Aku duduk di bangku di hadapan motel yang aku datangi tahun lalu. Di bawah cahaya lampu yang berkelip-kelip, aku memandang langit malam.
Zain datang dan duduk di sebelah ku.
"Zain.. Kau pergi terlalu cepat untuk aku.." ucapku kepadanya.
"Aku tidak pergi ke mana-mana pun Teina, kan aku ada di sini.." Zain menunjukkan kalung berbentuk bintang di leher Teina.
"Aku ada di hati kau, Teina" sambung Zain lagi.
Teina melihat kalung itu bersinar. Kemudian Zain berbicara.
"Teina! Lihat ke arah langit sana, ada Aurora!" beritahu Zain dengan gembira.
Lampu berkelip-kelip dan aku tersadar dari mimpi yang singkat.
Aku melihat kalung yang ada di leher aku. Kemudian aku melihat ke arah langit. Betapa terkejutnya aku melihat ada cahaya Aurora yang persis seperti di dalam mimpi.
"Kau betul-betul datang rupanya, Zain.." ucap Teina bersama senyuman.
Melihat Aurora yang berwarna hijau seperti Aurora Borealis. Sangat cantik.
Setahun yang lalu.
Zain menghembuskan nafas terakhirnya di Scotland, Endyburd.
Dia dan Zain saling mengenal dari sekolah rendah sehinggalah kini.Mereka menjadi pasangan sewaktu hidup Zain sudah di tahap akhir.
Tidak ada yang mengenal Teina lebih dari Zain. Kini hanya kenangan yang menghiasi hari-hari Teina.
Adanya cinta Zain, dia akan selalu bersemangat menjalani kehidupan sehariannya.
"Aku akan kembali ke sini pada masa akan datang, tunggu aku di sana ya.." ucap Teina memandang ke arah langit.
Nun jauh di sana.. Teringat momen-momen indah sewaktu kita duduk di balkoni, melihat cahaya matahari terbenam bersama-sama.
Di balkoni juga kita bertukar cerita suka dan duka. Aku menyesal tidak menyadari cinta yang mekar di antara kita..
Hari-hari bersamamu tidak sia-sia dan tiada lelaki yang lebih memahami diriku selain dirimu, Zain..
Sampai jumpa.. Tunggu aku di sana ya..
.... ....
Aku rindu kau, Zain
10 tahun berlalu tanpa kau di sisi,
Kau ada di mana?
Teina
.... ....
⚠︎ ini hanya cerita fiksi semata-mata