---
Suara dari Sawah
Malam itu, angin berhembus pelan di Desa Karangjati. Bulan purnama menggantung di langit, menyinari hamparan sawah yang luas dan sunyi. Warga desa sudah lama mempercayai satu hal: jangan pernah berjalan melewati sawah setelah tengah malam. Tapi Raka, pemuda perantau yang baru pulang, menganggap itu cuma mitos kuno.
Setelah menghadiri kenduri di rumah tetangga, Raka memutuskan untuk mengambil jalan pintas melewati sawah agar cepat sampai ke rumah neneknya. Saat ia berjalan menyusuri pematang, suara jangkrik mendadak hilang. Hening. Lalu terdengar suara... tangisan perempuan.
Raka berhenti. Dilihatnya ke arah tengah sawah, ada sosok perempuan berdiri membelakanginya, rambut panjang menjuntai, tubuhnya tampak bergoyang pelan seperti tertiup angin. Tapi... angin malam itu mati. Tak ada angin.
Perempuan itu lalu berbalik. Wajahnya pucat, matanya kosong, dan mulutnya sobek hingga ke telinga. Ia menunjuk ke arah Raka dan berkata lirih:
"Kembalikan... anakku..."
Raka mundur perlahan, tapi kakinya terpeleset dan ia jatuh ke lumpur. Saat ia berusaha bangun, sosok perempuan itu melayang cepat ke arahnya. Dengan teriakan mengguncang, dunia Raka berubah gelap.
Keesokan paginya, warga menemukan Raka tergeletak di pematang, matanya terbuka lebar seperti melihat sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Sejak saat itu, tak ada lagi yang berani melanggar larangan lama: jangan pernah melewati sawah Karangjati setelah tengah malam.
---