PREMIS bisa dikatakan sebagai gambaran umum alur cerita. Umumnya, premis selalu ditulis dengan singkat, panjangnya terdiri dari dua atau tiga kalimat.
Pada bab sebelumnya, kita sudah bahas tentang ide cerita. Nah, premis ini merupakan langkah selanjutnya untuk mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah cerita yang ingin kamu ceritakan.
Lalu, apa fungsi sebenarnya premis dalam novel?
Premis berfungsi sebagai kerangka awal dalam menulis sebuah karya. Baik dalam karya fiksi maupun nonfiksi. Dalam karya fiksi, premis dapat membantumu untuk mengembangkan ide menjadi sebuah alur cerita yang baik. Sedangkan pada karya nonfiksi, premis dapat membantu penulis untuk mencapai tujuan penulisannya. Sama aja, ya?
Kalau Kak Ami dari Ruang Author bilangnya, premis itu kayak janji yang harus dipenuhi penulis kepada pembaca.
Setiap karya apalagi novel (idealnya) diawali dengan premis sebagai ide dasar.
Karena, premis yang solid akan membantu penulis untuk ;
# Memetakan langkah karya selanjutnya
# Menuangkannya jadi sinopsis
# Menguraikannya jadi sebuah outline
# Memasukkan unsur konflik, karakter, dsb.
Contoh Premis;
• Adi adalah seorang anak petani miskin yang memiliki cita-cita tinggi untuk menjadi sukses karena orangtuanya pernah dihina habis-habisan.
• Seorang gadis muda dan lugu jatuh cinta pada seorang pria tampan yang ternyata adalah kakak kelasnya sendiri.
• Dani terpaksa menceraikan istri yang sangat dicintainya karena istrinya berani mendua bersama teman baiknya sendiri.
Itu hanya beberapa contoh yang bisa aku tampilkan. Sudah ada gambaran? Masih bingung boleh raise hand di komentar, ya. Sini kita pakai rumus biar lebih mudah.
Kesulitan menulis premis? Coba terapkan rumus ini. Namanya formula 3 C
Character — Conflict — Conclusion
Atau
Karakter — Konflik — Penyelesaian
—
Premis pentingkah?
Penting. Karena premis bisa membantu dan memudahkan kamu dalam menentukan apa saja yang boleh dimasukkan dan gak boleh dalam karyamu.
***
OUTLINE > Kerangka dalam penulisan novel.
Fungsinya si outline ini apa?
Outline berfungsi sebagai panduan penulis dalam merancang alur cerita, mengembangkan karakter karyamu dan elemen-elemen penting lainnya. Alias, outline membantu kamu tetap berada dalam ide dan alur cerita yang mau kamu tulis, gak melenceng kemana-mana gitu loh maksudnya.
Nulis outline penting gak sih? Aku bilang, penting. Tapi kamu gak diwajibkan banget, kok, buat nulis outline.
Karena, ada juga penulis yang gak suka nulis outline buat ceritanya. Alasannya variatif, mereka merasa menulis outline bisa menghilangkan misteri dan kebahagiaan dari menulis cerita itu sendiri.
Nah, dalam dunia literasi, tipe penulis yang gak suka pakai outline namanya pantser. Sedangkan penulis yang pakai outline sebut saja plotter.
Kamu yang mana? Pantser atau Plotter?
Tetapi, sebagai penulis pemula disarankan banget buat nulis outline. Karena oh karena, si outline ini (paling enggak) bisa memastikan tulisanmu selesai, dear. Sebab storyline outline itu kayak peta jalan buat si penulis.
Dan pada akhirnya, aku bilang, semuanya kembali kepada kamu. Mau jadi pantser atau plotter, bebas, sesuaikan aja sama gaya menulismu.
Kamu bisa kok, mengikuti jejak pantser terkenal kayak Stephen King, George RR Martin, dan James Joyce. Dan, kamu juga bisa mengikuti penulis plotter seperti JK Rowling dan Ernest Hemingway.
MANFAAT BIKIN OUTLINE ~
• Membantumu melihat gambaran besar ceritamu.
• Bikin cerita tetap di jalur yang benar dan terarah.
• Kamu jadi tahu runutan adegan dalam ceritamu.
• Pengembangan karakter nggak bakal terbengkalai.
• Ada panduan jelas untuk membantumu mengatasi writer’s block.
• Bikin cerita jelas di semua bagian jadi kamu nggak akan berhenti di tengah.
DRAWBACKS DARI OUTLINE ~
• Kadang bikin penulis terjebak di narasi yang kaku.
• Bisa bikin ceritamu terkesan nggak mengalir.
• Terkadang bikin tokoh terkesan nggak natural dalam tindakannya karena dipaksa mengikuti alur cerita.
// Tentu aja, nggak semua drawback ini terjadi setiap saat, ya. Pada dasarnya, ada lebih banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari membuat outline.
Namun, ingat! Kamu bisa saja jadi bikin outline atau tidak sama sekali dan tetap menghasilkan karya yang mumpuni.
Pilihannya kembali lagi padamu, tergantung dari "siapa dirimu" dan "langkah apa" yang tepat buatmu.
***
4 Ways to Making an Outline
Ada 4 metode yang bisa kamu pakai untuk membuat outline, lho. Tapi aku gak akan jelasin semuanya secara rinci. Nanti materi kita kebanyakan, hehe.
Cara yang pertama ada SINOPSIS > adalah sebuah tulisan pendek (biasanya 2-3 halaman) yang memuat rangkaian peristiwa dalam novelmu dari awal sampai akhir.
Nah, sinopsis ini bisa memberimu gambaran soal struktur cerita dalam novelmu tetapi masih memberikan ruang untuk berkreasi karena nggak semua detail adegannya ditulis gitu.
Yang harus ada dalam sinopsis adalah;
~ Bagian awal, tengah dan akhir cerita
~ Plot point penting
~ Climax
~ Plot twist
~ Resolusi
2. Metode In-depth outline
3. Metode Snowflake
4. Metode Bookend.
Nah, untuk sisanya ini teman-teman bisa searching sendiri, ya.