Hai, namaku Pika, aku seorang remaja yang baru menduduki bangku SMA kelas 3. Cerita pendekku mengenai "Seberapa Jauh dan Dekatnya" sesuatu hal yang belum pasti tidak diketahui. Hanya saja, aku slalu dilarang atau apa itu yang ingin sekali kulakukan, padahal hanya disekitar lingkungan yang kutepati.
Namun, beberapa saat kemudian, setelah berbicara begitu banyak dengan salah satu temanku, dan kami pun pulang na'asnya pas diperjalanan menuju pulang, aku tidak sengaja membuat motor temanku terjatuh dan kami juga jatuh sih (Hehe). Dan jatuh juga kami gak tertawa malah saling merhatikan apa yang terluka atau tergores, temanku hanya terkena dibagian jempol kakinya saja. Namun, aku terkena dibagian dengkul kaki sampai sekarang masih ditutup-tutupi atau masih ku sembunyikan dari orangtua ku.
Diperjalanan menuju pulang aku slalu bertanya pada temanku.
"Lu gak apa-apakan?"ucap ku
Lalu dijawab oleh dia, "gak apa-apa, tapi gw lebih gak merhatiin luka gw, gw merhatiin luka lu aja,gimana sakit gak?"jawab dia.
Aku cuma mengelengkan kepala saja, pertemanan kami mungkin hanya sebetas di chat whatsapp saja ya, dan sabtu kemarin kami bertemu.
Dan kamipun sampai dirumah, na'asnya setelah temenku pergi pulang lagi kerumahnya, aku disidang oleh paman dari ayahku. Atau bisa disebut saudara ayahku.
Disana aku banyak sekali ilmu dan pelajaran yang harus diterapkan dalam kehidupan persoalan remaja, dan aku dapat ceramah bahwa:
"Kamu harus pokus sekolahmu, waktunya belajar ya pake lah untuk pelajaranmu, waktunya untuk main pake lah waktu mainmu dengan hal yang positif" ucap mamangku.
"Mamang lahir batin gak setuju, kalo kamu main jauh-jauh cuma numpang ngadem atau cari angin aja, yang deket-deket juga bisa"ucap mamangku.
"Iya aku juga yang salah, izin gak bener sama sekali"ucapku sambil melihat langit agar air mata tidak jatuh.
😔❤️🩹