Devian Nugraha adalah cowok yang tak ingin aku kenal saat ini, ketika mendengar namanya hatiku sangat sakit bahkan melihat nya saja itu tak akan mungkin bisa,aku sangat kecewa padanya,aku tak tau aku membencinya atau tidak,tapi aku mengharapkan dia kembali meskipun itu mungkin tidak akan pernah terjadi.
Apa kalian ingin tau cerita ku dengan cowok itu kalau kalian ingin mendengar nya yuk baca kisahnya..
Berawal dari perjodohan yang dilakukan oleh ke dua orang tuaku dengan cowok yang sama sekali tak aku kenal,oh ya namaku Araya yulfiana aku di jodohkan dengan cowok bernama Argantara Hendrawan putra dari teman ayahku.
Saat itu hari pertunangan ku dengan Arga,tapi cowok itu tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan datang, padahal seluruh keluarga sudah menantikan itu kecuali aku yang memang masih belum bisa menerima pertunangan itu.
Saat keluarga sedang binggung tiba-tiba datanglah seorang cowok mengendarai moge dan membawa tas ransel yang lumayan besar.
"Apa itu nak Arga ya" kata orang-orang yang sedang berada di rumahku
Sedangkan aku sendiri hanya diam sambil melihat cowok itu membuka helm nya.
Setelah membuka helm si cowok pun turun dari motornya dan menyapa seluruh keluargaku.
Sekilas aku melihat dia begitu tampan dan tinggi,ah mungkin inilah cowok idaman para wanita batinku,aku terpesona sejenak menatap nya, kemudian ku alihkan pandanganku karena aku sadar bahwa aku baru mengenal cowok ini.
Cowok itupun kemudian memperkenalkan namanya..
"Hallo semua nama saya Devian Nugraha,saya disini untuk memberitahu bahwa Arga tak bisa datang karena ada sebuah problem di rumahnya"
What aku pun terkejut ternyata dia bukan Arga,lantas kenapa dia yang datang kesini dan untuk apa dia membawa ransel yang sangat besar itu?
"Nak kalau boleh tau nak Devian ini siapanya nak Arga ya?" Tanya bapak pada cowok itu
"Saya temannya Arga Om" jawab devian dengan begitu sopan
"Lalu ada masalah apa dengan nak Arga sehingga dia tidak datang kemari nak?" Tanya bapak lagi
Devian pun melihat ke sekeliling nya yang masih ada banyak orang disana ,lalu kemudian dia pun berbicara lagi pada bapak.
"Om bisa kita bicarakan di tempat lain karena ini adalah masalah pribadi takutnya semua orang nanti mendengar nya" kata devian dengan sangat pelan agar tidak di dengar oleh kerabat ku yang lain,tapi aku masih bisa sedikit mendengar nya karena aku berada tepat di samping bapak dan ibu.
Bapak pun mengangguk dan mengajak devian untuk berbicara di kamar ku,saat mereka akan pergi aku pun menghentikan langkah mereka.
"Tunggu aku ikut" kataku dengan nada yang agak ketus
Devian dan bapak pun menatapku
"Nak apa putri bapak boleh ikut mendengarkan?" Tanya bapak pada Devian
"Iya om gapapa suruh aja anaknya ikut"kata devian
Setelah itu kami bertiga pun berjalan menuju ke kamarku untuk berbicara,ibu tak ikut karena dia masih menemani para kerabat yang berada di situ.
Sesampainya di kamar devian pun mulai bercerita kenapa Arga tak bisa datang ke acara pertunangan kami.
"Maaf sebelumnya sebenarnya Arga kabur dari rumah nya dan entah pergi kemana" kata Devian menjelaskan
Aku dan bapak pun kaget kenapa Arga bisa kabur,apa dia sama seperti ku yang ingin menolak perjodohan ini batinku.
Devian pun kembali bercerita bahwa mama dan papanya Arga merasa tak enak pada keluarga kami karena sikap anak mereka yang kurang dewasa itu, setelah itu mereka pun menyuruh devian untuk datang kesini untuk memberi tau keluarga ku mengenai masalah ini.
Bapak pun tiba-tiba saja memandang ke arahku.
"Kenapa pak bukanya Arga tak ingin bertunangan denganku,jadi batalkan saja pertunangan ini" kataku pada bapak
"Nak bapak tau mungkin nak Arga belum siap untuk pertunangan ini,tapi keluarga kita itu memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya,untuk itu kamu yang sabar ya tunggu nak Arga kembali" kata bapak
"Sabar untuk apa pak, dia aja gak datang kesini,bapak lihat semua kerabat udah pada kumpul untuk acara ini,yang ada kita malu pak" kataku sambil berkaca-kaca
"Bapak tau nak nanti biar bapak cari cara buat jelaskan pada kerabat kita ya agar kita tak malu"
"Sudahlah pak lebih baik di batalkan saja,aku tak ingin bertunangan dengannya"kataku yang mulai agak emosi
Sedangkan devian hanya diam mendengarkan aku dan bapak yang sedang berbeda pendapat itu.
