Bencana alam membuat seorang gadis kehilangan kedua orang tuanya. Ia ikut terdampar di bibir pantai dengan pelampung kecil yang melingkar di dada bersama beberapa puing kapal juga barang-barang penumpang lain.
Setelah beberapa bulan berdiam di sebuah panti, akhirnya ada satu keluarga yang mengangkatnya menjadi anak mereka. Bukan karena mereka tak memiliki anak, tapi karena anak pertama dan kedua mereka merupakan laki-laki. Mereka ingin menambah lagi juga tidak bisa karena rahim wanita itu terkena kanker beberapa tahun setelah melahirkan anak kedua mereka.
Awalnya semua berjalan normal, mereka hidup bagaikan keluarga cemara. Sampai suatu saat ayah mereka meninggal karena gejala Angina Pectoris akibat terlalu sering duduk mengerjakan pekerjaannya. Sang Ibu mulai kewalahan mengatur segala hal, hingga membuatnya stres. Anak pertama yang sudah bekerja diluar negeri pun terpaksa harus kembali membantu mengelola perusahaan mereka. Sedangkan anak ke dua masih melanjutkan belajarnya mengejar gelar D.E.S.A. di Maroko.
Dalam rumah yang harmonis dan penuh kasih sayang. Mustahil wanita bernama Vivi ini tidak tertarik dengan kedua kakak angkatnya, namun ia lebih mengagumi kakak keduanya yang bernama Rasyid. Pemuda itu terkenal dengan softspoken -nya. Sedangkan Raka memiliki sifat cenderung dingin dan acuh.
Namun kagum yang Vivi jabarkan sepertinya tidak sama dengan yang hati nya katakan. Ia mulai mengurangi komunikasi dengan Rasyid serta menjaga jarak setiap tatapan mereka mulai dekat. Sampai suatu hari desas desus keluarga yang ia cari akhirnya menemukan titik terang, dibantu Rasyid, Vivi menemukan Bibi yang merupakan adik kandung ayahnya. Mereka mempunyai seorang anak perempuan yang seusia dengan Vivi yaitu 18 tahun.
Namun karena Rasyid berada di Maroko, mereka hanya berbincang melalui telepon saja. Vivi meminta izin kepada keluarga ini untuk pergi menemui Bibi nya selama beberapa bulan kedepan. Tapi Takdir berkata lain dikepergian Vivi, Ibu angkatnya yang merupakan orang tua Rasyid meninggal dunia. Satu pesan yang diucapkan Ibu nya ialah, “jangan beritahu putri Ibu bagaimana pun keadaan Ibu kedepan nya sampai ia kembali ke rumah kita. Biarkan dia menikmati waktu bersama keluarga kandung nya, Nak”
Hal inilah yang membuat Rasyid dan Raka tidak memberitahukan kepergian Ibu mereka kepada Vivi. Setelah beberapa bulan Vivi kecewa mengetahui hal besar ini di tutupi dari nya, “apakah aku masih keluarga disini?! Kenapa tidak ada yang memberitahu ku tentang kepergian Ibu?!”
Vivi pergi meninggalkan rumah dengan perasaan kecewa yang teramat besar pada kedua kakaknya. Ia benar-benar memutus komunikasi, meski hatinya berteriak tidak mengenang perasaan nya pada Rasyid.
Tahun-tahun berlalu tapi Vivi belum juga bisa menggantikan posisi Rasyid di hatinya meski sudah bekerja sampai ke Amerika sekalipun. Sampai kabar pernikahan Sepupu nya yang bernama Ana terdengar, ia akhirnya kembali ke rumah sang Bibi. Tapi terkejut bukan main saat ia mengetahui calon mempelai pria Ana. Dia adalah Rasyid, cinta pertamanya.
Bibi memberikan kotak yang dikirim seseorang untuk Vivi 5 tahun belakangan setelah kepergian Vivi ke Amerika. Disana terdapat Diary yang tertulis, Vivian Claudia. Yah, itu diary Rasyid selama mengejar cita-cita nya di Maroko. Semua hal berisikan tentang perasaannya untuk Vivi.
Bagaimana bisa? Ternyata Rasyid juga tertarik padanya? Namun dengan keadaan sekarang, bisakah semuanya terulang? Tak akan bisa….
“Vi, kakak sudah terlalu lama menunggu mu, 10 tahun dari awal pergi ke Maroko hingga mencari keberadaan mu, menunggu kepulangan mu ke rumah kita. Kau tak juga datang. Maaf kakak membuatmu kecewa hari itu, bahkan kakak lebih minta maaf ternyata calon kakak ini merupakan sepupu mu”
Ucapan dari balik badan Vivi itu berhasil menusuk berjuta-juta anak panah ke dalam hati. Ia berjalan menuju nakas tempat tidur dan mengeluarkan 2 Diary miliknya, benar saja Rasyid pun sama kagetnya dengan Vivi setelah membaca Diary milik Vivi. Mereka tidak tahu dan tidak pernah membicarakan perasaan masing-masing sampai hal ini bisa terjadi.
Rasyid tak bisa mengungkapkan perasaan karena ia berpikir bahwa setelah pendidikan nya selesai ia bisa langsung meminang sang adik, sebab tidak adanya ikatan darah. Namun Vivi tidak bisa mengungkapkan perasaannya karena ia berpikir tidak mungkin dia bisa mencintai kakak angkat dari keluarga yang selama ini sangat amat baik padanya.
Semua sudah terlambat, waktu yang terbuang sia-sia, perasaan yang tak terucapkan, Diary yang menjadi saksi bisu, kenang-kenangan hanya tinggal bayang-bayang saja, Vivi memilih mengalah, ia tak ingin merusak pernikahan Ana hanya karena perasaannya.
Ia kembali bekerja ke Amerika setelah resepsi pernikahan Sepupu dan Cinta Pertamanya selesai.
“Kali ini biarkan aku benar-benar mengobati hati ku, dari awal perasaan ini memang salah, aku terlanjur mengutuk nya. Andai bisa ku ulang, maka akan aku ucapkan hal-hal baik saja mengenai perasaan ku pada mu.
Dunia ini benar-benar sempit, sampai cinta pertama ku menjadi suami sepupu ku, Ana”
April, 2025
By: Cwuland