Langit senja itu berwarna oranye keemasan, dengan bintang-bintang mulai bermunculan di langit. Di sebuah taman kota yang indah, Pras duduk sendirian di bangku kayu yang menghadap ke danau. Ia sering datang ke sini untuk menikmati ketenangan dan keindahan alam. Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda. Ada seseorang yang menarik perhatiannya, seorang wanita dengan rambut panjang terurai, mengenakan gaun putih yang berayun lembut ditiup angin. Wanita itu adalah Irene.
Irene duduk di bangku yang tak jauh dari tempat Pras duduk. Ia tampak sibuk dengan sketsa di buku gambarnya. Pras yang penasaran, beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Irene. Ia menyapanya dengan senyuman yang tulus.
"Hai, aku Pras. Boleh aku duduk di sini?" tanya Pras.
Irene mengangkat wajahnya dari buku gambar dan menatap Pras. "Tentu saja, aku Irene," jawabnya sambil tersenyum.
Sejak perkenalan itu, keduanya sering bertemu di taman yang sama. Pras selalu tertarik dengan sketsa-sketsa Irene yang menggambarkan keindahan alam, sementara Irene menikmati kehadiran Pras yang selalu membawakan cerita-cerita menarik dan penuh inspirasi. Waktu berlalu, dan hubungan mereka semakin erat.
Suatu hari, saat matahari mulai tenggelam dan langit berubah warna menjadi oranye keemasan, Pras mengajak Irene berjalan-jalan di sepanjang danau. Angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin romantis.
"Irene, aku punya sesuatu untukmu," kata Pras sambil menghentikan langkah mereka. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. "Aku tahu kita baru saja saling mengenal, tapi aku merasa kita memiliki ikatan yang kuat. Aku ingin memberikan ini padamu sebagai simbol dari perasaan tulusku."
Irene terkejut dan penasaran. Ia membuka kotak kecil itu dan menemukan sebuah kalung dengan liontin berbentuk bintang. "Pras, ini sangat indah. Terima kasih," ucapnya dengan mata berbinar.
Pras tersenyum dan membantu Irene mengenakan kalung itu. "Bintang ini mengingatkanku padamu, Irene. Kamu adalah bintang yang selalu bersinar dalam hidupku."
Mereka melanjutkan berjalan-jalan, menikmati momen kebersamaan yang indah itu. Di bawah langit senja yang semakin gelap, mereka duduk di bangku favorit mereka. Pras mengambil tangan Irene dan menggenggamnya erat.
"Irene, aku ingin kita selalu bersama. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu dan membuat setiap harimu berwarna. Apa kamu mau menjadi milikku?" tanya Pras dengan penuh harap.
Irene terdiam sejenak, lalu tersenyum dan mengangguk. "Aku mau, Pras. Aku juga merasakan hal yang sama. Kamu adalah cahaya dalam hidupku."
Dengan penuh kebahagiaan, Pras memeluk Irene erat. Mereka berdua menikmati malam itu dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Sejak saat itu, hubungan mereka semakin kuat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di taman, berbagi cerita, dan saling mendukung dalam setiap langkah kehidupan.
Suatu hari, Pras memutuskan untuk mengajak Irene pergi ke tempat yang istimewa. Ia merencanakan sebuah kejutan yang akan membuat hubungan mereka semakin erat. Pras membawa Irene ke sebuah bukit yang indah, tempat di mana bintang-bintang terlihat jelas di langit malam.
"Irene, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," kata Pras sambil menggenggam tangan Irene.
Mereka berjalan menuju puncak bukit, dan di sana Pras menyiapkan sebuah teleskop. Ia mengarahkan teleskop itu ke langit dan meminta Irene untuk melihatnya.
"Wow, ini indah sekali, Pras!" seru Irene dengan mata berbinar melihat bintang-bintang yang bersinar terang.
Pras tersenyum dan mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. "Irene, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Aku ingin kita selalu bersama, seperti bintang-bintang yang selalu bersinar di langit malam. Maukah kamu menikah denganku?"
Irene terharu dan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Ya, Pras. Aku mau!" jawabnya dengan penuh kebahagiaan.
Pras memakaikan cincin itu di jari Irene, dan mereka berpelukan erat di bawah langit malam yang penuh bintang. Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan bagi mereka berdua.
Waktu terus berlalu, dan Pras serta Irene menjalani kehidupan pernikahan yang penuh kebahagiaan. Mereka selalu mendukung satu sama lain, melewati suka dan duka bersama. Setiap hari adalah petualangan baru yang mereka jalani dengan cinta yang tulus.
Suatu hari, saat mereka sedang duduk di taman yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama mereka, Pras berkata, "Irene, aku sangat bersyukur bisa memiliki kamu dalam hidupku. Kamu adalah bintang yang selalu bersinar dalam hatiku."
Irene tersenyum dan menggenggam tangan Pras. "Dan kamu adalah cahaya yang selalu menerangi jalanku. Aku mencintaimu, Pras."
Dengan penuh kebahagiaan, mereka menikmati waktu bersama di taman itu.Cinta mereka abadi, seperti bintang yang tak pernah padam.