Sekilas ku tatap wajah devian,setelah itu aku pun keluar dari kamarku dan memberitahu pada semua keluarga dan kerabat bahwa pertunangan ku dan Arga akan di batalkan.
Setelah mengatakan itu aku pun pergi dari rumah untuk menenangkan diri.
Saat aku tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari rumahku tiba-tiba seseorang duduk di sampingku.
"Udah jangan sedih,gue tau Lo juga gak pengen pertunangan ini kan" kata seseorang itu
Saat gue menengok ke samping tenyata orang itu adalah Devian
"Aku sedih bukan karena pertunangan"kata ku padanya
"Terus kenapa tiba-tiba pergi?" Tanya nya
"Aku cuma kasian sama bapak dan ibu yang malu gara-gara ini" kataku
"Bukanya tadi Lo yang bilang sama orang-orang bahwa pertunangan Lo yang batalin"ucap devian
"Iya biar gue aja yang malu mereka jangan" kataku lagi
Devian pun tiba-tiba mengusap lembut kepala ku,aku pun kemudian reflek menatapnya.
"Eh sorry gue cuma pengen nenangin Lo aja" katanya setelah menurunkan tanganya
"Gapapa kok"kata ku
"Oh ya bukan nya di kota itu jauh ya,kamu emang habis ini mau langsung kembali?" Tanyaku padanya
"Gue gak langsung balik gue kesini sekalian liburan"
"Ohh pantes kamu bawa tas sebesar itu" kataku yang baru ingat saat devian tadi membawa ransel nya yg lumayan besar
"Itu buat kebutuhan aja,gue kan baru pertama kalinya kesini" katanya lagi
"Emm ngomong-ngomong kamu mau tinggal dimana?" Tanyaku menatap nya
Devian pun terlihat sedikit berfikir, setelah itu dia pun menjawab.
"Tinggal di rumah Lo" katanya padaku
Aku pun terkejut saat devian mengatakan itu,kalau devian tinggal di rumahku otomatis kita akan sering bertemu dong batinku.
"Di rumahku?" Tanya ku padanya untuk memastikan
"Iya tadi gue udah izin sama bapak Lo dan bapak Lo bilang gapapa gue tinggal sementara di rumah Lo"katanya padaku
"Oh ya lagipula di rumah Lo juga ada Abang Lo jadi gak akan jadi fitnah kalau gue nginep ,bapak lu juga bilang nanti bakal di izinin ke RT di situ" katanya lagi
"Gitu ya hmmmmm"kataku sambil menghela nafas lesu
"Eh Lo kenapa,Lo keberatan gue tinggal di rumah Lo, kalau Lo keberatan gue gapapa cari penginapan di daerah sini" kata Devian
"Aku kan gak bilang keberatan,kalau bapak sudah izinin ya sudah" kataku
Devian pun tersenyum padaku, senyuman yang begitu manis karena dia memiliki lesung pipi di kedua pipinya.
"Oh ya panggil aja gue Dev , btw nama lo siapa?" Tanya nya padaku
"Aku Araya panggil aja Ara atau Raya terserah kamu" kataku
"Kalau aku panggil sayang gimana gapapa kan?" Tanya nya padaku
Deg
Entah kenapa tiba-tiba jantung ini berdebar saat Devian ingin memanggil ku sayang,aku pun kemudian mengalihkan pandangan ku agar devian tak melihat wajahku yang sedang memerah layaknya kepiting rebus itu.
"Jangan aneh-aneh deh"kataku yang kemudian berdiri meninggalkan Devian di taman itu
"Ray mau kemana" teriaknya saat melihat ku pergi
"Mau pulang nanti ibu sama bapak khawatir"kataku yang masih sedikit salting karena devian tadi
Devian pun kemudian mengikuti ku untuk kembali pulang ke rumah, sesampainya di rumah ibu pun memelukku karena dia begitu khawatir saat aku pergi tadi.
Disana juga sudah ada abangku Gio yang langsung memarahiku karena dia juga agak khawatir padaku.
"Kamu tu Ray kalau mau pergi tu bilang dulu jangan asal pergi aja bikin semua orang khawatir tau gak" kata bang gio padaku
"Iya maaf bang raya gak bakal gitu lagi kok" kata ku yang masih di pelukan ibu
"Sudah sudah gio jangan marahin raya terus" kata bapak
"Oh ya nak Devian terimakasih sudah membawa raya kembali" kata bapak pada Devian
"Iya om sama-sama " kata Devian ramah
"Oh ya tadi bapak sudah izin pada ketua RT disini ,nak Devian boleh tinggal disini selama nak Devian liburan" kata bapak lagi
Devian pun tersenyum begitu senang.
