#KekasihkuBukanManusia
"Vrantikel! Kau akan lenyap hari ini!" Kuku berbentuk pedang panjang yang tajam menancap di jantung raja iblis. Dia ditusuk oleh perdana menterinya sendiri.
Darah merah kehitaman tersambur dari mulut raja iblis. Partikel roh raja iblis mulai hancur sedikit demi sedikit. "Suznious, aku tak akan melupakan pengkhianatanmu di hari ini." Raja iblis menghilang setelah menyampaikan kalimat terakhirnya untuk perdana menteri.
Semua tanah hancur berantakan, partikel-pertikel roh pasukan raja iblis berterbangan di mana-mana. Dunia iblis sudah mendapatkan pemimpin baru, yaitu perdana menteri yang naik takhta. Memang sudah dari lama, perdana menteri yang keji itu ingin menjatuhkan raja iblis yang masih muda.
***
"Hei, kenapa kau tidur di sini?" Wanita cantik dengan geraian rambut panjang kehitamannya itu tersenyum tipis pada pria muda yang tertidur di teras toko pakaian dengan noda merah di kaos putih kumuh yang dikenakannya.
"Ah." Pria muda itu mengucek matanya, menatap sekeliling, memerhatikan tubuh dan pakaiannya. Keheranan.
"Hei, kau tidak apa-apa? Kenapa kau tidur di sini?" tanya wanita tadi kembali.
Pria itu mengernyitkan keningnya, menatap pakaian wanita itu dengan ekspresi heran. Seolah sedang berpikir 'apa yang dikenakan wanita ini?'
"HEI! KAU TIDAK MENDENGARKU!?" seru wanita tadi, akhirnya dia marah karena diacuhkan dua kali.
Pria itu mengernyitkan keningnya, langsung berdiri. "Kau berani membentakku!? Kau tidak tau siapa aku!?" seru si pria malah kesal.
Kening si wanita berkernyit. "Kau hanya seorang pemuda yang tidur di depan pintu tokoku! Apa ada yang lain!?" jawab si wanita lebih kesal. Wanita itu memperhatikan setiap senti tubuh laki-laki yang ada di depannya.
"Hei, beraninya kau melihatku seperti itu!?" seru si pria sambil menutupi bagian dadanya. Basah. Ada darah.
"Kau berdarah?" Si wanita langsung menarik tangan kanan si pria yang sedang menutupi dadanya. "Ayo masuk dulu, aku akan mengobatimu! Melihat kau masih bisa berdiri dan membentakku balik, itu artinya ini bukan luka serius, walau darahmu sepertinya habis satu liter, apa kau manusia?" dengus si wanita.
Si pria tersontak kaget mendengar kalimat terakhir dari wanita yang ada di hadapannya.
Wanita itu mulai membalut luka pria yang baru saja dia temui di depan toko pakaiannya. Membalut dengan hati-hati.
"Lukamu cukup besar, apa kau benar tidak apa-apa?" tanya wanita itu.
Si pria menggeleng. "Aku baik-baik saja."
"Hei, berterima kasihlah padaku! Jangan memasang ekspresi sombong begitu!" kesal si wanita.
Si pria mendengus. Tidak lagi menanggapi.
Wanita itu semakin kesal, hampir saja dia menusukkan gunting dari P3K kembali ke jantung pria itu, untung saja dia segera mengendalikan dirinya. Yah, wanita itu punya 2 kepribadian yang dia sendiri pun tidak tau kenapa bisa begitu.
Ada kalanya dia menjadi wanita yang baik, untuk tiba-tiba berubah jadi ganas dan tak pandang bulu.
Si pria menyadari apa yang baru saja hendak dilakukan wanita tadi. Dia hanya diam tidak menanggapi.
"Siapa namamu?" tanya si wanita.
"Vrantikel."
Mata wanita itu melotot sempurna.
Kening si Vrantikel, si raja iblis yang terdampar ke dunia manusia ini langsung berkernyit. "Kenapa kau menatapku begitu? Apa kau baru tau siapa aku!?" kesal si Vrantikel.
