluar dari tubuhnya sebelum akhirnya lenyap.
Alex mendekati peri yang menangis dengan putus asa itu. Ditepuknya pundak gadis yang terlihat sebaya dengannya.
"Hei kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba sayapmu menghilang?" tanya Alex yang kebingungan.
Tangis peri bukannya mereda malah makin menjadi-jadi. Dia menarik lengan Alex. Lalu, memeluk tubuhnya dengan erat. Alex yang terkejut tak banyak bereaksi dan hanya pasrah dada bidangnya dijadikan tempat membenamkan wajah sang peri. Tangan Alex mengusap puncak kepala peri. Peri itu perlahan tenang karena kehangatan yang diberikan Alex. Setelahnya, peri mendorong tubuh Alex, mencoba menjaga jarak darinya.
"Apakah tak ada ucapan terima kasih untukku?" tanya Alex.
"Padahal tadi kamu duluan yang memelukku. Bahkan bajuku basah oleh air matamu," kata Alex sambil menggerutu.
"Itu... terima kasih," ucapnya.
"Begitu baru benar," sahut Alex yang merasa bangga.
"Tunggu kenapa juga aku harus berterima kasih padamu. Gara-gara permintaan konyolmu itu aku jadi manusia!" kata peri dengan nada tinggi.
"Hah jadi manusia. Wow luar biasa. Permintaanku jadi nyata," kata Alex.
"Apa maksudmu dengan itu?" tanya peri yang belum paham situasinya.
"Karena kamu jadi manusia karena permintaanku. Jadi sekarang kamu adalah kekasihku," ucapnya senang.
Peri itu belum menyangkal pernyataan Alex. Dia sudah ditarik keluar dari gua. Mereka disambut dengan matahari terbenam yang indah dilihat dari puncak bukit ini. Semburat jingga yang menenangkan. Burung-burung berterbangan kembali ke sarangnya di pepohonan. Suara jangkrik mulai terdengar untuk menyambut malam. Alex menggandeng peri menuruni bukit menuju rumahnya.
Mereka tiba di depan pintu gerbang. Gerbang besi itu menjulang tinggi belum lagi rumah besarnya bagai istana.
"Ini rumahku peri. Kita akan tinggal di sini. Aku akan bertanggungjawab atas dirimu," jelas Alex sambil menatap wajah cantik peri di sampingnya dengan senyuman lembut.
Peri itu hanya diam saja. Dia diam-diam terpesona oleh Alex meskipun wajahnya sedikit kotor. Gerbang perlahan terbuka, para pelayan di sisi kiri dan kanan membungkuk memberi penghormatan.
"Selamat datang kembali tuan muda," kata mereka serempak.
Alex tak menghiraukan sapaan para pelayan. Dia menarik peri ke rumahnya. Di dalam rumah dia meminta pelayan menyiapkan satu kamar untuk perempuan di sampingnya yang tak lain adalah peri. Sambil menunggu, mereka berbincang di ruang tamu.
"Oh ya apa kamu punya nama?" tanya Alex.
"Peri Bunga," jawab peri.
"Ga deh ganti masa nama kamu Bunga," saran Alex.
"Kamu suka bunga apa deh?"tanyanya.
" Melati," jawab peri.
"Jelek ah," komentar Alex.
"Gimana kalau Aleena?" tanya Alex menyarankan.
"Oke bagus juga Aleena," kata peri.
Tak lama kemudian, pelayan wanita menghampiri mereka.
"Tuan muda kamarnya sudah siap," lapornya.
"Oke, terima kasih. Kamu boleh pergi sekarang," kata Alex.
Pelayan itu segera meninggalkan sang majikan.
Alex membawa Aleena ke kamar yang selesai dibersihkan oleh pelayan tadi. Nuansa merah jambu di kamar itu sangat kental. Aleena hanya mengusap matanya. Dia merasa jenuh melihat satu warna saja dan itu kamarnya. Alex yang tak menyadari Aleena tak menyukai kamar ini tak menawarkan pilihan lain.
"Sudah sana masuk. Bersihkan dirimu dan ganti baju di dalam lemari itu," kata Alex.
"Emm... bagaimana caranya mandi? Di sini tidak ada air, " kata Aleena kebingungan.
Akhirnya tetap Alex yang turun tangan membimbing Aleena mengenal perabotan dan fungsinya. Tak butuh waktu lama Aleena mengingat semua penjelasan Alex. Dia pun mengucapkan, "Terima kasih Alex."