"Oh ya om, terimakasih terimakasih banyak om" kata Devian senang
"Oh iya nak Devian kalau boleh tolong panggil saya bapak saja ya karena saya itu orang desa gak biasa di panggil om kedengaran nya kayak gimana gitu" ucap bapak memberitahu Dev
"Ehh iya om,eh maksudnya pak maaf ya nanti devian ingat-ingat biar gak kebiasaan" kata Devian cengengesan
"Oyy bro Lo nanti tidur sama gue" kata bang gio pada Devian
"Gaya kmu itu lho bang pake bahasa Lo gue kaya orang kota aja"kataku pada abangku itu
"Ye biarin lagian aku juga pernah ke kota" kata bang gio tak mau kalah
"Tapi gak enak di denger" kataku ketus
setelah itu aku pun masuk ke dalam meninggalkan mereka yang lagi tertawa melihat aku dan bang gio yang tadi sedang bertengkar.
"Raya emang gitu Devian, biarin aja,yok gue ajak ke kamar gue" kata bang gio yang masih bisa aku dengar
Tapi aku mengabaikan nya dan malah masuk ke kamarku sendiri.
Hari-hari pun berlalu entah kenapa hubungan ku dan Devian semakin dekat awalnya aku begitu ketus padanya tapi saat dia selalu memberikan perhatian padaku aku jadi luluh di buatnya.
Dia juga bercerita tentang hobi nya di dunia permotoran ,dan dia juga punya klub motor di kota yang di beri nama dengan klub motor KR∆K∆T.
Singkat cerita kejadian tak terduga dialami oleh keluarga ku tiba-tiba saja saat bapak pulang bekerja semua badanya luka-luka seperti habis di pukul oleh banyak orang ,aku dan ibu yang melihat itu pun khawatir begitupun bang gio yang baru pulang bekerja pun juga langsung menghampiri kami.
"Ray bapak kenapa?" Tanya bang gio khawatir
"Raya juga ngak tau bang tiba-tiba bapak sudah babak belur gini" kata ku sambil menangis terisak
Sedangkan ibu juga menangis dan segera mengajak bapak untuk pergi ke puskesmas terdekat, kamipun bersama-sama pergi ke puskesmas tersebut, sedangkan Devian aku tak tau dia dimana sekarang, karena yang aku khawatir in sekarang adalah keadaan bapak.
Setelah sampai di puskesmas bapak pun langsung di obati oleh para dokter disana,aku dan bang gio menunggu di luar sedangkan ibu menemani bapak di dalam.
Beberapa menit kemudian setelah bapak selesai di obati aku dan bang gio pun masuk untuk mendengarkan penjelasan dari bapak tentang apa yang terjadi padanya.
Bapak pun menjelaskan bahwa ada 3 orang geng motor memakai helm yang mencegatnya di jalan dan kemudian memukulinya.
Deg,entah kenapa tiba-tiba saja aku terpikir tentang Devian saat ini.
Setelah pulang dari puskesmas kami pun terkejut saat Devian dengan memakai tas ranselnya hendak pergi dari rumah.
"Loh nak dev mau kemana?" Tanya ibu padanya
"Devian mau pulang ke rumah bu karena beberapa hari lagi ada acara di rumah"jawab Devian
"Maaf ya pak buk semuanya Dev harus segera pulang,oh iya ini ada sedikit uang untuk pengobatan bapak,maaf ya Dev gak bisa lama-lama disini"
Devian pun memberikan setumpuk uang untuk bapak tapi bapak menolak nya dengan halus.
"Tidak perlu nak dev,bapak sudah tidak apa-apa kok nak dev gunakan saja uang ini untuk keperluan nak devian" kata bapak
"Tidak pak anggap saja ini biaya Dev nginep beberapa bulan disini,maaf sudah merepotkan" kata Devian yang langsung memberikan uang itu di tangan bapak
"Hmmm ya sudah kalau begitu terimakasih ya nak Devian" kata bapak
"Tunggu apa ini semua ada hubungan nya sama kamu?" Ucapku yang tiba-tiba saja membuat terkejut semua orang
"Maksud kmu apa?" Tanya Devian yang seperti tak memahami apa yang baru saja aku katakan
"Bapak terluka karena kamu kan,dan ank motor itu teman-teman kamu kan?" Ucapku lagi
"Dek lu jangan nuduh orang sembarangan deh masa Dev tega nyelakain bapak" kata bang gio padaku
"Iya nak jangan nuduh orang sembarangan,lagian helm yang nak Devian pakai beda sama orang yang nyerang bapak" kata bapak yang juga membela Devian
"Nah tu,jangan nuduh orang sembarangan Ray" kata bang gio lagi
Aku pun sedikit merutuki kebodohan ku yang entah kenapa malah mencurigai Devian.
"Aku minta maaf Dev" kata ku padanya
"Iya Gpp" jawabnya yang begitu singkat
Devian pun berpamitan lagi untuk segera pergi namun tiba-tiba saja aku berkata.
"Aku mau ikut Devian" kataku
Semua orang pun menatapku bersamaan
"Gila Lo dek ngapain ikut Devian aneh-aneh aja" kata bang gio
"Nak kamu kenapa Devian mau pulang loh kok pengen ikut sih?" Tanya ibu padaku
"Ehmm raya jangan macam-macam biarin Devian pulang" kata bapak juga menambahkan
"Pokoknya raya pengen ikut kalau ngak raya ngk akan ngebolehin Dev pergi" ucapku sambil mengambil kunci motor Devian yang kebetulan masih menancap di motornya.
