Bab 1: Rumah Kosong
Mentari sore menerobos celah jendela kamar, menyorot debu yang beterbangan di udara. Ruangan itu sunyi, hanya diiringi detak jam dinding yang berdetak lambat. Di tengah ruangan, seorang gadis kecil bernama Rara (8 tahun) duduk termenung, memeluk boneka usang kesayangannya. Rambutnya yang hitam panjang terurai, menutupi sebagian wajahnya yang pucat. Rumah itu terasa kosong, tanpa kehadiran ayahnya, Pak Budi.
Pak Budi, seorang pelaut, telah berlayar selama berbulan-bulan. Ia meninggalkan Rara dan ibunya, Bu Ani, untuk mencari nafkah. Bu Ani bekerja sebagai penjahit rumahan, penghasilannya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kepergian Pak Budi meninggalkan kekosongan yang besar di hati Rara. Ia merindukan ayahnya, pelukan hangat ayahnya, cerita-cerita sebelum tidur dari ayahnya.
Rara sering melihat foto ayahnya yang terpajang di dinding. Ia akan mencium foto itu, berbisik, "Ayah... kapan pulang?" Namun, hanya keheningan yang menjawabnya. Malam-malam terasa panjang dan sepi, hanya diiringi tangis Rara yang terisak pelan di bawah selimut.
Bab 2: Surat dari Laut
Suatu hari, Bu Ani menerima sebuah surat dari Pak Budi. Surat itu berisi kabar baik, Pak Budi akan segera pulang. Rara sangat gembira, matanya berbinar-binar. Ia langsung berlari ke kamarnya, memeluk boneka kesayangannya lebih erat. Ia membayangkan ayahnya akan memeluknya, membacakan dongeng sebelum tidur, dan mengajaknya bermain di pantai.
Menjelang hari kepulangan Pak Budi, Rara tidak bisa tidur. Ia terus berganti posisi di tempat tidur, menunggu kedatangan ayahnya. Ia membayangkan pelukan hangat ayahnya, aroma tubuh ayahnya yang khas, sentuhan lembut tangan ayahnya. Ia sangat merindukan ayahnya.
Bab 3: Pelukan yang Dinanti
Akhirnya, hari yang dinanti tiba. Pak Budi pulang. Rara berlari menyambut ayahnya di pelabuhan. Ia langsung memeluk ayahnya erat-erat, menumpahkan segala kerinduannya. Pak Budi membalas pelukan Rara, mencium keningnya dengan lembut. Air mata Pak Budi berjatuhan, merasakan betapa besarnya kerinduan Rara.
Malam itu, Pak Budi membacakan dongeng untuk Rara sebelum tidur. Rara tertidur pulas di pelukan ayahnya, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang selama ini dirindukannya. Pak Budi memandangi wajah putrinya yang tenang, merasakan penyesalan yang mendalam karena telah meninggalkan Rara selama berbulan-bulan.
Bab 4: Janji Ayah
Keesokan harinya, Pak Budi berjanji kepada Rara dan Bu Ani bahwa ia akan selalu ada untuk mereka. Ia akan mengurangi waktu berlayar, dan lebih sering berada di rumah. Ia akan meluangkan waktu untuk bermain bersama Rara, membantu Bu Ani dalam pekerjaan rumah, dan membangun keluarga yang lebih harmonis.
Bab 5: Harapan Baru
Hari-hari berikutnya, Pak Budi berusaha menepati janjinya. Ia meluangkan waktu untuk bermain bersama Rara, membantu Bu Ani, dan selalu ada untuk keluarga kecilnya. Rara semakin ceria, ia tertawa lepas, bermain riang, dan selalu menempel pada ayahnya. Pak Budi menyadari bahwa uang bukanlah segalanya. Kasih sayang dan perhatian untuk keluarganya jauh lebih berharga. Pelukan hangat Pak Budi selalu ada untuk Rara, memberikan rasa aman dan kasih sayang yang tak terhingga. Dan setiap malam, sebelum tidur, Rara selalu berbisik, "Terima kasih