"Tak masalah. Sudah jadi tanggung jawabku sebagai kekasihmu," ucapnya dengan senyum jail.
"Aku belum setuju soal jadi kekasihmu Alex," sanggah Aleena.
"Tak masalah untuk sekarang. Cepat atau lambat kamu akan menerimanya," kata Alex sambil berlalu pergi meninggalkan Aleena.
****
Tahun demi tahun berlalu dengan cerita manis antara Alex dan Aleena. Kini keduanya benar-benar jatuh cinta. Kesuksesan yang diraih oleh Alex menjadi kepercayaan diri yang tinggi untuknya yang dicapai saat ini tak lain karena Aleena. Dia tidak ingin Aleena menderita saat menjadi kekasihnya. Usahanya membuahkan hasil dan dia berencana melangkah ke tahap selanjutnya dalam hubungannya dengan Aleena.
Aleena telah lama melupakan identitas sebelumnya sebagai seorang Peri Bunga. Dia sudah sepenuhnya beradaptasi dengan dunia manusia dan hidup dengan bahagia. Tanpa disadarinya Alex akan memeberikan kejutan yang tak perpernah bisa ditolak. Dia tak menyadari keanehan akan kelakuan Alex yang sering pulang terlambat. Dia hanya berpikir positif perusahaan Alex tengah berkembang pesat jadi hal wajar untuk bekerja lembur.
Alex mempersiapkan taman yang indah dengan bunga berwarna-warni. Dia membangun panggung berbentuk kelopak bunga berwarna putih. Dia berencana melamar Aleena di sana dengan latar seperti pertemuan pertama mereka. Dia juga sudah membeli cincin berlian untuknya. Tinggal menunggu hari itu, tepat delapan tahun lalu pertemuan pertama mereka di gua.
****
Hari lamaran tiba, Alex mengajak Aleena ke salon. Dia memintanya mengganti pakaian dan makeup. Aleena penasaran dan bertanya untuk apa semua ini. Alex hanya menjawabnya dengan satu kata rahasia.
Setelah selesai, Aleena keluar ruangan dan menunjukkan penampilan barunya ke Alex. Alex bertepuk tangan memuji Aleena adalah wanita yang cantik. Dress berwarna putih dengan gaya rambut kepang berhiaskan bunga-bunga putih menambah kecantikan. Kemudian, Alex menutup mata Aleena dengan kain membawanya ke tempat tujuan.
Taman tempat lamaran dilangsungkan sudah dihadiri tamu. Mereka semua menantikan momen lamaran tersebut. Alex menuntun Aleena ke arah panggung. Mereka menapaki anak tangga dan berjalan ke tengah. Alex membuka penutup mata Aleena. Surprise yang membuat Aleena bingung. Alex berlutut dan mengeluarkan kotak cincin berliannya. Terlihat berlian itu berkilauan, cantik sekali.
"Aleena hari ini adalah peringatan delapan tahun pertemuan pertama kita dan hari jadian kita. Kali ini aku ingin kamu menjadi istriku. Apakah kamu menerima lamaranku?"
Aleena tak bisa menahan air matanya. Dia menutup mulutnya karena terkejut. Setelah sedikit tenang, dia menjawab lamaran Alex.
"Ya aku mau," jawab Aleena.
Terdengar suara sorak sorai dari para tamu yang hadir juga tepuk tangan. Aleena melihat Alex tersenyum. Dia mengambil cincin berlian dari kotaknya dan memakainya di jari manis Aleena. Lalu, dikecupnya dengan lembut penggung tangan Aleena. Keduanya berpelukan merasa bahagia akan moment ini. Siapa yang akan menyangka ketika Aleena menjadi manusia dia menemukan seseorang yang mencintainya dan ingin menghabiskan hidup bersamanya.
"Terima kasih Alex atas permohonanmu yang sebelumnya. Aku menolak dan menerima hukuman menjadi manusia. Siapa sangka aku masih bisa bahagia," bisiknya di telinga Alex.
"Ya aku juga harus berterima kasih padamu juga Aleena karena kamu menolak permintaanku dulu. Jika kamu menerimanya mungkin aku bersama wanita lain yang kau pilihkan untukku," balas Alex.
Mereka memiliki takdir yang tak terduga. Meski dunia peri telah lama musnah, tapi berkat hukum yang dilanggar oleh Aleena menjadikannya manusia dan menemukan kebahagiannya. Dibalik hal buruk yang menimpa ada hal baik yang menunggu di depannya.