"Ray jangan kekanak-kanakan sini kunci motornya" kata Devian meminta kunci motor nya
"Iya Ray kasian Dev tu buru-buru" kata bang gio membantu Devian
"Nak kasih kuncinya ke nak dev"kata bapak
"Engga kalau raya gak boleh ikut, Dev ga akan bisa pulang" kata ku pada mereka
"Raya jngn kayak gitu nak" kata ibu yg juga berusaha untuk membujukku
"Engga mau Bu raya mau ikut titik" kataku dengan yakin
"Hmmm ya sudah Lo boleh ikut gue,buruan gih siap-siap gue tunggu, gua buru-buru jadi cepetan" kata Devian
Akupun sangat senang saat Devian membiarkan aku ikut bersama nya,aku pun langsung masuk ke dalam rumah untuk mengemasi pakaian ku dan beberapa barang yang aku butuhkan.
Setelah selesai berkemas aku pun keluar dengan menenteng tas ransel kecil.
"Nak apa benar tidak apa kalau raya ikut kamu?" Tanya bapak memastikan
"Gapapa pak ,kalau raya nanti bosen Dev bakal antar balik kok pak" kata Devian
"Jagain raya ya nak dev,dia gak pernah ke kota soalnya" pesan ibu pada Devian
Devian pun mengangguk dan tersenyum ke arah ibu
"Lo jangan nakal di kota dek"ucap bang gio pada ku
"Iya bang raya gak nakal kok" kataku meyakinkan
Setelah itu aku pun berpamitan pada keluarga ku begitupun dengan Devian.
Sebenarnya tujuanku ikut Devian adalah mencari tau siapa yang telah melukai bapak,karena itu aku ikut Devian karena aku merasa ada sesuatu yang Devian sembunyikan dariku,tapi entah apa itu akupun tak tau.
Di perjalanan kami hanya diam tak berbicara sepatah katapun,Devian juga hanya diam,mungkin karena dia masih kesal padaku karena menuduhnya atau mungkin dia kesal karena aku memaksa untuk ikut denganya.
Saat kami masih di perjalanan kami bertemu dengan beberapa anak motor yang sedang touring dan berkumpul di sepanjang jalan,saat melihat motor yang Devian dan aku tumpangi lewat mereka begitu antusias dan mereka semua pun menyapa Devian, sedangkan devian sendiri hanya cuek dan tak menanggapi mereka,aku yang kasian pada mereka pun melambaikan tangan ku dan tersenyum ramah pada mereka.
Entah kenapa tiba-tiba saja Devian menjadi semakin kesal karena itu,apa mungkin dia cemburu aku juga tak terlalu mengerti tapi dari cara dia membawa motornya yang langsung di gas itu membuat ku tau bahwa mood nya semakin buruk.
Devian hampir saja menabrak seseorang karena devian yang tiba-tiba ngebut untung dia berhasil ngerem mendadak.
Singkat cerita Devian telah sampai di rumahnya.
Saat sampai di rumah, teman-teman Devian sudah berada di rumahnya entah untuk apa mereka datang ke rumahnya mungkin bisa jadi untuk menyambut kepulangan nya lagian Devian tinggal sendiri di rumah jadi mereka bebas untuk datang ke rumahnya.
"Woy Dev welcome to you're home"sapa salah satu temannya yang datang ke rumahnya
"Iya bro kita semua kangen banget sama Lo" kata yang lain nya
Kira-kira saat ini ada 5 cowok yang berada di rumah Devian dan mereka semua adalah anggota klub motor nya Devian, mereka hanya datang berlima karena yang lain nya sedang menghadiri acara di suatu tempat.
"Oh ya Dev Lo datang sendiri an aja nih, kirain Lo bawa cewek gitu" celetuk salah satu temannya
Deg tiba-tiba saja Devian celingukan mencari keberadaan ku,dia pun panik dan berlari ke luar untuk melihat apakah aku masih berada di luar ,tapi saat dia sampai di luar dia sama sekali tak menemukan keberadaan ku.
Teman-teman Devian pun juga heran dengan sikap Devian yang begitu panik mereka pun menanyakan ada apa sebenarnya dengan Devian.
"Dev lu kenapa dah tiba-tiba panik gitu?" Tanya salah satu temannya yang juga mengikuti Devian keluar
"Iya Dev kayak ada yang ketinggalan aja" sahut yang lainnya
"Gue tu tadi bawa cewek kesini tapi sekarang gue ngak tau dia dimana,mana dia dari desa lagi takut nya kenapa-kenapa" kata Devian cemas
"Lha emang tadi Lo tinggal in dia dimana Dev?" Tanya temannya lagi
"Mana gue tau kalau gue tau gue gak bakal panik gini" kata Devian
Devian pun berusaha mengingat kembali saat di perjalanan tadi,dia pun ingat dia bertemu dengan beberapa anak motor yang sedang touring dan istirahat di pinggir jalan lalu dia juga sempat akan menabrak seseorang, karena dia tadi tidak fokus saat di perjalanan,jadi dia tak ingat bahwa dia sedang bersama dengan ku,waktu itu Devian tak melihat ku turun dan dia malah meninggalkan ku di jalan,saat aku berteiak hendak memanggil nya dia malah sudah ngebut dengan motornya.
