Ketika hatiku hancur, di dermaga inilah ku bertemu dengan levis manusia setengah ikan yang menyatukan hatiku yang hancur berkeping keping.
***
Malam ini rasa sesak memenui dadaku orang yang paling ku sayangi dan percayai menghianatiku . Didepan mataku sendiri aku melihat dia sedang bercumbu dengan adik kandungku dan aku sendiri berakhir mengenaskan dengan tuduhan mencoba melukai adikku itu sungguh ironis sekali.
Kuberjalan dengan lunglai menyusuri jalanan yang menuju sebuah dermaga kecil tak terawat kusandarkan diriku di pembatas jembatan dermaga yang sudah karatan karna termakan waktu . Setidaknya saat ini aku tidak ingin berpura pura tegar haya dua menit , dua menit saja tidak masalah kan kataku pada diri sendiri dan menangis sendu di dermaga ini. Buru buru ku usap air mata yang membasahi pipiku sudah cukup ini sudah dua menit dan aku harus kembali tegar ucapku untuk menenangkan diriku .
Ku menatap jauh kedepan kearah laut yang membentang luas , ditemani oleh cahaya rembulan yang bulat sempurna. Suasananya yang tenang membuat sakit hatiku sedikit berkurang . Air laut yang tampak hitam kebiruan karna malam dan deburan ombak yang melantunkan melodi merdu menghanyutkan jiwa ku yang rapuh dalam kesunyian malam.
Oh betapa tak beruntungnya hidupku rasa sakit itu kembali datang tanpa sadar butiran air mata mengalir deras . Ku menatap kosong ke depan .
Jeburrrr..... jeburrr
Tiba tiba suara itu datang memecah keheningan malam .
"Siapa itu " tanyaku yang penasaran .
Sebuah ekor ikan muncul dari dalam laut walau gelap ekor itu jelas terlihat oleh mataku besar dan indah. Apa itu? seumur hidup aku tak pernah melihat ekor ikan yang begitu indah . Tanpa diduga seorang laki laki muncul dari air itu seraya tersenyum penuh arti.
"Hai......." sapanya dengan wajah datar dan dingin.
"Siapa kamu kenapa bisa muncul dari air" tanyaku yang kaget oleh kemunculannya .
"Kau bertanya siapa aku?"
Ia malah bertanya kembali dan kemudian menyelam ke dasar laut. Ia muncul kenbali kepermukaan kini kusadari bahwa ada yang aneh pada tubuh pria itu sebuah ekor!!.
"Aaaaakhh " teriakku ku histeris. Karna shock Aku tergelincir dan jatuh dari jembatan itu . Tubuhku disambut oleh dinginnya air laut perlahan akupun tenggelam . Dalam pantulan sinar rembulan sesosok manusia separuh ikan berenang menuju kearahku . Ia adalah pria yang sama dan sekarang merengkuh tubuhku dicium bibirku dan ekornya membelit kakiku . Hilang sudah kesadaranku dan tanpa sadar aku sudah terbawa ke pesisir pantai . Sebuah tepukan lembut di pipiku membuatku tersadar kembali .
" Uhuk.... Uhuk" pandanganku kabur , kukumpulkan kesadaranku kembali.
"Syukur kau sudah bangun gadis manis" mengedarkan pandangan ku dan menemukan sosok itu. Mataku masih terfokus pada ekor itu sungguh ekor itu memang nyata. Refleks aku menjauhkan diri dari sosok asing itu .
" kau....kau sebenarnya kau itu apa kenapa kau memiliki ekor?" Tanyaku dengan terbata bata .
"Kau bisa melihat sendiri bukan?. Aku seorang pangeran mahkota dari istana dasar samudra dan aku adalah keturunan siren."
"Tid...tidak mungkin bukankah itu semua legenda?"
"Kau tau betul itu hanya sebuah legenda atau fakta dengan bukti diriku dihadapanmu." Katanya sambil menyeringai.
Ia mendekat padaku dengan ekor menyapu pasir putih itu.
"Ka.....kau jangan coba coba mendekat"
"Apakah kau takut padaku gadis kecil" tanyanya dan seketika ekor itu berubah menjadi sepasang kaki . Tubuhnya lebih indah dengan tampilannya sekarang seakan ia adalah manusia biasa begitu tampan, sangat sempurna. Ia menjulurkan tangannya bermaksud membantuku berdiri.
"Aukh" pekikku menahan sakit di kakiku karna keram.
"Kau tidak papa "
"Tidak, aku baik baik saja."
"Namaku Levis dan siapa namamu gadis kecil"
"Rea namaku Reana kau bisa memanggilku Rea ." Jawabku yang masih menunduk seraya memijat kakiku.
