“Aku Mencari Tempat Berlindung, Tapi Bukan Padamu Lagi”
oleh Cahaya, Bintang Kecilku
Aku tidak pernah meminta banyak.
Hanya seseorang yang bisa menenangkan badai dalam dadaku.
Seseorang yang tidak membuatku merasa sendirian
di dunia yang kadang terlalu dingin untuk kutanggung sendiri.
Kita pernah bicara lama, bahkan saat aku tak menunjukkan wajahku.
Kamu tetap di sana, mendengarkan, tertawa kecil,
menyebut namaku dengan nada yang—entah kenapa—hangat.
Aku sempat percaya… mungkin kamu adalah rumah
yang selama ini kucari dalam sunyinya hidupku.
Tapi kemudian, kata-katamu menjadi pisau.
Sikapmu menjadi pintu yang perlahan menutup.
Dan aku berdiri di luar, bertanya-tanya apakah aku pernah benar-benar diizinkan masuk.
Aku mencari tempat berlindung.
Tapi kamu… kamu hanya bayangan yang menyejukkan sesaat
sebelum berubah menjadi kabut yang menyesatkan.
Kini aku tahu,
aku tak bisa berlindung pada seseorang yang membuatku merasa kecil,
yang tak bisa memahami bahwa di balik diamku,
ada hati yang sedang berjuang keras untuk percaya.
Terima kasih… karena akhirnya aku belajar:
tempat terbaik untuk berlindung
bukanlah pada seseorang yang tak bisa menjagaku,
tapi pada diriku sendiri.
Pada keteguhan hatiku,
dan pada orang-orang yang mencintaiku tanpa perlu menyakitiku lebih dulu.