"Gas,Lo tolong hubungi team krakat yang tadi ikut touring Lo tanya apa mereka ada lihat cewek pakai tas biru navy yang tadi sama gue" kata Devian pada Bagas salah satu anggota nya.
Karena Devian tau beberapa anggota nya tadi ikut dalam touring tersebut,dia memang tak menyapa mereka karena mood nya yg sedang jelek hari ini.
"Oke gue hubungi Aryo dulu" kata bagas dia pun segera mencari ponsel nya.
Bagas pun segera menghubungi salah satu temannya yang ikut touring hari ini,dan kebetulan temannya bilang mereka melihat diriku yang sedang di bawa oleh dua orang dari klub motor lain.
mereka adalah dua orang yang suka mencari masalah, mereka merupakan club' motor dari luar negeri yang bernama TSQ klub dengan dua pemimpin bernama Willy dan Alfonso.
Devian yang mendengar itu pun begitu geram dia langsung memerintah kan anggota klub nya untuk segera mencari base camp milik klub TSQ itu.
"Kalian semua hubungi semua anggota team krakat ayo kita cari para anggota TSQ itu beraninya mereka macam-macam di wilayah ku" kata Devian sambil meremas tangannya
"Dan satu lagi Vin Lo hubungi beberapa tante-tante sewaan dan bawa sekalian ke base camp TSQ" kata Devian pada Alvin temannya
"Buat apa Dev?" Tanya Alvin binggung
"Gue mau kasih pelajaran pada dua bule itu"kata Devian sambil tersenyum smirk
Alvin pun mengiyakan permintaan Devian, setelah itu Devian bersama teman-temannya pun segera mencari basecamp TSQ saat ini.
Sesampainya di sana mereka pun tak menemukan keberadaan ku,tapi mereka bertemu dengan anggota TSQ yang sedang berkumpul sedangkan Willy dan Alfonso tidak ada di sana.
Anggota krakat pun langsung menyerang team TSQ agar mau buka mulut dan memberitahu tentang keberadaan ku, awalnya mereka menolak tapi saat semua anggota nya sudah babak belur mereka pun akhirnya mau membuka mulutnya dan memberitahu bahwa aku dibawa oleh Willy dan Alfonso ke hotel Lotus.
Tanpa banyak bicara Devian pun segera mengemudi kan motor nya dan pergi bersama dengan teman-teman nya.
Setelah sampai di hotel Devian pun segera masuk namun di halangi oleh pihak hotel,tapi bukan Devian namanya kalau tak memiliki cara untuk masuk, setelah bernegosiasi dengan pihak hotel dia pun segera masuk ke kamar Willy dan Alfonso.
Brak
Gebrakan di pintu pun terdengar saat Dev dan teman-temannya masuk ke dalam hotel,hal itu membuat Willy dan Alfonso yang tengah minum bir pun kaget di buatnya.
Tak banyak bicara Devian pun langsung menghajar mereka dengan begitu bengis kemudian dia mencari keberadaan ku di sekitar kamar.
Devian pun menemukan diriku yang sedang di ikat di bathtub tanpa mengunakan pakaian sehelai pun dan aku pun menangis terisak disana,aku tak bisa teriak karena mulutku di tutup oleh lakban,saat melihat kondisi ku Devian pun inisiatif keluar dari kamar dan mengambil selimut untukku, sedangkan teman-temannya yang lain masih di luar untuk mengamankan dua orang bajingan itu.
Setelah kembali ke dalam Devian pun langsung menyelimuti ku dan melepaskan ikatan juga lakban dari mulutku.
Aku pun begitu malu saat Devian terus menatap ku,dia pun bertanya apa yang dilakukan oleh kedua orang itu padaku dan aku pun bilang bahwa mereka tadi menyuruh orang untuk melepaskan pakaian dan mengikatku lalu merendam ku di bathtub.
Untung saja Devian datang tepat waktu sebelum mereka berbuat lebih jauh padaku,aku pun menangis dan memeluk Devian.
Tanpa bertanya lagi Devian pun langsung mengendong ku keluar ,dia juga menyuruh temannya untuk menghubungi taksi untuknya.
Dia juga memberikan kunci motornya pada temannya, sedangkan untuk dua bajingan itu dia menyuruh teman-teman nya untuk mengikat mereka dan menyuruh para Tante yang sudah di sewa tadi untuk melayani mereka.
Willy dan Alfonso pun mengumpat dan berteriak pada Devian tapi Devian tak memperdulikan mereka, setelah itu dia pun pergi meninggalkan hotel bersama dengan teman-teman nya juga diriku yang masih berada dalam gendongan nya.