"Oh nama yang indah"
Tiba tiba tubuhku terasa melayang di udara . Tak kusadari dia mengangkat tubuhku . Rasa was was menghampiriku bagaimanapun saat ini aku bersama makluk aneh yang merubah ekornya menjadi sepasang kaki .
"Lepaskan aku!!!" teriakku.
"jangan bergerak nanti kau akan jatuh" ia berjalan menggendongku seolah tak mendengar perkataanku . Ditaruhnya aku diatas jembatan dermaga.
" Kau sedang patah hati kan"
" Kau seolah tau apa yang kurasakan" ucapku dengan nada mengejek.
" Kami para siren tau yang ada dalam hati seseorang" tegasnya.
Entah kenapa aku mulai menceritakan semua yang terjadi.
" kau adalah makluk yang aneh" ucapku memecah keheningan.
"Bolehkah aku menjadi temanmu ? " tanyaku kembali
" Apa kau tidak takut padaku?"
" Mengapa aku harus takut padamu ?toh kamu hanyalah seekor ikan" sambil aku berusaha menahan tawa
cletak...
" Aduh kenapa kau menyentil dahiku"
" Dengar aku adalah siren bukan ikan"
" Hahaha... aku hanya bercanda ubah lah raut wajah mu itu kau seperti sebongkah es" tuturku kembali
Sudah sebulan ini aku bersama dengan Levis menghabiskan waktu bersama walau sekedar menikmati senja . Ia selalu bersikap datar dan tidak banyak bicara. Sesekali aku diajaknya berenang di laut. Awalnya aku merasa takut ada perasaan trauma saat aku menyentuh air laut dan lagi pula aku tak bisa berenang paling aku hanya berusaha tenang dengan terus memegang erat tubuh Levis. Seakan sudah biasa dengan ekor yang dimilikinya aku sudah tidak merasakan ngeri .
Suatu saat dia menyatakan perasaannya padaku mungkin ia masih memasang wajah datarnya tapi ucapannya sontak membuatku terkejut. Akupun menyadari bahwa aku juga mencintainya . Itu semua hanyalah kebahagiaan sesaat saja . Tanpa sadar beberapa pasang mata manusia mengawasi kami ,tiba tiba sosok pemilik mata mata itu berlari menuju arah kami berada.
"Cepat lari Levis ..cepat lari" pintaku yang panik melihat mereka mendekat.
" Hei mau kabur kemana dasar moster terkutuk" umpat salah seorang dari mereka.
" Tangkap monster itu dan bunuh dia" ucap yang lainnya .
" Cepat lari Levis, pergi!!!" bentakku yang mendorong kuat tubuhnya ke laut. sebuah bom roket memisahkan kami dan aku sendiri tak sadarkan diri .
Ketika ku bangun aku sudah terikat ditiang orang orang mengelilingiku dengan sorotan membunuh . Malam itu aku dicambuk dan dipukul untuk mengorek informasi tentang siren.Aku yang tak bergeming mendapatkan luka bertubi tubi . Ditengah malamnya tak disangka Levis datang amarahnya sudah tidak lagi terbendung melihat aku hampir sekarat oleh luka yang aku dapatkan.
" Hai gadisku , aku sudah datang lihatlah pria anehmu ini akan membawamu pergi" Dengan suara lembut yang tersirat kekhawatiran di dalamnya.
Dibawanya aku dalam pelukannya . Bulan purnama jadi penerang jalan kami dan orang orang itu masih setia mengejar kami .
Karna keadaan ku yang tak mungkin bisa menyelami laut Levis membangunkanku. Aku mulai bangun dan betapa terkejutnya aku sekarang kami ditengah laut .
" Maafkan aku Rea tapi ini hanya jalan satu satunya untuk kita" ucapnya sendu.
" Levis ...."
akupun ditarik ke dalam lautan ,Levis menciumku lembut disana dan seketika kumerasa kakiku tidak bisa digerakkan ku menatap dalam ke arah Levis sebelum kusadar bahwa aku memiliki ekor.
Keterkejutan hanya menghampiriku sesaat dan aku mau tak mau berusaha keras untuk bisa beradaptasi menghapus semua ketakutan ku . Tapi ternyata orang orang itu sangatlah teguh . Di incarnya kami di dalam lautan dingin itu . Akhirnya sebuah jaring berhasil menangkap ku dan Levis. Puluhan tombak menyerang kami mengakibatkan kuterluka cukup parah .
" Beraninya kalian....." Levis yang marah berubah seperti dewa maut mengendalikan ombak laut dengan tombak ditanganya puluhan orang mati seketika . Namun ia terhenti setelah sebuah panah berhasil menancap diperutku . Levis mendekap tubuhku yang tak bernyawa .
Duaaarrrrrrr
ledakan itu membunuh kami berdua. Dan dimalam itu jiwa kami pergi dengan harapan akan bersama dikehidupan selanjutnya hingga akhir menjemput kami berdua.