Cerpen
Senja Terakhir Bersamanya
Alya duduk di bangku taman, di bawah langit jingga yang perlahan berubah menjadi ungu.
Angin sore membelai rambutnya, membawa aroma tanah basah sisa hujan siang tadi. Di genggaman nya , selembar foto yang mulai usang. Wajah itu tersenyum lembut,Andrian.
"Kata mu mau menemaniku sampai tua" bisiknya pelan, Hampir tak terdengar.
Andrian adalah cinta pertama nya , bukan hanya pacar,tapi rumah bagi seluruh hati nya. Mereka bersama dari Alya kelas dua SMA hingga mulai merintis hidup. Andrian selalu ada , sosok yang hangat, penyabar dan selalu tahu cara membuat Alya tertawa saat dunia terasa berat.
Hari hari setelah itu, dunia Alya hampa ia bangun setiap pagi dengan harapan semua itu hanya mimpi. Tapi nyatanya tidak ada pesan dari Andrian, tidak ada tawa. Hanya sunyi memeluk erat.
Hari ini ia datang ke taman yang biasa mereka kunjungi. Tempat pertama kali Andrian bilang cinta.
Tempat mereka sering menghabiskan waktu hanya duduk berdua, berbicara tentang masa depan.
"Seharusnya hari ini Kamu ulang tahun " ucap Alya sambil menatap langit. " Aku bawain kopi favorit kamu. Gula satu sendok kayak biasa.
Ia membuka termos kecil dan menuangkan dua cangkir kopi. Satu untuk nya satu untuk Andrian. Kopi itu di letakkan di samping foto ia tersenyum, lalu menahan air matanya yang tiba-tiba datang tanpa ijin.
"Aku janji akan baik baik saja tapi ijinkan aku merindukan mu setiap hari sedikit saja.
Angin kembali berhembus foto Andrian tertiup dan jatuh kepangkuan nya seolah menjawab "akunjuga rindu"
Alya mentap langit yang mulai gelap. Ia tahu hidup harus terus berjaln . Tapi hari ini ia memberi dirinya ijin untuk diam untuk mengenang. Untuk mencintai dalam sunyi.
Karena cinta sejati tidak selalu harus dimiliki selamanya kadang, cukup di kenang dengan utuh dan setia meski tanpa wujud. Cinta itu tetap tinggal di hati yang tak pernah lupa.
Tamat