Singkat cerita Devian membawaku ke rumahnya.
Setelah sampai dia menyuruh bibi nya untuk memberikan ku baju dan merawat ku,lalu dia pun pergi lagi entah kemana.
Di suatu tempat yaitu sebuah rumah yang lumayan mewah,Devian masuk ke rumah itu dan langsung melayangkan pukulannya ke seorang cowok yang sedang asik duduk di sofa rumah itu.
Bugh bugh
"Gila ya Lo, sampe berbuat begitu kotor nya" kata Devian memaki orang itu
"Lepasin gue b*N*sat!" Kata cowok itu berusaha menghindari pukulan Devian
Saat mendengar keributan tiba-tiba orangtua dari cowok yang Devian pukuli datang dan berusaha melerai mereka.
"Ada apa ini Dev, kenapa kamu pukul Arga?" Kata ibu dari cowok yang tak lain adalah Arga
"Iya nak, gak biasanya kalian bertengkar" kata ayah Arga yang berusaha menarik Devian agar tidak terus memukuli putranya itu.
"Om,Tante,tanyakan saja pada putra om ini tentang apa yang telah dilakukan nya" kata Devian yang berusaha menekan amarah nya
"Arga ada apa sebenarnya ini!" Tanya ayah Arga padanya
"Cuma masalah sepele yah" kata Arga dengan santainya
"CK Lo bilang ini masalah sepele,denger ga,lo boleh kabur dari pertunangan Lo ,Lo boleh gak mau tunangan sama raya tapi kenapa Lo sakitin keluarga nya dan berusaha hancurin masa depan dia hah!"ucap Devian dengan amarahnya
"APPA?!" Kata ayah dan ibu Arga bersamaan
"Dev tolong jelasin apa yang tadi kamu bicarakan nak" kata ibu dari Arga
"Iya Dev om ingin tau apa benar yang kamu bicarakan ini?"
"Gimana ga, Lo yang bilang ke mereka atau gue yang harus bilang?" Tanya Devian menekankan
Sedangkan Arga hanya diam tak memperdulikan pertanyaan Devian tadi,Devian pun lalu menceritakan bahwa Arga dan dua orang temanya adalah orang yang sudah mencelakai bapak dari raya dan juga dia menyuruh 2 bule untuk melecehkan Raya, orangtua Arga yang mendengar itu pun begitu syok atas kelakuan putranya itu.
"Dasar keterlaluan,kita sudah sangat malu gara-gara kamu kabur dari acara pertunangan ,sekarang berani-beraninya kamu mencelakai teman ayah dan Raya"ucap ayah Arga geram
"Tapi itu salahnya karena dia membatalkan acara pertunangan ini harusnya Arga yang membatalkan nya bukan dia!" Ucap Arga begitu kesal
"Bukankah kamu yang kabur dari pertunangan itu dan tak ingin bertunangan?,lalu apa bedanya jika itu raya atau kamu yang membatalkan pertunangan itu!" Kata ibu Arga
"Jelas beda,harusnya raya yang malu bukan Arga" kata Arga dengan tak tahu malunya
Bugh
Devian pun memukul Arga lagi
"Gue gak nyangka ya ternyata gini sikap Lo,dewasa dikit bro jadi cowok!" Kata Devian kemudian dia pun pergi meninggalkan rumah keluarga Arga
Sedangkan di dalam rumah ayah Arga marah besar pada putranya itu,dia pun langsung menghubungi keluarga Araya untuk meminta maaf atas kelakuan putranya itu mereka benar-benar malu karena tidak bisa mendidik Arga dengan benar mereka juga sudah pasrah jika Arga harus di laporkan ke polisi atas tuduhan penganiyaan dan juga pelecehan pada raya dan bapaknya.
Beberapa hari kemudian..
Hari ini aku sedang berada di rumah Devian,tapi semenjak kejadian itu aku tak pernah lagi bertemu Devian meskipun aku tinggal di rumahnya.
"Hmmm awas aja kalau ninggalin lagi" batinku sambil berharap Devian akan datang.
Oh iya,Kata bibi hari ini ada acara di rumah ini dan mungkin Devian juga akan datang,aku pun begitu senang karena aku akan bertemu dengan Devian lagi.
Aku pun bertanya pada bibi tentang acara ini dan bibi bilang ini untuk menyambut mama dari Devian,bibi juga bercerita mama dari Dev memang tidak tinggal bersama Dev,melainkan dia tinggal bersama putra pertama nya yang berada di luar kota.
Bibi bilang mama Dev Sangat menyukai bunga jadi aku juga membantu bibi untuk merangkai bunga di rumah ini.
Beberapa jam pun berlalu,akhirnya aku mendengar suara mobil yang di parkir kan di pekarangan rumah Devian.
Tak lama kemudian terdengar suara bel dari luar rumah ,lalu bibi pun membuka pintu rumah dan datanglah dua orang satu perempuan paruh baya yg masih begitu cantik dan satu pria yang agak terasa familier bagiku.
Setelah ku lihat agak dekat ternyata dia adalah..