"Ah tidak, aku hanya tidak menyangka kau mau menjawab pertanyaanku ini. Lalu, kenapa kau tidur di teras tokoku tadi?" tanya wanita itu kembali.
"Mana kutahu!"
Wanita itu kembali kesal, membuka kotak P3K yang sudah ditutupnya tadi. Vrantikel kembali menyadari apa yang hendak dilakukan oleh wanita itu.
"Percuma. Aku tidak akan mati walau berjuta kali kau menusukkan benda tajam tadi." Vrantikel mendengus, menyia-nyiakan apa yang hendak dilakukan si wanita.
"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya si wanita.
Vrantikel tidak menjawab, langsung mendekatkan wajahnya ke wajah si wanita. "Kau punya banyak aura negatif, aku akan berada di sampingmu selalu agar kekuatanku bisa pulih. Dirimu saja cukup, aku membutuhkanmu dan aku akan memilikimu."
Wajah si wanita langsung memerah, malu. Bagaimana mungkin tidak!? Dari jauh saja ketampanan Vrantikel sudah memikat, apalagi dari dekat. Jantung si wanita langsung berdetak cepat, tidak teratur.
'Oh jantung, kendalikan dirimu!' bathin si wanita.
"Ya sudah, kau tadi mau pulang bukan, wanita? Kalau begitu ayo bareng!" seru Vrantikel sambil melangkah ke pakaian-pakaian yang di jual si wanita. Vrantikel langsung mengambil satu kemeja dan jas beserta celana panjang untuk dirinya. "Sepertinya ini pas untukku."
"Hei! Jangan panggil aku wanita! Namaku Vanessa! Dan satu lagi, kenapa kau mengambil pakaian yang aku jual seenaknya tanpa membayar!?" seru wanita bernama Vanessa itu kesal.
"Nanti juga aku bayar."
"Kapan!?"
"Ya nanti."
"Kalau begitu kau jadi model saja di tokoku!" seru Vanessa. Vanessa sudah memperhatikan body dan wajah Vrantikel sejak awal bertemu tadi, Vanessa tertarik, dengan adanya Vrantikel sebagai model di toko pakaiannya, kesuksesan tokonya sudah di depan mata. Yah, tak masalah walau Vrantikel harus tinggal di rumahnya dan selalu berada disampingnya.
Vanessa sama sekali tidak berpikir bahwa Vrantikel berbahaya. Vanessa tidak peduli semua perkataan Vrantikel tadi, kecuali tentang Vrantikel yang akan selalu berada di sampingnya.
Vrantikel sudah keluar dari kamar ganti, jantung Vanessa langsung tak karuan lagi, wajah Vanessa memerah.
"Kau kenapa? Demam, wanita?"
"Hei, namaku Vanessa! Panggil aku Vanessa!" seru Vanessa kesal karena dipanggil dengan sebutan wanita dari tadi. Dia memang wanita, tapi dia tidak suka dipanggil begitu padahal dia punya nama.
Vrantikel mendengus sebal.
Sampai di rumah Vanessa, Vrantikel langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang Vanessa.
"Hei! Kenapa kau tidur di kasurku!?" bentak Vanessa.
"Karena aku harus selalu berada di sampingmu. Apa ada masalah?" tanya Vrantikel menyelidik. Menyuruh Vanessa segera istirahat di sampingnya.
Vanessa mengambil bantal guling, menumbuknya ke wajah Vrantikel. "Hei kau! Pergi sekarang juga dari rumah ini sebelum aku membunuhmu! Cepat!"
Vrantikel merasakan banyak energi masuk ke dalam tubuhnya. Vrantikel mendekatkan wajahnya ke wajah Vanessa. "Kau yang seperti itu membuat energiku bertambah banyak. Tetaplah seperti ini."
Vanessa langsung melayangkan tamparan ke wajah Vrantikel. "Tak ada gunanya kau menggodaku, pergi dari rumahku sekarang juga!" bentak Vanessa lagi.