"Bos Rian"kataku menyapa pria itu yang merupakan bos pabrik rokok di desaku.
"Lho kamu araya kan?" tanya bos Rian memastikan
"Iya bos saya araya"kataku bersemangat
"Rian kamu kenal gadis ini?" Tanya wanita yang tadi datang bersama bos Rian
"Ini araya ma,yang bantu Rian ngurus pabrik Rian yang berada di desa" kata bos Rian menjelaskan
"Ooo begitu ya,oh ya araya saya Linda mama nya Rian" kata wanita itu mengenalkan dirinya padaku
Aku pun dengan senang berkenalan dengan mama bos ku itu.
"Oh ya Ray kamu sedang apa di rumah adikku?" Tanya bos Rian padaku
Akupun terkejut saat bos Rian bilang bahwa rumah ini adalah milik adiknya yang berarti adik dari bos Rian adalah...
"Aku pulang" kata seseorang yang tiba-tiba masuk ke rumah.
"Devian.." kata mama bos Rian sambil memeluk Devian
"Jadi bos itu kakaknya Devian?" Tanyaku pada bos Rian
"Iya Devian adekku"jawab bos Rian
Setelah mama Devian melepaskan pelukannya Devian pun melihat ke arahku dan bos Rian bersama an.
"Kalian saling kenal?" Tanya Devian pada ku dan juga bos Rian
"Dia karyawan di pabrik ku,oh ya jadi ngapain raya disini,Lo nyulik dia?" Tanya bos Rian balik pada Devian
"Enak aja,dia yang mau ikut gue kesini" kata Devian pada kakaknya itu
"Terus gimana Lo bisa kenal raya bukanya Lo gak pernah dekat sama cewek ya" kata bos Rian menyindir Devian
"Terus kenapa kalau gue kenal sama dia"tanya Devian pada bos Rian
"Ya gapapa sih ,gue bersyukur aja gitu adek gue bisa dekat sama cewek, gak cuma dekat sama tu motor aja,takut nya tuh Lo nanti nikah sama tu motor hahaha"
Bos Rian pun begitu senang saat mengolok-olok adiknya, dia pun juga menertawai nya tanpa rasa bersalah.
"Asem lu bang ,Lo sendiri aja masih jomblo ngatain gue lagi" kata Devian balik menyindir kakaknya itu
"Sudah-sudah Adrian, Devian jangan berantem kayak anak kecil aja" kata Tante Linda menghentikan pertengkaran mereka.
Keesokan harinya aku pun meminta penjelasan dari Devian yang mengilang begitu saja setelah membawaku ke rumahnya.
"Dev kamu gak ingin jelasin apapun ke aku?" Tanyaku menatap wajah nya yg masih tampan seperti biasanya
"Mau jelasin apa" Jawabnya santai sambil menikmati rokoknya
"Kenapa kamu menghilang beberapa hari ini?" Tanyaku lagi
"Gue di rumah teman"katanya
"Terus kenapa kamu seperti menjauhiku?"
Setelah aku mengatakan itu Devian pun mematikan rokoknya lalu menatap ku.
" Gue gak pernah jauhin Lo,gue cuma ngak mau Lo Deket sama gue,karena gue gak mau lu sakit hati nantinya" kata Devian padaku
"Kenapa gue harus sakit hati?"
Devian pun kemudian menunjukkan cincin di jari manisnya.
"Gue udah tunangan" katanya
Deg entah kenapa rasanya hatiku sakit sekali saat mendengar nya,dan siapa tunangan Devian?,kenapa Devian baru cerita kalau dia sudah bertunangan,dan selama ini perhatian nya ke aku itu semua untuk apa?,banyak pertanyaan yang berputar di kepala ku.
Setelah Dev mengatakan itu dia pun berlalu pergi dari kamarnya sedangkan badanku tiba-tiba lemas dan akupun terduduk di lantai.
"Raya kamu kenapa nak?" Tanya Tante Linda yang baru saja lewat dan dia pun membantuku untuk berdiri.
"Raya gapapa kok Tante" kataku berbohong
"Kamu beneran gapapa,apa Dev nyakitin kamu,tadi Tante lihat dia keluar"kata Tante Linda
"Gapapa Tante ,oh ya Tan bos Rian dimana ya" tanyaku pada Tante Linda
Aku berusaha untuk baik-baik saja meskipun hatiku sedang sakit karena aku gak mau buat Tante Linda khawatir karena dia begitu baik padaku.
"Rian ada di belakang" kata Tante Linda
"Kalau begitu raya ke belakang dulu ya Tante ada hal yang harus raya bicarakan sama bos"kataku pada Tante Linda,Tante Linda pun mengangguk membiarkan ku pergi menemui bos Rian.
Sesampainya di belakang rumah akupun mulai berbicara pada bos Rian tentang sesuatu.
"Loh Ray ada apa?" Tanya bos Rian saat melihat ku menghampiri nya
"Bos raya boleh minta tolong ngak besok pagi anterin raya pulang " kataku
"Loh kenapa Ray,kamu bertengkar sama Devian?" Tanya nya padaku
"Engga kok bos,raya cuma kangen keluarga raya,udah lama raya disini" kata ku lagi
"Hemm apa kamu udah bilang sama Devian,nanti dia nyariin kamu Lo" kata bos Rian
"Gak perlu bos ,raya gak mau ganggu dia lagi" kata ku
"Ya sudah bos raya cuma mau minta tolong itu raya masuk dulu ya ke dalam" kataku lagi dan kemudian aku pun segera pergi dari situ.
Keesokan harinya di rumah Devian, aku sudah mengemasi barang ku dan akan pulang ke desa.
Bos Rian juga sudah menunggu ku di mobil,tapi saat aku akan pergi tiba-tiba aku berpapasan dengan Devian yang baru keluar dari kamarnya.
"Mau kemana?" Tanya Dev menghentikan langkah ku
"Aku mau pulang ke desa" jawab ku
"Loh kok gak bilang?,terus kenapa Lo buru-buru pulang" Tanya Devian lagi
"Gpp aku cuma kangen ibu, bapak ,sama bang gio kok" kataku.
Devian pun berpikir sejenak
"Tunggu biar aku antar" kata Dev
"Gak perlu aku sudah minta antar bos Rian kok" tolakku
"Oh iya lebih baik kita ngk terlalu dekat" kataku lagi
Setelah mengatakan itu aku pun berlalu meninggalkan Devian yang masih mematung di tempatnya.
Di luar rumah sudah ada Tante Linda dan bos Rian yang menunggu ku,aku pun berpamitan pada Tante Linda dan berterimakasih atas kebaikan nya padaku.
Setelah berpamitan aku pun segera memasuki mobil dan bos Rian pun mengantar ku pulang ke rumah setelah 3-4 jam waktu perjalanan sampai lah aku di rumah.
Ibu dan bapak yang kebetulan sedang berada di luar rumah pun begitu bahagia saat melihat ku pulang ke rumah,akupun juga langsung memeluk bapak dan ibu.
Tak lupa aku juga mengenalkan bos Rian yang merupakan bos ku sekaligus kakak dari Devian.
Bapak dan ibu sempat menanyakan tentang Devian tapi aku mengalihkan pembicaraan mereka agar tak membahas tentang Devian lagi.
Sore harinya bos Rian pun pamit untuk pulang ke rumah nya,dia mungkin sampai di rumah sekitar jam 8 atau sembilan malam an.
Saat sampai rumah bos Rian pun pergi ke kamar devian untuk bertanya sesuatu padanya.
"Dev Lo kenapa bilang Lo udah tunangan ke araya?" Tanya Rian yang baru saja masuk ke kamar sang adik
"Oh jadi raya udah cerita ke Lo bang" kata Devian
"Iya raya tadi cerita kalau Lo udah tunangan,Dev gue tu Abang Lo kenapa Lo gak pernah bilang ke gue hah?"
"Gue bohong bang" kata Devian pada Rian
Rian pun semakin binggung dengan apa yang ada di fikiran adiknya ini.
"Maksudnya gimana Dev?" Tanya Rian meminta penjelasan pada Devian
"Gue bohong soal tunangan gue ke raya,dan cincin ini palsu,gue sengaja beli ini cuma buat bohong in raya bang"kata Devian sambil menunjukkan cincin nya
Rian pun kemudian duduk di samping Devian
"Dev kenapa Lo lakuin ini sih Lo tau saat perjalanan,waktu gue anter raya tadi,dia tu kelihatan sedih banget tapi waktu gue tanya dia kenapa,dia tu selalu Jawab kalau dia itu gapapa" jelas Rian
"Gue gak ada pilihan lain bang ini jalan yang terbaik buat gue dan raya"
Singkat cerita aku pun mengetahui kebenaran bahwa yang menyakiti bapak bukanlah Devian dan teman nya melainkan itu adalah Arga,saat itu aku mendengar itu dari bang gio.
Setelah mengetahui itu aku pun ingin meminta maaf pada Devian karena sempat mencurigainya,dan akupun meminta bang gio untuk mengantarku ke rumah Devian.
Sesampainya disana akupun mencari keberadaan Devian namun bibi bilang Devian sudah pergi ke luar negri, sedangkan Tante Linda dan bos Rian juga sudah pulang ke rumah nya di kota lain,dan kini di rumah Devian hanya ada bibi yang kadang datang untuk mengurus rumah itu.
Akupun menangis sejadi jadinya di pelukan bang gio,aku juga marah dan kecewa karena Dev tidak pernah bilang bahwa dia akan pergi ke luar negri,hatiku juga sangat hancur saat ini aku gak tau kenapa aku masih memikirkan Devian yang sudah meninggalkan ku tanpa pamit.
Sejak Devian pergi aku bahkan tidak ingin mendengar namanya,dan aku juga tak tau dia akan kembali atau tidak.
Bersambung.
Oh ya lanjut part 2 ya teman-teman kalau ingin tau akhir kisah dari Deraya.