Vrantikel tidak mau, dia langsung mendorong tubuh Vanessa ke ranjang, menimpuk selimut ke tubuh Vanessa. "Kau istirahat saja dulu wanita-- Vanessa. Aku tak akan mengganggumu." Vrantikel tersenyum tipis, melangkah keluar dari kamar Vanessa.
Kepribadian Vanessa langsung berubah lagi setelah Vrantikel menyebut namanya. Jantung Vanessa berdetak cepat, Vanessa menyadari dia jatuh cinta pada Vrantikel sejak pertemuan mereka di toko tadi.
Vanessa mengikuti Vrantikel keluar dari kamar, menatap heran Vrantikel yang sedang melihat foto keluarnya.
"Hei, bukankah gadis kecil ini mirip denganmu?"
"Ya. Dia adik perempuanku, saudari kembarku, Viona."
Vrantikel mendekatkan wajahnya ke Vanessa, "Kau begitu dugaanku benar. Jiwa negatif itu berasal dari jiwa saudari kembarmu yang hidup di dalam tubuhmu."
"Siapa kau!?" seru Vanessa setelah mendengar kalimat yang disampaikan oleh Vrantikel tadi.
"Kau jadilah kekasihku, aku akan membebaskan jiwa saudarimu dan mengantarnya ke surga."
"Tidak! Kau siapa!?"
"Hahaha, aku hanyalah seorang raja iblis yang malang karena dikhianati oleh bawahanku sendiri.
Vanessa terdiam, menelan ludah. Vanessa menyadari Vrantikel tidak berbohong sama sekali.
"Kenapa kau mau membantuku untuk membebaskan jiwa adikku?"
"Aku tidak membantumu. Aku hanya perlu jiwa kotor adikmu yang mati karena dibunuh itu. Karena energi tidak banyak, jadi aku harus selalu berada di samping inangnya, yaitu kau, Vanessa."
"Bukankah itu sama saja kau melenyapkan jiwa adikku!?" seru Vanessa kesal.
"Tidak. Jiwa bersihnya akan tetap tersisa, karena jiwa itu bersih dia bisa ke surga. Karena setiap manusia, walau hanya kecil, pasti memiliki jiwa yang bersih."
"La... lalu kenapa harus jadi kekasihku? Kau bisa menjadi adikku saja--"
"Tidak bisa. Aku ingin membawamu ke kerajaan iblis nanti setelah kekuatanku pulih, karena kau akan menjadi senjata untuk aku balas dendam, Vanessa. Kau satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki jiwa suci, kau bisa menghancurkan seluruh dunia iblis dengan jiwamu."
"Bukankah itu kau juga akan--"
"Tidak. Aku tidak akan mati, aku abadi. Karena aku adalah raja iblis, keturunan langsung dari raja iblis sebelumnya. Aku butuh tubuh dan jiwamu. Balasan yang setimpal bukan?" Vrantikel tersenyum tipis pada Vanessa.
"Setimpal apanya--"
'Itu setimpal Vanessa. Kejahatan yang selama ini aku buat di dunia, tidak akan bisa membawaku ke surga, bahkan neraka saja tidak menerimaku, karena itulah jiwaku berdiam di dirimu selama ini. Jika kau mati, maka aku akan memasuki orang lain, aku tidak sanggup hidup sampai dunia ini kiamat Vanessa. Jadi, tolong...'
Vanessa menghela nafas setelah mendengar perkataan yang mendengung di kepalanya tadi. Perkataan dari Viona, adik perempuannya yang tak bisa ditolak Vanessa.
"Baiklah, aku mau jadi kekasihmu. Tapi aku punya syarat, kau harus jadi model di tokoku dulu! Baru itu setimpal! Karena bagaimana pun kau tetap akan mengambil jiwa kotor adikku bukan?"
Vrantikel tersenyum tipis. "Baik."
#KekasihkuBukanManusia